Banjir Bandang Garut Terjadi Akibat Tata Kelola Lingkungan yang Salah, Tunggu Bencana Berulang

- 29 November 2021, 10:07 WIB
Warga terdampak banjir bandang Garut di kecamatan Sukawening membersihkan material lumpur dan sampah yang menimpa rumah mereka.
Warga terdampak banjir bandang Garut di kecamatan Sukawening membersihkan material lumpur dan sampah yang menimpa rumah mereka. /dok Wagub Jabar

DESKJABAR- Banjir bandang Garut yang menyebabkan 500 warga harus mengungsi lebih diakibatkan karena tata kelola lingkungan yang salah, kalau dibiarkan maka bencana berulang.

Kawasan hulu sungai dibiarkan rusak dan cenderung beralih fungsi menjadi lahan pertanian. Sehingga saat hujan turun dengan intensitas tinggi mengakibatkan banjir Bandung dan mengagetkan warga Garut.

Tokoh peduli lingkungan Jawa Barat, Asep Hidayat menjelaskan, pemerintah harus lebih serius dalam mengelola lingkungan hidup di kawasan hulu sungai yang ada di Garut.

Baca Juga: BANJIR BANDANG GARUT: Wagub Jabar Uu Ruzhanul Ulum Akan Tindak Tegas Perusak Hutan

Baca Juga: BANJIR BANDANG GARUT: 312 Rumah Rusak, 500 Jiwa Mengungsi, Jembatan Putus, Sembako dan Air bersih Dibutuhkan

Baca Juga: MENYEDIHKAN, Daftar Pemain Yang Lolos BWF WORLD TOUR FINALS 2021, Tanpa WAKIL INDONESIA?

Itu penting jika ingin bencana alam tidak mengakibatkan kerugian bagi masyarakat. Apalagi sampai terjadi bencana banjir bandang dan membuat panik masyarakat.

"Tata kelola lingkungan menjadi kunci utama dalam pengurangan resiko bencana di Jawa Barat termasuk di Garut. Banjir bandang terjadi karena kawasan hulu sungai rusak," kata Asep Senin 29 November 2021.

Asep saat ini terus berusaha mengingatkan masyarakat, pentingnya menjaga dan melestarikan alam bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) ke berbagai wilayah di Indonesia.

Di wilayah Garut kata dia, banyak lahan hutan yang kini beralih fungsi menjadi lahan pertanian utamnya sayuran. Dampaknya, saat hujan air langsung turun bersama dengan tanahnya tidak lagi tertahan oleh akar-akar pohon.

Tata kelola yang dilakukan pemerintah daerah saat ini sama sekali salah. Kawasan hulu sungai dan lereng yang seharusnya ditanami kayu kayu kerasa malah beralih fungsi menjadi lahan pertanian.

Seperti pada Banjir bandang Garut yang terjadi di dua kecamatan dan mengakibatkan 500 warga mengungsi banjir datang dengan membawa metrial lumpur dan sampah yang menumpuk.

Baca Juga: KABAR TERBARU Indonesia Open 2021, Upaya Lelah Kevin Sanjaya Sukamuljo-Marcus Fernaldi Gideon Berbuah Hasil

Dua jembatan putus dan ratusan rumah terendam banjir bandang dan mengalami rusak-rusak. Rumah warga dipenuhi dngan material lumpur dan juga sampah.

Bencana banjir bandang yang terjadi di Garut kata Asep harus dijadikan pelajaran dalam mengelola lingkungan. Karena bencana yang terjadi terus terulang tiap tahun.

Kabupaten Garut termasuk daerah yang paling rawan bencana di Indonesia. Di musim hujan ini sudah terjadi beberapa bencana alam longsor dan banjir.

Banjir bandang Garut menerjang dua Kecamatan yakni Kecamatan Karang Tengah dan Kecamatan Sukawening Kabupaten Garut pada Sabtu 27 November 2021 siang mengakibatkan 500 warga harus mengungsi.

Pmerintah Provinsi Jawa Barat sudah menetapkan tanggap darurat Banjir bandang Garut selama tujuh hari kedepan. Itu ditetapkan agar proses penangan bencana bisa lebih cepat.

Sehari setalah terjadinya bencana banjir bandang warga ramai ramai membersihkan material lumpur dan sampah yang berada di rumah mereka

Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ullum yang datang ke lokasi mengatakan, penetapan status tanggap darurat agar proses penangan bisa lebih cepat.

"Untuk bencana banjir bandang Garut ini pemerintah provinsi Jawa Barat sudah menetapkan status tanggap darurat, agar proses penangan bisa dilakukan lebih cepat," kata Kang Uu Ahad 28 November 2021.

Pemerintah juga sudah menyiapkan solusi dalam menangani dampak bencana banjir bandang Garut tersebut. Jembatan yang putus segera diperbaiki dan fasilitas umum yang rusak akan diperbaiki.

Sungai Ciloa di Kecamatan Sukawening tersebut mengalami penyempitan. Sehingga kata Kang Uu dibutuhkan sodetan agar bencana banjir yang membuat panik warga Garut tidak terjadi kembali.

Pemerintah daerah diminta Kang Uu menyiapkan pos anggaran untuk bantuan bencana melalui anggaran Belanja Tidak Terduga (BTT) yang disesuaikan dengan kemampuan anggaran di daerah.

Sebanyak 312 rumah di kedua kecamatan itu rusak akibat terkena dampak banjir bandang yang datang mengagetkan warga.

Banjir bandang memaksa sekitar 500 warga harus mengungsi ke tempat aman karena rumah mereka digenangi air dan lumpur. Bahkan ada rumah warga yang terseret arus.

Baca Juga: Klaim Kode Redeem FF Hari Ini, Ayo Buruan Ambil Kak, Imperial Rome, Vandal Revolt, Diamond, Gratis Garena FF

Bukan saja rumah warga yang terendam banjir bandang, tetapi juga areal pesawahan dan kebun. Lebih dari 60 kolam warga pun terendam banjir. Garut pun berduka atas peristiwa banjir bandang tersebut.

Di hari pertama setelah terjadi bencana banjir warga bahu membahu membersihkan bekas banjir yang berserakan. Rumah rumah warga yang terkena banjir di penuhi lumpur dan juga sampah.***

Editor: Yedi Supriadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah