Lebih lanjut Anjas di Thailand mengungkapkan analisanya, kemungkinan jika dihubungkan dengan pertanyaan apakah sekitaran jam 24.00 WIB itu ada 3 orang tamu?. Apakah mereka itu yang membawa nasi goreng, atau Amel yang membeli nasi goreng?.
“Atau siapapun yang membeli nasi goreng, kemunkinan besar yang makan itu kalau mengacu pada per nuyataan Pak Yosef bukanlah Amel atau Ibu Tuti. Tapi adalah tamu yang datang malam itu”, kata Anjas di Thailand.
Pada video di kanal YouTube itu, Anjas di Thailand menegaskan, dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang dirinya bersikap netral. Tidak ada kepentingan atau memihak kepada siapapun.
Anjas di Thailand menegaskan, dirinya hanya menganalisa apa yang terjadi, yang dilihat, didengar dan dibaca dari berbagai media massa.
Tak butuh pengakuan
Sementara itu, ahli forensik dari Mabes Polri, Kombes dr Sumi Hastry Purwanti yang dikenal dengan panggilan Hastry, kepada media massa beberapa hari lalu pernah mengungkapkan hasil autopsi ulang jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang dilakukannya.
"Kita cari petunjuk lain di tubuh jenazah. Dari seluruh kasus pembunuhan, tubuh manusia itu menyimpan petunjuk yang luar biasa. Petunjuk emas," kata dr Hastry.
Menurut dr Hastry, hasil autopsi akan menguak waktu, cara, mekanisme, dan penyebab kematian dari Tuti dan Amel. Hasil autopsi ini dicocokkan dengan beberapa bukti pemeriksaan lain secara menyeluruh.
"Sambil memeriksa sidik jari, kita lihat juga tanda-tanda di tubuhnya. Kalau ada perlawanan, misalnya mencakar, memukul atau mencubit pelaku itu terlihat dari epitel yang tertinggal di kuku korban," ucap dr Hastry.