Analisis GEMPA CIANJUR, Pergerakan Sesar Cimandiri Pengaruhi Patahan Lembang dan Lainnya? Ini Kata Pakar ITB

- 24 November 2022, 06:52 WIB
Inilah analisis gempa Cianjur dari pakar ITB, apakah pergerakan sesar Cimandiri  akan mempengaruhi patahan Lembang dan yang lainnya yang ada di Jawa Barat?
Inilah analisis gempa Cianjur dari pakar ITB, apakah pergerakan sesar Cimandiri akan mempengaruhi patahan Lembang dan yang lainnya yang ada di Jawa Barat? /Komunikasi Kebencanaan BNPB / M. Arfari Dwiatmodjo/

DESKJABAR – Gempa Cianjur yang terjadi pada Senin, 21 November 2022, akibat pergerakan Sesar Cimandiri telah memporakporandakan wilayah tersebut.

Timbul kekhawatiran masyarakat, apakah gempa Cianjur akibat pergerakan sesar Cimandiri tersebut akan mempengaruhi patahan Lembang dan lainnya yang ada di Jawa Barat?

Pasalnya, selain sesar Cimandiri, di Jawa Barat ada 5 patahan lagi yang berpotensi menyebabkan gempa atau guncangan di Jawa Barat dan menimbulkan bencana.

Kelima patahan lainnya yang berpotensi memicu gempa seperti di Cianjur yakni sesar Lembang, Baribis, Garsela, Cipamingkis, dan Citarik.

Baca Juga: KEMENANGAN Jepang Atas Jerman di Piala Dunia 2022 Qatar, Tak Lagi Ada Ejekan Buat Komik Jepang

Pakar Kegempaan Institut Teknologi Bandung (ITB), Irwan Meilano memberikan analisis mengenai risiko pasca gempa Cianjur kepada DeskJabar melalui wawancara khusus.

“Gempa yang di Cianjur kemarin, mungkin akan mempengaruhi sistem. Tetapi yang jadi concern saya bahwa di Pulau Jawa memang ada beberapa sumber gempa. Dan ilustrasi untuk menggambarkan kompleksitasnya bahwa di sesar Cimandiri saja ada beberapa segmen karena bidang sesar Cimandiri yang cukup panjang,” ujar Irwan kepada DeskJabar, Rabu 23 November 2022.

Dekan Fakultas Ilmu dan Teknologi Kebumian ITB itu juga menyatakan bahwa sesar dan patahan lain seperti Lembang dan Baribis juga menjadi perhatian mereka saat ini.

“Karena hanya dengan gempa magnitudo yang tidak terlalu besar yakni 5,6 saja (di Cianjur)-red.), itu bisa memberikan dampak signifikan terhadap kerusakan infrastruktur. Itu kemudian yang jadi perhatian dari kita,” kata Irwan lagi.

Jadi, apakah pergerakan sesar Cimandiri ini akan mempengaruhi sesar Lembang dan yang lainnya secara langsung dan menyebabkan gempa juga?

Menurut Irwan, hal itu tidak bisa dipastikan karena ilmu sains modern hingga hari ini tidak bisa memprediksi secara pasti kapan akan terjadi gempa dan dimana pusat serta wilayah yang terdampak.

“Meski secara akademis tuh, untuk gempa akan mempengaruhi sistem sesar yang lain sih,” tutur Irwan.

Baca Juga: 10 Bakso di Tasikmalaya yang Terkenal dan Viral, Lengkap dengan Alamat dan Jam Buka

Terkait dengan banyaknya korban dan kondisi pasca gempa Cianjur yang mengalami kerusakan parah setelah guncangan magnitudo 5,6, Irwan mengatakan semua pihak terkait harus mulai menerapkan dengan sangat serius konsep zonasi daerah rawan gempa.

Sementara itu, menurut Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Suharyanto, per hari Rabu, 23 November 2022 jumlah korban meninggal mencapai 271 orang.

“Per hari ini (kemarin-red.), 271 jenazah sudah teridentifikasi. Pencarian dan evakuasi gabungan dari tim SAR, BNPB, BPBD, TNI/POLRI dan relawan lebih dari 1.000 personil. Hasilnya menemukan empat orang, tiga meninggal dunia di Cugenang dan satu selamat,” ujarnya sebagaimana dikutip dari bnpb.go.id.

Suharyanto mengatakan, hingga saat ini masih ada korban hilang yang masih terus dalam proses pencarian.

“Data ini dari Puskesmas dan Rumah Sakit Cianjur, akan ditelusuri apakah termasuk yang sudah dimakamkan oleh keluarganya,” ucapnya menambahkan.

Meski terkendala hujan, Suharyanto menyatakan bahwa tim gabungan terus melakukan pencarian korban hilang.

Pendataan sementara, korban luka dari gempa Cianjur tercatat 2.043 orang dan yang mengungsi sebanyak 61.908 orang.

Baca Juga: YUK, Skrining Kesehatan BPJS Via Aplikasi Mobile JKN di HP Kamu, dan Ikuti Langkah Selanjutnya, Mudah Banget

Untuk kerugian materil sebanyak 56.320 unit rumah alami kerusakan dengan rincian rusak berat 22.241 unit, rusak sedang 11. 641 unit, dan rusak ringan 22.090 unit.

Fasilitas umum lainnya juga ikut terdampak, antara lain 31 unit sekolah, 124 tempat ibadah, 3 fasilitas kesehatan dan 13 gedung perkantoran.

“Rumah ini didata mulai RT, RW, kepada desa, Babinsa, Babinkamtibmas, sampai kepala OPD. Kepala OPD telah diperintahkan oleh Bupati untuk ikut melakukan pendataan, di samping itu adanya bantuan dari perguruan tinggi, tim PUPR juga telah turun melakukan pendataan,” kata Suharyanto lagi.

Banyaknya korban dan kerusakan tersebut, membuat Pakar Kegempaan ITB, Irwan Meilano menyatakan sudah waktunya meningkatkan literasi dan memberi info gempa secara lebih komprehensif kepada masyarakat.

“Bahwa tempat yang mereka tinggali merupakan daerah yang berpotensi untuk menghasilkan gempa bumi. Itu menurut saya perlu mendesak diberikan kepada masyarakat dan juga pengambil kebijakan daerah,” tuturnya lagi.***

 

Editor: Feby Syarifah

Sumber: Wawancara Eksklusif


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah