Menurut Idih, biasanya selepas salat Subuh, atau pagi-pagi, banyak anak-anak mengisi masa libur Ramadhan berjalan-jalan menyusuri rel kereta api, ada yang menuju ke Stasiun Wanaraja ada pula yang ke Stasiun Bayongbong.
Karena masih anak-anak usia belasan tahun, lapar dan haus selama berpuasa kurang terasa, dan terlupakan karena asyik dengan suasana bermain keseharian.
Kenangan lain diantaranya dilontarkan Agus Suhendar, warga Cikajang (52), yang mengingat kenangan tahun 1980-an, rangkaian kereta api jadwal terakhir dari Cibatu menuju Garut sering berjejal oleh penumpang kereta api.
Pada jam-jam terakhir banyak penumpang ingin tiba di Garut pukul 17.00 untuk memburu segera maghrib dan buka puasa. Saat Ramadhan, kereta api sering dijadikan sarana ngabuburit. ***