Bukti TKP Kasus Pembunuh Ibu Dan Anak di Subang Diacak-acak, Kriminolog dan Ahli Forensik Beri Komentar TAJAM

- 6 Januari 2022, 08:50 WIB
TKP kejadian pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak Subang, dokter Hastry Purwanti, Adrianus Meliana, dan YouTuber Anjas di Thailand
TKP kejadian pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak Subang, dokter Hastry Purwanti, Adrianus Meliana, dan YouTuber Anjas di Thailand /foto Antaranews dan Instagram @pusatforensikui/

DESKJABAR - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang telah memasuki bulan ke 5. Bukti TKP kasus pembunuhan ibu dan anak diacak-acak muncul lagi.

Hal tersebut telah banyak disampaikan kriminolog, ahli forensik hingga pakar hukum yang menilai kinerja polisi di TKP kasus pembunuh ibu dan anak di Subang.

Kasus Pembunuhan ibu dan anak di Subang ini tidak hanya menjadi isu daerah, tapi juga telah merambah ke ranah nasional hingga internasional.

Baca Juga: BARU SAJA TERUNGKAP Kasus Subang, Pengacara YORIS dan YOSEF Ungkap DANU Sering Mengarang Cerita

Baca Juga: FAKTA TERBARU KASUS SUBANG, Danu Tidak Bisa Mengelak, Rohman Hidayat Beberkan Data Ini.

Tidak heran banyak orang yang menyoroti dan mengawal kasus ini. Lamanya pengungkapan kasus Subang tidak dapat membendung reaksi masyarakat di berbagai lapisan.

Telah banyak bukti di TKP, jika kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang diacak-acak. Bahkan sejak pertama kasus pembunuhan di Subang tanggal 18 Agustus 2021 ini pertama kali mencuat.

TKP Kasus Subang diacak-acak menurut pakar kriminolog, ahli forensik dan pakar hukum sedikit banyaknya telah berkontribusi membuat kasus ini lama terungkap.

Memang dalam penyataan Polri, Kasus pembunuh ibu dan anak ini memiliki tingkat kesulitan yang tinggi.

"Kenapa kasus ini tingkat kesulitannya sangat tinggi, karena sampai saat ini penyidik belum dapat memastikan dua alat bukti," kata Kombes Pol Yani Sudarto mewakili Polda Jabar 29 Desember 2021 lalu.

"Memang dalam pengungkapan satu perkara itu tergantung bukti-buktinya, ada yang cepat dan lama, seperti kasus perampokan My Bank itu cepat," ujar Kapolda Jabar Irjen Suntana kepada wartawan di Polda Jabar.

Bukti TKP di kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang diacak-acak

Dalam tayangan YouTube Anjas di Thailand, “Bukt1 Yg Sangat Jelas Mengarah ke Para Pelaku Subang !!”, diunggah Rabu, 5 Januari 2022, dimunculkan rekaman komentar Adrianus Meliana soal kasus pembunuh ibu dan anak di Subang ini.

Seperti yang kita ketahui, saat 18 Agustus 2021, lokasi kejadian TKP kasus pembunuh ibu dan anak, ramai-ramai orang membantu dan memantau kasus ini.

Tidak menutup kemungkinan Tempat Kejadian Perkara Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang telah diacak-acak.

Terlebih, menurut Anjas mengutip pernyataan Adrianus Meliana, Subang bukan kota besar dan kasus seperti ini sangat jarang terjadi.

Bisa jadi tenaga penyidik dan tim kepolisian tidak terlatih dan tidak siap. Jadi ketika
TKP Kasus Subang diacak-acak
polisi pun tidak berdaya.

Apalagi kondisinya saat itu setelah momen 17 Agustus 2021, di hari kemerdekaan mungkin banyak orang yang sedang berada di rumah karena termasuk hari libur nasional.

Ketika ramai seperti itu, polisi tidak siap mengamankan TKP. Inilah salah satu penyebab TKP seolah diacak-acak.

Salah satu yang paling banyak sorotan soal banyaknya rokok yang tertinggal pada lokasi kejadian.

“Nah soal rokok itu, bisa saja juga bekas petugas," ujarnya.

Soal rokok yang kemungkinan bisa saja bekas petugas, Anjas juga menanyakan, apakah ini dikonfirmasi langsung atau tidak kepada petugas bersangkutan (pastinya polisi).

“Nah soal puntung rokok ini banyak dan berbagai merek, menjadi berkembang kepada siapa saja yang pernah ada di lokasi itu,” kata Anjas.

Menurut dia, ketika diobrolkan masalah rokok tersebut kepada ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti, seharusnya sudah ada yang mengidentifikasi mana puntung rokok yang baru atau sudah lama.

“Soal rokok itu bisa dicrosscheck, rokok mana yang waktunya masih hidup bersamaan dengan pukul 02.00 WIB ketika kejadian pembunuhan,” ujar Anjas.

Namun, hingga saat ini, soal banyaknya puntung rokok tersebut belum dikonfirmasi. Hingga tak heran banyak orang beranggapan
TKP Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang diacak-acak oleh orang-orang sejak hari penemuan jasad Tuti dan Amalia.

Komentar Ahli Forensik tentang TKP Kasus Pembunuhan Ibu dan anak yang diacak-acak

Ahil forensik dokter Sumy Hastry Purwanti menyesalkan TKP Kasus pembunuh ibu dan anak di Subang telah diacak-acak, sehingga membuat pengungkapan kasus pembunuhan tersebut menjadi lebih lama.

