Kasus Subang Belum Terkuak, Pelaku Begitu Profesional? Terduga Lebih Dari 1, Muda Usia, dan Masih Berkeliaran

- 7 Mei 2022, 00:17 WIB
Terduga pembunuh ibu dan anak di Subang diduga lebih dari 1, muda usia, dan masih berkeliaran.
Terduga pembunuh ibu dan anak di Subang diduga lebih dari 1, muda usia, dan masih berkeliaran. /Kolase foto DeskJabar/Kodar Solihat, YouTube Denny Darko, YouTube Anjas di Thailand/

DESKJABAR - Hampir 9 bulan penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, tim penyidik Polda Jabar belum juga berhasil mengungkap terduga pembunuh atau eksekutor, otak atau dalang, hingga orang yang mengetahuinya.

Wajar jika banyak yang berharap, penyidik dapat selekasnya mengumumkan tersangka pembunuh, otak atau dalang, juga mereka yang berperan membantu.

Pakar forensik Polri Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti pernah menyampaikan bahwa tim penyidik Inafis Polri dengan kegigihannya berhasil mengumpulkan sidik jari dari TKP dan menemukan puluhan DNA di sekitar lokasi.

Baca Juga: INFO PANAS Kasus Subang, Danu Sempat Salaman dengan Yoris, Heri Susanto Tidak Percaya Danu?

Namun, mengapa hingga sekarang penyidik belum juga menetapkan terduga atau tersangka dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel?

Dalam dialog dengan YouTuber Denny Darko di kanal YouTube Denny Darko bertajuk 'Akhirnya Bertatap Muka Langsung Dengan dr. Hastry Forensik Bahas Kasus Subang', Sabtu 20 November 2021, terlontar pertanyaan seolah-olah polisi kalah dari pembunuh.

Menanggapi hal itu, Sumy Hastry menegaskan bahwa polisi tidak kalah dari pembunuh, tetapi sangat berhati hati.

Menurut dia, penyidik tidak membutuhkan pengakuan, tetapi cukup mengumpulkan minimal dua alat bukti untuk menetapkan tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

Sumy Hastry berkeyakinan tidak ada kejahatan yang sempurna -termasuk kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang- karena tes DNA tidak mungkin bisa dibohongi.

"Saya kan mengumpulkan ilmiahnya aja. Buktinya akan muncul dari forensik, jejak di tempat kejadian perkara (TKP) tidak akan bohong dan ini tidak bisa dipalsukan," kata dr Sumy Hastry.

Ia pun menganalogikan soal seseorang yang kecipratan air minum bekas seseorang lalu diminum lagi oleh seseorang. Jejak itu bisa terdeteksi secara tes DNA bahwa ada dua orang yang minum di gelas tersebut.

"Tidak mungkin bisa dibohongi karena ini sudah dibuktikan secara ilmiah, jadi kesimpulannya tidak akan ada kejahatan yang sempurna," ujar Sumy Hastry.

Baca Juga: KASUS SUBANG 100 Persen Bakal Terungkap, Ahli Forensik Tanggapi Isu Banpol Hingga Pembunuh Psikopat

Sumy Hastry menyebutkan bahwa terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang luar biasa rapi termasuk dalam perencanaannya.

Saat Denny Darko bertanya apakah pelaku kasus Subang satu orang atau lebih, dr Sumy Hastry menjawab bahwa terduga pelaku lebih dari satu orang dan masih berkeliaran.

Berdasarkan sketsa yang dirilis Polda Jabar akhir 2021, salah seorang terduga pembunuh adalah laki-laki muda berusia sekitar 30 tahun.

Laki-laki itu juga dideskripsikan memiliki warna kulit bersih putih, bentuk muka oval dan mempunyai dagu lancip.

Ciri lainnya warna rambut hitam, hidung lurus tapi tidak mancung, serta bentuk badan sedang.

Ada 4 alasan

Selanjutnya, dalam segmen analisa di kanal Youtube Anjas di Thailand, Jumat, 3 Desember 2021, Anjas pernah mempertanyakan mengapa kepolisian seperti kesulitan untuk mengungkap tersangka kasus pembunuhan Subang tersebut.

"Apakah pelaku sebegitu profesional atau penyidiknya kurang begitu lihai? Untuk menjawab ini, aku tidak bisa. Faktanya tersangka kasus pembunuhan Subang belum juga diumumkan oleh kepolisian," ucap Anjas.

Baca Juga: Kasus Subang Terupdate, Kombes Pol Ibrahim Tompo Tanggapi Soal Banpol, Danu Gemetaran dan Panas Dingin

Anjas menduga, ada 4 alasan mengapa pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini berlarut-larut.

Pertama, ada pemeriksaan saksi sampai belasan kali. Dalam pemeriksan berkali-kali itu bisa saja ada saksi yang saling tuduh dan memberikan keterangan yang berubah-ubah.

"Misalnya begini, ada saksi A yang melapor dan ditulis dalam BAP pertama menuduh ada A, B, C, yang datang malam itu. Tapi kemudian BAP tersebut dianulir dengan mengatakan, oh saya salah ngomong. Sebetulnya, kesalahan ngomong ini saja sudah memberikan kecurigaan luar biasa," tuturnya.

Adanya keterangan saksi yang berubah-ubah itulah, kata Anjas melanjutkan, yang membuat pemeriksaan kasus pembunuhan Subang menjadi lama.

Penyidik yang tidak percaya 100 persen harus melakukan cross check dengan berbagai alat bukti. Semakin banyak keterangan yang berubah, semakin banyak juga hal yang harus di-cross check.

"Itu baru dari satu saksi dan satu hal saja. Ini salah satu alasan juga mengapa akhirnya kasus diambil alih Polda Jabar, dengan SDM yang jauh lebih banyak," kata Anjas.

Kedua, ada keterangan saksi yang tidak masuk akal atau ada dugaan kebohongan. Ada beberapa saksi yang saat berbicara di media massa kemudian diralat.

"Di media massa saja diralat, apa kabar dengan di BAP. Pasti tim penyidik pusing tiba-tiba BAP berubah, dan makan waktu panjang untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang framing," ucap Anjas.

Baca Juga: INFO TERKINI Kasus Pembunuhan Subang, Achmad Taufan Tegaskan Danu Bukan Berbohong, Tetapi... 

Ketiga, tidak menutup kemungkinan tersangka -dalam hal ini dalangnya- cukup punya pengetahuan cara menghilangkan jejak di jasad, jejak digital, dan CCTV.

"Dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana," ujar Anjas.

Keempat, ada dugaan juga, mengapa tim penyidik kesulitan melakukan cross check jejak HP atau digital seperti BTS, karena kemungkinan dalangnya hadir saat eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, tetapi tidak membawa HP.

Sebab, kalau membawa HP, menurut Anjas, posisi dan titik-titik koordinat dia bisa diketahui dengan melacak HP-nya menggunakan BTS.

Meskipun penyidikan kasus Subang telah berlangsung hampir 9 bulan, masyarakat tetap  menaruh harapan besar tim penyidik akhirnya dapat menguak kasusnya dan mengumumkan para tersangka pelakunya.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Denny Darko YouTube Anjas di Thailand


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah