Kakek: “Ada airnya? Cepat bikin kopinya, aki mau ngopi”
Baca Juga: Hidup Sehat, dr. Zaidul Akbar: Islam dan Kesehatan Tidak Terpisahkan
Mereka pun ngobrol bersama kakek. Pada saat itu, kakek pun bercerita panjang lebar soal Gunung Salak Bogor.
Menurutnya, orang datang ke Gunung Salak Bogor bukan hanya karena indah. Tapi ada hal lain yang membuat orang ke sana.
Ia pun berpesan, jangan mengambil apapun yang bukan milik mereka di sana. Biarkan gunung ini apa adanya dengan sejuta keistimewaanya.
Jangan sampai alam ini rusak, karena hal –hal mengerikan bisa saja terjadi, jika alam ini sudah rusak.
Setelah berbicara seperti itu, kakek itu pamit.
“Jang, aki cicing di luhur. Hatur nuhun kopi na, aki mulih. Lamun bade mampir ka saung aki, mangga ku aki diantos,” tuturnya.
Setelah pamit, kakek itu pergi menghilang ditelan kabut. Meninggalkan tanya di hati mereka tentang siapa kakek itu sebenarnya.