FAKTA MENGEJUTKAN KASUS SUBANG, Ahli Forensik dr Sumy Hasty Beri Kode Dengan Mengucap Bismillah, Apa Artinya?

- 4 Februari 2022, 16:36 WIB
Ahli forensik dr Sumy Hastry mengucap bismillah apakah ini kode negatif atau positif untuk mengungkap kasus pembunuhan Subang yang menewasakan Tuti dan Amel.
Ahli forensik dr Sumy Hastry mengucap bismillah apakah ini kode negatif atau positif untuk mengungkap kasus pembunuhan Subang yang menewasakan Tuti dan Amel. /YouTube Anjas di Thailand

 

 

DESKJABAR - Kasus pembunuhan Subang belum juga terungkap, meski ahli forensik dr Sumy Hastry bersama tim, sudah melakukan optopsi kedua terhadap jenazah Tuti dan Amel yang merupakan korban dalam kasus pembunuhan di Subang.

Otopsi kedua kasus pembunuhan Subang oleh dr Sumy Hastry dilakukan di lokasi makam almarhumah Tuti dan Amel ini, dilakukan pada hari Sabtu 2 Oktober 2021, atau sebulan lebih setelah kejadian di tanggal 18 Agustus.

Mengenai otopsi kedua ini, dibahas oleh Anjas Asmara yang merupakan dosen di Thiland dan juga seorang YouTuber yang tayang di kanal YouTube Anjas di Thailand, berjudul "SUTRADARA KASUS SUBANG PAN1K DENGAN HASIL AUTOPS1 DOKTER HASTRY !!" yang dipublis pada Rabu 2 Februari 2022.

Baca Juga: TERUNGKAP SISI LAIN KASUS SUBANG, Ternyata Danu Menyatakan Siap Bertanggungjawab, Apa Tuh?

Pada kesempatan tersebut, Anjas mengatakan lamanya otopsi kedua kasus pembunuihan Subang sekitar satu bulan lebih setelah kejadian ini sempat dipertanyakan netizen.

Namun melalui chanel Denny Darko saat bincang dengan Sumy Hastry, Sumy mengatakan untuk masalah waktu tidak perlu dikhawatirkan.

Tidak dipermasalahkannya soal lamanya waktu otopsi dari kejadian hingga pelaksanan otopsi terhadap jasad Tuti dan Amel, karena lokasi di tempat pemakaman kedua korban tersebut termasuk dalam kategori tanah kering.

"Yang artinya luka-luka dan juga hal-hal yang sangat penting lainnya di tubuh korban itu masih tertinggal dan ikut mengering," kata Anjas.

Dari sini, kata Anjas, sudah bisa terjawab beberapa pertanyaan dari netizen atau Polda Jabar atas keragu raguan hasil otopsi Sumy Hastry tersebut.

"Perlu diakui pula hasil dari otopsi kedua tersebut tidak dirilis Polda Jabar," kata Anjas.

Baca Juga: DIBONGKAR, Amalan Pembuka Pintu Rezeki dan Penyebab Tertutupnya, Ustadz Abdul Somad

Baca Juga: Viral Ceramah Oki Setiana Dewi, Inilah Dosa Nusyuz Suami Terhadap Istri, Mengundang Murka Allah

Tapi jika melihat dari jejak digital, Anjas mengatakan dari yang telah disampaikan Sumy Hastry di berbagai obrolan, terutama di channel Denny Darko, ada satu hal yang jadi pertanyaan dalam kasus Subang ini.

"Bahkan kemungkin satu keraguan yang ku baca dari tim penyidik Polda Jabar, kenapa
data-data dari dokter Hastry tidak dipakai untuk menjadi hal yang menunjuk ke alat bukti," kata Anjas.

Kendati tidak dirilis Polda Jabar, namun kata Anjas saat dokter Sumi Hastry melakukan obrolannya dengan Profesor Adrianus di chanel Universitas Indonesia mengatakan, ketika otopsi yang kedua ada dua hal yang dilakukannya.

Dua hal tersebut adalah koreksi serta menambahkan. "Nah saat hal menambahkan tidak dikasih tahu apa saja yang ditambahkan," kata Anjas.

Namun saat mengatakan hal dikoreksi, Sumi Hastry mengatakan adalah waktu kematian dari Tuti dan Amel sebagai korban dari kasus pembunuhan Subang.

"Waktu kematian ini memang dikoreksi karena sangat mendasar akan berhubungan dengan alibi waktu kematian serta temuan-temuan di TKP," katanya.

Baca Juga: TERKUAK Di KASUS SUBANG, Misteri Pukul 22.47, Siapa Yang Membalas Chat Pacar Amel? Ramalan Tarot Madam Suki

Baca Juga: INI AMALAN yang Bisa Menyelamatkan Orang Tua dari Siksa Kubur, Ustadz Khalid Basalamah: Semua Dosanya Diampuni

Disebutkan, waktu kematian ini nantinya akan mengarah ke para pelaku, siapa saja yang terlibat. "Disini sangat penting dalam menentukan waktu karena akan berhubungan dengan bukti di TKP," kata Anjas.

Anjas menambahkan, ada salah satu komentar netizen di akun Instagram milik Sumi Hastry. Postingan itu, kata Anjas, muncul dari seorang warganet yang berkomentar, dan itu seakan memberikan kode untuk kasus Subang.

"Komentar warga net itupun direspon dokter Hastri dengan menulis kata-kata bismillah," kata Anjas.

Bismillah ini, tutur Anjas, adalah sesuatu hal saat mengawali sebuah pekerjaan agar semuanya lancar.

"Lantas, apakah ini sebuah kode yang positif ataukah sebuah kode yang negatif, " ujarnya

Menurut Anjas, itu adalah sebuah kode yang positif. Karena di situ, tambahnya, ada aroma percaya diri luar biasa dari kata-kata bismillah tersebut.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah