PRAY FOR CIANJUR, Kisah Pilu Warga Cianjur, Gelap Gulita, Tidur Bersama Jenazah Pasca Gempa 5,6 Magnitudo

- 23 November 2022, 09:15 WIB
Salah satu potret kerusakan akibat gempa kekuatan 5,6 Magnitudo, kehancuran desa Cikancana Gekbrong Kabupaten Cianjur
Salah satu potret kerusakan akibat gempa kekuatan 5,6 Magnitudo, kehancuran desa Cikancana Gekbrong Kabupaten Cianjur /Instagram@bogor_update/

 

DESKJABAR – Gempa dengan kekuatan 5,6 Magnitudo yang memporakporandakan hampir seluruh wilayah Cianjur, termasuk Desa Cikancana Kecamatan Gekbrong Kabupaten Cianjur.

Wilayah ini dihuni oleh sekitar 320 kepala keluarga, pasca gempa keadaan menjadi gelap gulita, sejauh mata memandang hanya puing-puing bangunan yang roboh, yang nyaris rata dengan tanah.

Warga dengan peralatan seadanya mendirikan tenda yang terbuat dari terpal dan kain seadanya.

Di dalam tenda para pengungsi berhimpitan, mengisi keheningan malam dengan untaian shalawat, berharap perlindungan dari Allah SWT.

Baca Juga: Mencekam, Deretan Mayat Berkafan di Ruang Jenazah RS Cianjur, Keluarga Menangis Histeris Berjatuhan Pingsan

Beberapa pengungsi terpaksa tidur di samping jenazah-jenazah yang belum sempat dikebumikan.

Ketua RW-01 Desa Cikancana, Hendi Suhendi mengatakan kepada wartawan, Selasa, 22 November 2022 malam, korban tewas setelah terhimpit puing reruntuhan bangunan.

Minimnya alat berat dan tenaga membuat proses evakuasi mengalami kendala, jenazah korban baru bisa dievakuasi pada malam hari.

“Belum lagi keterbatasan orang untuk proses pemakaman,” ujar Hendi.

Lebih jauh Hendi menuturkan, ada empat RT di wilayahnya. Seluruhnya terdampak gempa, ada enam warga meninggal dunia, yakni anak-anak berusia 2-9 tahun, mereka tertimpa reruntuhan bangunan saat sedang mengaji.

Baca Juga: Pray fo Cianjur, Doa Ustadz Adi Hidayat untuk Warga Terdampak Gempa, Insya Allah Syahid di Mata Allah SWT

Saat ini menurut hendi, yang dibutuhkan warganya tenda-tenda yang layak untuk sementara ditinggali, juga bahan makanan sehari hari.

“Kami sangat membutuhkan tenda dan peralatan tidur. Warga butuh pengungsian yang aman dan layak. Dan terhindar dari hujan,” tegasnya.

Penuturan ketua RW-01 Hendi, dipertegas oleh Pimpinan Pondok pesantren Majlis Ta’lim Ibnu Izzudin Al Yasin, Desa Cikancana, Ahmad Kikin Bulkini.

Dengan suara lirih dia mengatakan “Astagfirullah Ya Allah Hampura teu bisa nulungan (maaf gak bisa nolongin), ucapnya.

Kikin hanya bisa menangis dan menyesal tak bisa menolong para santrinya yang tertimbun reruntuhan bangunan ponpes.

Baca Juga: GEMPA CIANJUR: Inilah Cara Menyelamatkan Diri dari Gempa Menurut BPBD, Salah Satunya Jangan Panik

Menurut Kikin, empat santri yang meninggal dunia tertimpa reruntuhan bangunan pospes dan saat itu sedang mengaji masing-masing bernama

1. Kiandra Alfatih (6)

2. Muhammad Surya (9)

3. Hafizah Naura Adinda (8)

4. Zakiyah Talita Rahma (8)

Selanjutnya, Kikin menjelaskan, siang itu ada sekitar 40 orang santri sedang belajar mengaji di dalam majlis.

Dua belas orang anak mengaji di bagian ruang dalam, 28 orang lainnya belajar mengaji di bagian ruangan luar.

Baca Juga: Korban Gempa Cianjur 268 Meninggal Sebagian Belum Teridentifikasi, Jenazah Anak-anak di Tenda Belum Dimakamkan

“Waktu gempa terjadi, kami mau membaca Asmaul Husna, untuk memulai proses belajar, tiba-tiba guncangan dahsyat terjadi, sontak saya menyuruh anak-anak untuk segera keluar ruangan,” tuturnya.

Kepanikan pun terjadi, belum sempat menyelamatkan semua anak muridnya, Kikin terpental beberapa meter dan jatuh di depan majlis, dan tak sadarkan diri.

Selang beberapa saat bangunan pondok pesantren ambruk menimpa puluhan anak asuhannya yang terperankap di dalam ponpes.

“Saat sadar, saya langsung bangun dan mencoba masuk ke dalam ponpes, tapi ternyata sangat sulit, tubuh saya tidak kuat, akhirnya saya dibopong keluar, sedangkan evakuasi dilanjutkan oleh warga lain,” jelasnya.

Akibat peristiwa ini, puluhan anak asuhnya mengalami luka-luka, beberapa di antaranya mengalami patah tulang kaki, dan langsung dilarikan ke Rumah Sakit untuk mendapat pertolongan medis.

Diberitakan sebelumnya, data yang dirilis BNPB korban meninggal dunia sebanyak 268, dan telah berhasil diidentifikasi sebanyak 122 jenazah.

Sebanyak 1.080 orang luka berat dan ringan, 58.362 orang mengungsi di tempat pengungsian yang telah dipersiapkan. Dan 2.345 unit rumah dan bangunan hancur.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: BNPB Berbagai sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah