"Ada dugaan si pelaku pada saat itu mengetahui CCTV aktif mana saja," tegasnya.
Anjas menduga ada 4 alasan mengapa sampai sekarang kepolisian seperti kesulitan untuk mengungkap tersangka kasus Subang tersebut.
Pertama, ada pemeriksan saksi sampai belasan kali kepada penyidik.
Dalam pemeriksan berkali-kali itu bisa saja ada saksi yang saling tuduh dan memberikan keterangan yang berubah-ubah.
Kedua, penyidik kepolisian menjadi tidak percaya 100 persen harus melakukan cross check dengan berbagai alat bukti.
Semakin banyak keterangan yang berubah, semakin banyak juga hal yang harus di-cross check oleh penyidik.
"Di media massa saja diralat, apa kabar dengan di BAP. Pasti tim penyidik pusing tiba-tiba BAP berubah, dan makan waktu panjang untuk mengetahui mana yang benar dan mana yang framing," kata Anjas.
Ketiga, Anjas mengatakan, dia bukan ahli forensik, namun punya perencanaan yang baik. Ini jelas-jelas pembunuhan berencana.
Ada kemungkinan pelaku eksekusi korban pada tanggal 18 Agustus 2021, tidak membawa HP.***