UPDATE TABRAKAN NAGREG, Pakar Militer: Oditur Militer Harus Bisa Menjawab Publik Motif Kolonel Priyanto

- 9 Januari 2022, 20:49 WIB
ilustrasi
ilustrasi /pixabay/Geralt/

 

DESKJABAR- Kasus tabrakan Nagreg oleh 3 oknum TNI yang menewaskan dua sejoli Handi (16) dan Salsabila (14) kini tengah ditangani oleh pihak oditur militer.

Setelah oditur militer merampungkan berkas tabrakan Nagreg tersebut mereka akan menunggu adanya keputusan penyerahan perkara (Kepera). Setelah turun Kepera, berkas tabrak lari dua sejoli ini akan dilimpahkan ke Pengadilan Militer II Jakarta.

Pakar Militer dari Universitas Padjadjaran Unpad, Prof. Muradi mengatakan, oditur militer harus bisa menggali betul motif dari ketiga oknum TNI pelaku tabrak lari Nagreg, khususnya motif Kolonel Priyanto. Hal itu untuk menjawab kepenasaran publik.

Baca Juga: INIKAH KRONOLOGI Polda Jabar untuk Mengungkap Kasus Subang, Kesampingkan Dulu Peran Saksi

Baca Juga: MENGEJUTKAN, Ternyata Saksi Kunci Kasus Subang Bukan Yosef, Yoris, atau Danu, Melainkan Sosok Ini

Tabrakan Nagreg yang terjadi 8 Desember 2021 lalu itu menjadi perhatian masyarakat. Sebab,setelah korban Handi dan Salsabila ditabrak, mereka bukannya langsung dibawa ke rumah sakit terdekat, melainkan dibuang ke Sungai Serayu Cilacap.

Ketiga oknum TNI yang terlibat tabrakan Nagreg yang menewaskan dua sejoli itu adalah Kolonel Infanteri Priyanto (Korem Gorontalo, Kodam Merdeka), Kopral Dua Dwi Andoko (Kodim Gunung Kidul, Kodam Diponegoro) dan Kopral Dua Ahmad Soleh (Kodim Demak, Kodam Diponegoro).

Danpuspomad Letjen TNI Chandra W Sukotjo mengatakan, motif ketiga oknum TNI pelaku tabrakan Nagreg tersebut adalah mereka ingin lepas dari tanggung jawab atas tindakan yang mereka lakukan dan berusaha menghilangkan barang bukti.

"Dari hasil pemeriksaan, maka secara umum dapat dilihat bahwa apa yang dilakukan oleh mereka, apa yang menjadi motif yaitu upaya dari mereka melepas tanggung jawab," kata Chandra, Kamis 6 Januari 2022.

Baca Juga: VIRAL BONEKA ARWAH, Pakar Psikologi: Tanda Kemunduran Mental dan Tauhid

Pada kesempatan itu, ia pun mengatakan bahwa ketiga oknum TNI yang membunuh dua sejoli  pada tabrakan Nagreg tersebut berupaya menghilangkan barang bukti terkait kecelakaan yang melibatkan mereka.

Oditur Jenderal TNI Marsda Reki Irene Lumme mengatakan, pihaknya akan berupaya sebaik mungkin dalam menangani kasus tabrakan Nagreg tersebut.

"Kami berupaya sidang dalam satu bulan ini, nanti hasilnya dari koordinasi itu apa, tapi kami berupaya karena ini menjadi perhatian pimpinan TNI sehingga perkara ini cepat selesai,” ungkap Marsda Reki, Kamis 6 Januari 2022.

Menggali motif

Menanggapi perkembangan kasus tabrak lari dua sejoli ini, Pakar Militer dari Universitas Padjadjaran Unpad, Prof. Muradi mengatakan oditer militer harus bisa menggali betul motif dari ketiga oknum TNI pelaku tabrak lari Nagreg, khususnya motif Kolonel Priyanto.

Baca Juga: FAKTA TERBARU KASUS SUBANG, Kuasa Hukum Danu Sindir Pengacara Yoris dan Yosef, Jawaban Achmad Taufan Monohok

“Kalalu karena motif lalai atau dia menghilangkan jejak, saya kira Kolonel Priyanto bukan  perwira baru kemarin, dia perwira yang sudah matang yang kemudian saya kira punya kecenderungan untuk memahami betul konsekuensi ketika dia menghilangkan jejak tadi,” ungkapnya ketika dihubungi Deskjabar, Minggu 9 Januari 2022.

Lagipula, lanjut Muradi, kondisi ketika dia menabrak juga bukan dalam kondisi perang tapi hanya lalai saja. Jadi, apa sebenarnya yang jadi motif dari Kolonel Priyanto hingga tega melakukan pembunuhan tersebut.

“Jadi menurut saya, ada hal yang seharusnya oditur militer bisa memberikan jawaban atas pertanyaan publik tadi. Aya naon sih? Kok sampai sebegitunya,” katanya lagi.

Padahal, seharusnya jika memang dia perwira yang sudah matang secara pengalaman hal itu tidak perlu terjadi. Tinggal dia menunjukkan rasa tanggung jawabnya kepada korban dan menyelesaikan baik-baik.

Baca Juga: PERSIB TERKINI, Victor Igbonefo dan Ezra Walian Rujuk Lagi dengan Persib, Ini Komentar Robert Alberts

“Apalagi yang bawa kendaran bukan dia tapi anak buahnya. Kenapa masalah yang harusnya simpel jadi rumit ketika diskusinya atau tindakan mereka melawan hukum tadi. Kita menanti seberapa efektif oditur militer menggali motif dari pelaku. Sehingga publik juga paham kenapa pada akhirnya dia melakukan tindakan melawan hukum tersebut,” ucap Muradi.

Sebelumnya, Pakar Psikologi Kriminal, Prof. Adrianus Meliala dari Universitas Indonesia mengatakan, ada 2 motif yang diduga kuat membuat Kolonel Priyanto gelap mata dan melalukan tindak kriminal pada kasus tabrakan Nagreg tersebut.

Pertama, ingin menyelamatkan karirnya. Yang kedua, sebagai upaya menunjukkan powernya kepada dua bawahannya.

“Karena dia ini kan kolonel yang memiliki karir cukup baik. Yang artinya, tinggal nunggu waktu untuk mendapat jabatan yang lebih tinggi atau dalam bahasa tentara dapat bintang atau pecah bintang,” kata Adrianus yang dihubungi Deskjabar, beberapa waktu lalu.

Baca Juga: TASIKMALAYA, Pohon Besar di Indihiang Tumbang, Odong Odong Ringsek, Begini Kondisinya

Oleh karena  itu, lanjut dia, tersangka Kolonel Priyanto ini tentu  berharap bahwa proses menuju pecah bintang itu berjalan mulus dan jangan sampai ada yang mengganggu. Tapi dengan adanya  tabrakan Nagreg yang menewaskan dua sejoli itu tentu akan mengganggu karirnya.

Lebih lanjut Adrianus memaparkan dugaan motif yang kedua, yakni  secara psikologis tersangka Kolonel Priyanto ingin menunjukkan kehebatannya atau powernya kepada kedua bawahannya tersebut ketika menghadapi masalah.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: Wawancara


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah