MITOS, Goa Safarwadi, Makam Syekh Abdul Muhyi, tak Bisa Lepas dari Sejarah Islam Tasikmalaya

- 4 Februari 2022, 07:44 WIB
Para peziarah menelusuri goa Safarwadi
Para peziarah menelusuri goa Safarwadi /YouTube Miswan Swan/

 

DESKJABAR Makam Syekh  Abdul Muhyi di Pamijahan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, menjadi salah satu tempat yang dikunjungi para peziarah.

Mereka datang dari berbagai daerah di Indonesia. Setiap harinya para peziarah mengunjungi makam Syekh Abdul Muhyi bisa mencapai ratusan pengunjung.

"Jika dirata-ratakan setiap harinya mencapai 500 orang peziarah," kata Miswan Swan dalam kanal YouTube Miswan Swan.

Dikatakan, kedatangan para peziarah puncaknya terjadi pada setiap bulan Rajab setiap tahunnya. "Itu artinya di bulan bulan luar Rajab jumlah peziarah dibawah hitungan ratusan," tambahnya.

Baca Juga: Hati-Hati 2 Dosa Manusia Yang Tidak Disadari, akan Terbawa Mati dan Menghapus Amal Baik Dia di Yaumul Hisab!

Kedatangan peziarah, selain mengunjungi makam Syekh Abdul Muhyi juga mengunjungi goa, yang dijadikan tempat Syekh Abdul Muhyi bersemedi.

Goa itu dinamakan Goa Safarwadi yang memiliki keunikan dan keajaiban juga dipercaya oleh para peziarah.

Seperti dikutip dari kanal YouTube Miswan Swan, yang berjudul Kisah Syekh Abdul Muhyi & Goa Safarwadi, rilis  3 Februari 2022,disebutkan, di daerah Pamijahan terdapat makam penyebar agama Islam yang banyak dikunjungi para ziarah.

Makam penyebar agama Islam itu adalah makam Waliyulloh Syekh Abdul Muhyi.

"Mereka datang untuk tawasul serta mengingatkan bahwa hidup di dunia tidak akan selamanya kekal," ucap Miswan Swan.

Setelah melakukan berziarah di makam dengan melakukan doa-doa, dilanjutkan perjalanan ke Goa Safarwadi yang letaknya tak jauh dari lokasi makam.

Selama masuk ke goa Safarwadi, ungkapnya,  kondisi gelap tanpa ada lampu penerang.

"Jadi kita (peziarah) harus  membawa lampu penerang yang sebelumnya harus dipersiapkan sendiri-sendiri," tuturnya lagi.

Baca Juga: INILAH Amalan Ringan Bernilai 1000 Kebaikan dalam Sehari yang Diajarkan Rasulullah

Saat kaki mulai memasuki pintu masuk goa, tambahnya, tidak ada hal aneh yang ditemukan. Namun jelang jarak beberapa meter, hamparan bebatuan serta stalagmit mulai terlihat.

"Makin ke dalam makin banyak ditemukan stalagmit atau bebatuan kapur yang mengerucut dari atas ke bawah," tuturnya.

Ditambah hamparan bebatuan ukuran besar dan kecil sudah menghampiri yang diselimuti lumut hingga perjalanan membuat licin.

Di setiap dinding goa dan stalagmit keluar percikan air yang bening dan terasa dingin.

Dikatakan, di dalam goa  terdapat petilasan Waliyulloh Syekh Abdul Muhyi, Masjid Agung, tempat tapa atau bersemedi terus Jabal kopiah atau batu menyerupai peci Haji.

"Konon dulunya tempat  itu dipercaya sebagai Pesantren," kata Miswan Swan di kanalnya itu.

Juga terdapat sumber air namanya air Cikahuripan yang keluar dari sela-sela dinding goa.

"Mata air itu terus mengalir sepanjang tahun. Jadi air itu dipopulerkan sebagai air zamzam pemijahan," tuturnya lagi.

Bahkan, tambahnya, air itu dipercaya memiliki berbagai khasiat. Sehingga para peziarah sering membawanya sebagai oleh oleh zam zam Pamijahan.

"Pengambilannya pun diambil sendiri dan tidak dikenakan biaya," imbuhnya.

Baca Juga: Profil Nadhira Ulya, Kontestan X Factor 2021 Asal Bandung, Nadhira : Mimpi itu Betul Nyata

 Goa Safarwadi memiliki sejarah tersendiri sehingga dinamakan  Safarwadi.

Safarwadi berasal dari bahasa Arab yaitu Safar, yang artinya jalan,  dan Wadi yang artinya lembah atau jurang.

Jadi, imbuhnya lagi, goa Safarwadi adalah jalan yang berada di atas jurang. Dan Goa Safarwadi merupakan salah satu tujuan yang dituju para peziarah yang berkunjung ke Pamijahan.

