Pak Amir sendiri merupakan ketua keamanan di komplek perumahan tersebut yang diberitahukan informasi dari ibu-ibu yang melihat seseorang meminta tolong dari dalam rumah pasangan J dan L.
“Pak Amir telepon saya, saya adalah ketua keamanan di RW, lantas saya cek disitu betul dia nangis sambil berdiri, saya Tanya kenapa ini? Ya kan..dipukulin (katanya). Matanya memar ya, memar ini semua bahkan matanya tu agak merah kaya berdarah begitu, di sini banyak darah luka, saya amankan karena minta tolong” kata warga yang merupakan ketua keamanan RW melanjutkan.
Lalu warga tersebut kembali melanjutkan penjelasannya, “Saya amankan karena minta tolong. Saya mau Tanya sekarang ini digembok di luar, anggap saja ini kebakaran, kita bongkar ga? Ya iyalah kita bongkar, betul ga? Begitu pun dia, terancam, minta tolong ke warga.”
Pembahasan tersebut pun tidak menemui titik temu yang membuat Polis akhirnya meminta pasangan suami istri tersebut untuk bisa datang ke kantor agar dapat memberikan penjelasan kembali walaupun pasangan tersebut tetap bersikukuh menanyakan perihal pembongkaran rumahnya secara paksa.***