Walikota Bogor Bima Arya Siap Naik Kelas ke Jabar 1 atau DKI 1 dengan Memperhatikan Skenario dan Peta Politik

- 22 Februari 2022, 13:00 WIB
Walikota Bogor Bima Arya siap naik kelas menjadi Jabar 1 atau DKI 1
Walikota Bogor Bima Arya siap naik kelas menjadi Jabar 1 atau DKI 1 /tangkapan layar zoom meeting Forum Pimred PRMN/

DESKJABAR – Dengan pengalaman dua periode sebagai Walikota Bogor, Bima Arya siap naik kelas menjadi Jabar 1 atau DKI 1. Namun, walikota berusia 49 tahun itu tetap harus memperhatikan skenario partainya serta peta politik yang berkembang.

Meski demikian, Bima Arya menegaskan bahwa naik kelas akan terasa enak jika pekerjaan rumah atau PR yang masih ada di Kota Bogor bisa diselesaikan terlebih dahulu.

“Rasanya logis adalah menyelesaikan dulu PR-nya, jadi mau naik kelas pun enak. Dan insya Allah, ke mana naik kelasnya saya siap,” tutur Bima Arya.

Baca Juga: Omicron Menurun, Tapi WHO Beri Peringatan Baru, Maria Van Kherkhove: Ini yang Harus Diwaspadai

Hal itu dikemukakannya dalam acara zoom meeting Forum Pimred PRMN dengan topik “Klarifikasi Bersama Bima Arya” yang berlangsung 18 Februari 2022.

“Jadi saya kan sekarang jadi walikota, kalau gubernur atau yang lain berarti naik kelas. Itu artinya, tentu kalau saya masih sehat, diberikan usia panjang, dan ditakdirkan untuk terus berhidmat untuk Indonesia, tentu arahnya naik kelas,” ujar lekaki kelahiran 17 Desember 1972 tersebut.

Namun, Bima Arya mengingatkan kalau mau naik kelas maka PR-nya harus diselesaikan terlebih dahulu.

“Waktu kita sekolah di SD kan barang siapa yang jarang mengerjakan PR tidak akan naik kelas. Demikian pula sebaliknya,” papar Bima Arya.

Untuk itu, menurut Bima Arya, sebelum tahun 2024 kalau mau naik kelas jadi gubernur atau lainnya, maka PR yang ada harus segera dituntaskan.

Bima Arya memaparkan, saat ini masih ada PR yang masih harus dituntaskan di Kota Bogor seperti penataan angkot, penataan pasar, dan stunting.

Dengan bekal dua periode memimpin Kota Bogor sejak 2014, Bima Arya menyatakan kesiapan jika harus naik kelas. Namun, dia juga harus melihat skenario yang disiapkan partainya yakni Partai Amanat Nasional atau PAN.

Faktor lain yang juga harus jadi catatan yaitu peta politik. “Peta politiknya bagaimana? Siapa yang akan maju ke sana, Pak Anis dan Pak RK masih mau gak? Bagi politisi itupun harus kita hitung,” papar Bima Arya.

Ketika ditanya lebih condong kemana jadi Jabar 1 atau DKI 1?

Bima Arya mengemukakan, kalau dilihat dari asal, baik asal geografis dan etnis, sebagai orang kelahiran Bogor dan orang Sunda, tentu Jawa Barat adalah tujuan yang sangat memungkinkan.

Baca Juga: Begini 6 Cara Mencegah Anak-anak Terpapar Omicron, Nomor 6 Sering Diabaikan

“Tetapi kedekatan Kota Bogor dengan Jakarta, juga memungkinkan. Bagi saya dua-duanya sama-sama menarik dan menantang,” ujar lulusan Unpar Bandung 1996 tersebut.

Bima Arya memaparkan bahwa dalam berbagai pembicaraan informal banyak petinggi partai yang mendukungnya.

“Mulai ada, tapi kan ini informal. Resminya sekitar pertengahan 2024,” paparnya.

Membangun Kota Bogor Berkarakter

Selama memimpin Kota Bogor, Bima Arya memiliki visi membangun Kota Bogor yang berkarakter.

Sebab, menurutnya, kota-kota yang maju adalah kota yang maju secara peradaban yang berkarakter. Kota Bogor tak ingin tumbuh tak berkarakter, kota dengan lautan PKL, lautan mall, dsb.

Ketika memutuskan untuk ikut maju dalam pemilihan Walikota Bogor periode pertama, Bima melihat Kota Bogor tambah macet, kota semrawut, dan kota bukan kota bunga.

Ketika terpilih sebagai Walikota Bogor periode 2024-2019, langkah pertama yang dilakukan adalah melakukan panataan transportasi.

“Jadi supaya angkor bisa diatur artinya angkot itu harus ada badan hukumnya. Sebelum 2014 angkot dimiliki pribadi, sekarang jadi badan hukum,” ujarnya.

Butuh waktu sekitar 2 tahun dan pada 2016 berhasil menata ribuan angkot menjadi 15 badan hukum.

Langkah kedua adalah membuat rencana rute angkot jadi beberapa koridor dengan konsep konversi.

“Ke-15 badan hukum itu kalau mau tetap beroperasi di dalam kota maka mereka harus melakukan konversi dimana 3 angkot  diganti jadi bis. Sopir bisnya digaji dan bahan bakar disubsidi. Tinggal mereka cari bisnya,” ujarnya.

Akhirnya, ada sekitar 147 angkot digantikan menjadi puluhan bis. Sopirnya digaji dan mereka tidak boleh berhenti sembarangan. Jika terjadi, maka akan didenda dan subsidi dikurangi.

Baca Juga: Begini 5 Gejala Omicron yang Paling Sering Terjadi, Nomor 5 Ini Bedanya dengan Flu Biasa

“Sekarang sudah ada 47 bis, target 2024 angkot di pusat kota sudah tidak ada,” papar Bima Arya.

Selain penataan angkot, Bima Arya juga melakukan pembenahan birokrasi dengan tujuan bagaimana warga bisa dilayani dengan mudah. Bulan Januari 2022, Pemkot Bogor telah meresmikan drive thru untuk pembuatan KTP.

Penataan lainnya adalah ruang terbuka publik. Kota Bogor harus nyaman dan membanggakan. Sejak 2014, dilakukan penataan taman-taman kota dan jalur pedestrian supaya warga nyaman dan tidak menghabiskan waktu di mall.

Penataan lainnya adalah membenahi tempat-tempat yang selama ini menjadi titik-titik kesemrawutan di kota Bogor.

Bima Arya memaparkan bahwa setiap kota punya karakter masing-masing dan potensi yang berbeda-beda. Kota Bogor dikenal sebagai kota peristirahatan.

“Itu yang ingin kita pertahankan dan kita jaga. Karena itu sedari awal Kota Bogor tak pernah akan jadi kota Metropolitan. Selamanya Bogor akan jadi kota di dalam taman. Kita ingin keluarga nyaman,” ujarnya.

Di periode kedua, menurutnya, visi sederhana yang ingin diselesaikan yakni menjadikan Kota Bogor sebagai kota ramah keluarga.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: zoom meeting


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah