Selain karena rusaknya Tempat Kejadian Perkara atau TKP sehingga mengaburkan bukti, ada faktor dari kepolisian sendiri yang membuat kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini jalan di tempat.
“Lalu ditambah lagi dengan kacaunya pola lidik dan sidik dimana banyak pihak terlibat dan mengacaukan TKP. Juga ada masalah dengan kualitas hasil otopsi oleh dokter forensik setempat. Jadi saya pesimis terungkap,” kata Adrianus.
Terkait waktu yang terus berjalan namun tersangka kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini belum terungkap, menurutnya itu menjadikan kasus ini semakin sulit menemui titik terang.
“Dan makin lama akan makin sulit. Secara psikologis, polisi juga makin ogah untuk terus ngutak-ngatik hal ini. Maka, media dan masyarakat perlu terus menekan polisi,” ujar Adrianus.
Baca Juga: Arteria Dahlan Minta Maaf, Panglima Santri Jawa Barat Lakukan Ini.
Opini Publik
Sebelumnya, Pengamat kriminal, Anjas dalam kanal Youtube-nya Anjas di Thailand yang berjudul “PENY1DIK & OPINI PUBLIK KEJADIAN SUBANG”, 16 Januari 2022 berharap penyidik segera mengumumkan nama tersangka dan tidak terpengaruh opini publik.
“Netizen kita gampang sekali tersetir sebagian, untuk terbawa background cerita-cerita hidup yang mellow kemudian dijadikan topik dan itu membuat orang tersebut (saksi) yang walaupun diduga dia ada yang terlibat atau tidak , kita sudah sudah suka ya suka aja,” ungkap Anjas di kanal Youtube-nya, Minggu 16 Januari 2022.
Ia berharap masyarakat lebih bijak menilai kasu pembunuh ibu dan anak ini, jangan terjebak oleh pembentukan opini publik dari saksi-saksi yang ada. Ke depankan fakta hukum di atas opini publik.