DESKJABAR – Warga Bandung yang sering nongkrong dan JJS (jalan-jalan sore) pasti sudah sangat akrab dengan yang namanya kawasan elite Dago (Jalan Ir. H. Juanda).
Sebuah kawasan pemukiman elite di Bandung Utara, baik waktu zaman Belanda maupun sekarang.
Sejarahnya, kawasan Dago masih berupa hutan yang lumayan angker. Orang-orang yang bermukim di Bandung Utara (para petani) takut melewati hutan Dago, terkenal karena begal (perampok) dan binatang buasnya.
Baru, tahun 1900-1914, pemerintah Hindia Belanda memperluas pembangunan Kota Bandung dengan membangun daerah utara.
Pembangunannya dimulai dengan pendirian rumah Andre Van der brun. Dan, saat ini, bangunannya masih berdiri dan berada bersebelahan dengan Hotel Jayakarta.
Selain rumah Andre Van der brun, pemerintah Hindia Belanda membangun Dago Tea House atau Dago Tee Huiiz. Dago Tee Huiiz ini merupakan restoran untuk para meneer Belanda yang ingin menikmati pemandangan Bandung sembari minum teh.
Tapi, tahukah Anda tentang sejarah dan asal usul nama Dago ?
Nama Dago, seperti dilansir DeskJabar.com dari kanal Youtube prplus.id yang tayang 6 September 2019 dengan judul ‘ASAL NAMA DAGO di BANDUNG’ sudah ada sejak zaman Belanda. Dulu, ceritanya, kawasan Dago itu merupakan tempat pertemuan orang-orang yang bermukim di Bandung Utara, terutama para petani yang akan menjual hasil,pertaniannya ke pasar di Kota Bandung.