Nah soal rokok yang kemungkinan bisa saja bekas petugas, Anjas juga menanyakan, apakah ini dikonfirmasi langsung atau tidak kepada petugas bersangkutan (pastinya polisi).

“Nah soal puntung rokok ini banyak dan berbagai merek, menjadi berkembang kepada siapa saja yang pernah ada di lokasi itu,” kata Anjas.

Menurut dia, ketika berdiskusi masalah rokok tersebut dengan ahli forensik dr Sumy Hastry Purwanti, seharusnya sudah ada yang mengidentifikasi mana puntung rokok yang baru atau sudah lama.

“Soal rokok itu bisa dicrosscheck, rokok mana yang waktunya masih hidup bersamaan dengan pukul 02.00 WIB ketika kejadian pembunuhan,” ujar Anjas.

Seperti ramai diberitakan, TKP rumah kejadian pembunuh ibu dan anak di Kampung Ciseuti, Jalancagak, Subang, dimasuki saksi Danu dengan mengatakan disuruh seorang Banpol, pada 19 Agustus 2021 atau sehari setelah kejadian.

Dalam keterangan beredar di media massa, Danu mengaku disuruh Banpol tersebut untuk membersihkan bak mandi.

Terkait hal tersebut, dokter Sumy Hastri Purwanti mengatakan, bahwa seharusnya TKP apalagi sudah diberi police line, tidak boleh seorang pun dapat masuk.

Karena akan menimbulkan kesan polisi tidak profesional dan TKP Kasus Subang diacak-acak.

Keterangan dokter Sumy Hastry Purwanti itu dikutip DeskJabar.com dari live Forensic Talk yang diselenggarakan Pusat Forensik Universitas Indonesia, berjudul “Kasus Pembunuhan Subang, Kok Sulit Banget ?”, dipandu Adrianus Meliala, dilakukan Minggu, 7 November 2021 sore.

Dokter Sumy Hastry Purwanti juga menegaskan, dalam aturan umum, bahwa jika ingin membantu polisi memecahkan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang itu, jangan ada yang masuk ke tempat kejadian perkara (TKP).

“Jika TKP tidak ada orang yang memasuki, maka penyidikan akan lebih mudah. Intinya jangan berani mengacak-ngacak TKP,” ujarnya.

Misteri Bekas Luka Danu di Kasus Pembunuhan Ibu dan anak di Subang ternyata bekas membantu Banpol ketika membersihkan TKP

Dalam hal membersihkan bak mandi, menurut dokter Sumy Hastry Purwanti tetap saja sama dengan diacak-acak, sehingga beresiko keterkaitan barang bukti sehingga polisi akan menjadi lama mengungkapkan kasus ini.

Saksi Danu memang sempat menjadi topik pembicaraan sebab kontroversinya. Seperti puntung rokok, Banpol, hingga yang terbaru saat ini masalah luka yang sempat dia tutup-tutupi.

"Masalah luka di kaki. (Kulit) Danu ini agak sensitif. Kalau garuk-garuk sedikit bisa luka. Makanya banyak bekas luka," ujar Achmad Taufan.

Achmad Taufan juga mengklarifikasi bahwa pemeriksaan kesehatan terhadap saksi Danu itu bukan tes kebohongan tetapi tes kesehatan dan kejiwaan yang dilakukan di RS Sartika Asih.

Namun, fakta terbaru mengungkap luka di betis Danu berasal ketika membantu Banpol di TKP pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Dikutip DeskJabar.com dari Youtuber Heri Susanto dalam kanal Youtube Heri Susanto yang tayang pada Senin 13 Desember 2021, menjelaskan bekas luka di kaki Danu.

Hal itu untuk menjawab pertanyaan netizen kepadanya soal penyebab luka di kaki Danu. Luka di betis saksi Danu diperoleh ketika membantu Banpol

Untuk menjawab pertanyaan tersebut, Heri pun meneruskan pertanyaan netizen tersebut kepada anggota tim kuasa hukum Danu yakni dari ATS Lawfirm.

Luka di betis Danu diperoleh ketika membantu Banpol

Dari penjelasan tim ATS Lawfirm diketahui bahwa luka di bagian kaki Danu yang dimaksud adalah luka di bagian betis kanan Danu.

Soal sketsa dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang juga belum dapat menentukan siapa pelaku

Bagi Pakar Hukum Pidana dari Universitas Parahyangan, Agustinus Pohan, justru punya kekhawatiran soal perilisan sketsa terduga pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut yang dinilai bisa menyesatkan.

Menurut Agustinus, mengungkap kasus pembunuh ibu dan anak di Subang akan sulit jika melihat sketsa yang dirilis Polda Jabar Rabu 29 Desember 2021.

Sebab, sketsa itu hanya memperlihatkan terduga pembunuh ibu dan anak dari belakang atau samping dan bukan dari depan.

“Sketsa itu tentu bukan foto, tapi dari keterangan orang, yang kemudian digambar oleh seorang ahli. Kemungkinan tidak tepatnya juga kan cukup besar,” ujarnya.

“Apalagi antara sketsa dengan peristiwa pembunuhan itu sudah terlalu lama juga. Apa betul daya ingat orang itu benar-benar detail, terkait lekuk-lekuk dari muka terduga?,” ujanya ketika dihubungi DeskJabar.com, Jumat 30 Desember 2021.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Berbagai Sumber


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah