DESKJABAR - Usai melakukan autopsi korban kasus Subang, ahli forensik dr Sumy Hastry menyebutkan jika pelaku begitu sadis dan memang menginginkan jika korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel harus mati.
Hal itu disampaikan Sumy Hastry setelah melihat luka yang ada di tubuh Tuti dan Amel setelah mendapat perlakuan kejam dari pelaku kasus pembunuhan Subang.
Sumy Hastry turut terlibat dalam kasus Subang pada saat melakukan autopsi kedua terhadap jenazah korban yaitu Tuti dan Amel.
Sumy yang juga seorang Polwan berpangkat Kombes Pol melakukan autopsi kedua terhadap Tuti dan Amel pada 2 Oktober 2021 atau berjarak 1 bulan 15 hari sejak kejadian pada tanggal 18 Agustus 2021.
"Oh luka ini sangat mematikan. Sekali tebas, sekali ayun. Berarti dia sadis," kata Sumy Hastry.
Sumy Hastry menjelaskan, jika ada luka di kepala atau wajah korban, berarti pelaku benci sekali terhadap korban.
"Tidak ada tedeng aling-aling atau keraguan. Sudah ter-mind set di kepala pelaku, ini korban harus mati. Itu dari luka-luka," tutur Sumy Hastry.
Dengan kondisi tersebut dibutuhkan pula psikiater forensik untuk memprofil pelaku dari luka-luka korban.
Pernyataan dr Sumy Hastry tersebut muncul dalam acara Forensic Talk ke-13 yang dipandu Prof Drs Adrianus Meliala, MSi, MSc, PhD, yang diunggah di akun resmi Pusat Forensik Terintegrasi UI, @pusatforensikui, pada Minggu, 7 November 2021.
Pada kesempatan tersebut, dr Sumy Hastry pernah mengemukakan kemungkinan pelaku kasus pembunuhan Subang adalah psikopat.
Berdasarkan penjelasan Kamus Besar Bahasa Indonesia, psikopat adalah orang yang karena kelainan jiwa menunjukkan perilaku yang menyimpang sehingga mengalami kesulitan dalam pergaulan.
Baca Juga: INFO PANAS Kasus Subang, Danu Sempat Salaman dengan Yoris, Heri Susanto Tidak Percaya Danu?
Pada kesempatan tanya jawab, seorang netizen bertanya kepada Sumy Hastry, apa mungkin pelaku pembunuhan kasus Subang adalah psikopat.
Menanggapi hal itu, dr Sumy Hastry mengatakan, mungkin.
Oleh karena itu, Sumy menyebutkam dalam menangani kasus Subang ini, perlu ada psikolog untuk mengetahui apakah memang saksi berbohong, mengarang, atau memang terlibat.
Meskipun penyidikan kasus Subang sudah berlangsung lama, namun dr Sumy Hastry tetap berkeyakinan, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang bakal terungkap.
"Karena saya terlibat di dalamnya, saya yakin 100 persen terungkap. Cuma butuh waktu," kata Sumy Hastry.***