DESKJABAR - Sangat lambatnya pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang yang menewaskan Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu alias Amel (23) mengundang kekhawatiran para tokoh akademisi nasional.
Prof. Adrianus Meliala, dosen di Departemen Kriminologi Universitas Indonesia (UI) misalnya, ia mengkhawatirkan lambatnya pengungkapan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang karena adanya niat buruk menghilangkan barang bukti.
“Atau ada skenario, yang ujung-ujungnya orang yang tidak bersalah dipersalahkan dan orang yang salah justru bisa bebas”, ujar pakar kriminologi dan kepolisian.
Baca Juga: Kasus Tangmo Nida Terkini, Sand Ingin Kembali Hidup Normal: Banyak Pesan Menghina Setiap Hari
Kekhawatiran Prof. Adrianus Meliala itu dilontarkan sudah cukup lama memang, yakni pada acara live ‘Forensic Talk’ dengan tema ‘Kasus Subang’ yang diselenggarakan Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI) awal November 2021 lalu.
Namun apa yang dikatakan Adrianus Meliala masih relevan dengan kondisi sekarang, dimana kasus pembunuh ibu dan anak di Subang masih belum terungkap juga. Padahal sudah ratusan saksi dan barang bukti diperiksa penyidik Polda Jabar.
Memang ada jawaban tegas dari pakar forensik Polri dr. Sumy Hastry Purwanti yang hadir sebagai nara sumber pada acara tersebut.
Dokter Hastry berani menjamin para penyidik yang terlibat dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang punya keinginan kuat untuk mengungkap kasus dengan sebenar-benarnya.
“Tidak akan terjadi, mereka (penyidik) bekerja pakai hati. Benar-benar ingin mengungkap sampai tuntas. Saya yakin 100 persen (kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang) akan terungkap”, kata Hastry yang ikut terlibat pada otopsi kedua kasus Subang.
Baca Juga: Setelah THR, ASN/PNS Juga Akan Mendapat Gaji Ke-13, Catat Ini Waktu Pembayaran dan Besarannya