Aria Wangsa Goparana adalah keturunan Kerajaan Talaga, yang terpaksa meninggalkan Talaga karena masuk Islam. Para Sunan Talaga waktu itu masih kuat memeluk Hindu.
Baca Juga: Korban Meninggal Dunia Gempa Cianjur Naik Jadi 271 Orang, Data Terbaru Rabu, 23 November 2022
Aria Wangsa Goparana mendirikan Nagari Sagara Herang dan menyebarkan Agama Islam ke daerah sekitarnya. Lalu bersama dengan Pangeran Girilaya, dia mendirikan pesantren.
Kota Cianjur menjadi Kota Keresidenan Priangan pada masa Raden Kusumah Diningrat dengan wilayah meliputi Pelabuhan Ratu sebelah barat, Sungai Citanduy dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban Perahu sebelah timur, dan Samudera Indonesia sebelah selatan.
Kemudian pada masa Bupati RAA Prawiradiredja, wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi Cikole sebelah barat, Sukabumi sekarang, Bandung dan Tasikmalaya dengan Ibukota Keresidenan dipindahkan ke Bandung.
Filosofi Cianjur
Cianjur memiliki 3 filosofi yaitu; Ngaos, Mamaos dan Maenpo. Filosofi Ngaos adalah tradisi mengaji (Al-Quran) yang dulu kental mewarnai suasana dan nuansa masyarakat Cianjur.
Citra sebagai daerah agamis ini sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 di mana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri.
ltulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan Kota Santri.