Namun yang mengejutkan Anjas, dalam perbincangan dengan pakar forensik dari Mabes Polri dr Sumy Hastry, dia menyebut justru kondisi yang paling parah dialami almarhumah ibu Tuti.
Dr Hastry menilai dari hasil otopsi yang dilakukan terhadap kedua jasad Tuti dan Amel, luka-luka yang dialami almarhumah Tuti lebih parah.
Dr Hastry menduga pelaku yang menghabisi ibu Tuti mempunyai kekesalan mendalam terhadap almarhumah.
Kalaupun luka-luka yang dialami almarhumah Amel lebih banyak karena saat terjadi eksekusi Amel memberikan perlawanan.
Menurut Anjas, kalau motifnya ada rasa kesal mendalam pelaku kepada almarhumah Tuti di kasus Subang, bebarti pelaku kenal dengan korban.
Hal ini sinergi dengan keterangan Kapolres Subang di awal kasus, yakni tidak ditemuka adanya kerusakan di pintu dan jendela di TKP kasus Subang di Ciseuti.
Apalagi ada saksi yang menyaksikan bahwa pada malam hari tanggal 17 Agustus 2021 sebelum terjadi pembunuhan di kasus Subang, melihat ada 5 orang di halaman rumah di TKP yakni 3 wanita dan 2 laki-kali, dimana 2 wanita diantaranya adalah almarhumah Tuti dan Amel.
Pelaku 6 orang
Banyak pakar kriminolog yang menilai janggal di kasus Subang, karena para pelaku menghabiskan waktu 7 sampai 8 jam di TKP.