Dijelaskan,  panjang lorong goa Safarwadi mencapai 284 meter dan memiliki lebar  24 koma lima meter,  selama menyusuri goa bisa ditempuh dalam waktu dua jam.

Kemudian disebutkan,  siapakah Syekh Abdul Muhyi itu. Dia adalah tokoh ulama yang lahir di Mataram sekitar tahun 1654 masehi atau 1071 tahun Hijriah.

Syekh Abdul Muhyi dilahirkan dari kalangan keluarga bangsawan,  ayahny bernama Lebe Warga Kusuma yaitu keturunan Raja Galuh dari Pajajaran.

Syekh Abdul Muhyi tumbuh  menjadi dewasa dan masa mudanya di Gresik. Masa kecilnya pun dihabiskan untuk belajar pada ayahnya sendiri.

Kemudian oleh sang ayah, jelasnya lagi, Syekh Abdul Muhyi  diantarkan Ke Ampel Jawa Timur Pesantren peninggalan Sunan Ampel.

Disebutkan, menginjak usia 19 tahun Syekh Abdul  Muhyi pergi berguru kepada Syekh Abdul Rauf Singkil di Aceh, kurang lebih delapan tahun lamanya.

Syekh Abdul Rauf Singkil adalah guru tarekat syathoriya. Disebutkan,  ia kemudian memperdalam ilmu Islam di Baghdad pada usia 27tahun dan menunaikan ibadah haji.

Baca Juga: SIM Keliling Bandung Jadwal dan Lokasi Teranyar Hari Ini Jelang Akhir Pekan, 4-6 Februari 2022

Setelah itu tambahnya,  ia kembali ke Jawa untuk membantu misi Sunan Gunung Djati  menyebarkan agama Islam di Jawa Barat.

"Awalnya Syekh Abdul Muhyi menyebarkan agama Islam di Darma Kuningan dan menetap selama tujuh tahun di Darma Kuningan," ungkapnya lagi.

Setelah itu, tambahnya, mengembara ke Pameungpeuk Garut Selatan, kurang lebih satu tahun sambil menyebarkan agama Islam kepada penduduk yang masih menganut Hindu.

Disebutkan, Syekh Abdul Muhyi melanjutkan pengembaraannya sambil menyebarkan agama Islam di daerah Batuwangi dan Lebaksiu.

"Ia bermukim di dalam goa yang sekarang dikenal Gua Safarwadi untuk mendalami ilmu agama dan mendidik para santrinys," ungkapnya.

Diungkapkan,  Syekh Abdul Muhyi menyebarkan agama Islam di Bojong yang jaraknya sekitar enam kilometer dari goa.

"Sekarang tempat itu disebut bengkok terus mendirikan Kampung baru namanya Safarwadi," tuturnya.

Kampung Safarwadi, tambahnya, dalam kurun waktu beberapa tahun kemudian berganti nama dengan nama Pamijahan.

"Pamijahan berarti tempat ikan bertelur memijah-kan," cetusnya.

Baca Juga: Ustadz Khalid Basalamah Jelaskan Mengapa Sholat Rajin Ibadah Bagus, Tapi Rezeki Susah: PENYEBABNYA SEPELE!

Di Lebaksiu, tambahnya, Syekh Abdul Muhyi menetap dan menyiarkan Islam sambil mencari keberadaan goa-goa yang dimaksud oleh Syekh Abdul Rauf, sang guru.

"konon jika tanaman padi yang ditanam oleh Syekh Abdul Muhyi  saat dipanen mendapat jumlah yang sama dengan bibit awal ketika ditanam, itu artinya  letak goa sudah dekat,"ungkapnya.

Kemudian, tambahnya, Syekh  Abdul Muhyi menemukan goa yang dimaksud gurunya itu pada usia 40 tahun.

"Goa itulah yang kemudian dinamakan goa Pamijahan, yang masuk ke wilayah Desa Pamijahan Kecamatan Bantarkalong Kabupaten Tasikmalaya,"tuturnya lagi.

Setelah menemukan gua tersebut, Syekh Abdul Muhyi bersama keluarganya menyebarkan ajaran tarekat syathoriya.

 Baca Juga: PERSIB TERKINI, Tunda Laga di Liga 1 Tak Pengaruhi Posisi Persib di Klasemen, Kalau Bertanding Ini Triknya

Tahun 1730 Syekh Abdul Muhyi meninggal dunia karena sakit. Dan dimakamkan tidak jauh dari Masjid Agung Pamijahan serta tidak jauh dari goa Safarwadi.

"Karena Syekh Abdul Muhyi  dipandang sebagai Waliyulloh dan makamnya dikeramatkan.  Tak heran hingga saat ini banyak didatangi para peziarah," tandasnya.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Miswan Swan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x