TAHLILAN 100 Hari Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Belasan Tetangga Doakan Tuti Suhartini dan Amel

- 27 November 2021, 06:44 WIB
Yosef Hidayah mengadakan tahlilan 100 hari untuk mendoakan istrinya, Tuti Suhartini, dan anaknya, Amalia Mustika Ratu. Tahlilan diadakan di rumah adik Yosef, Mulyana, di Subang, Jumat, 26 November 2021, sore.
Yosef Hidayah mengadakan tahlilan 100 hari untuk mendoakan istrinya, Tuti Suhartini, dan anaknya, Amalia Mustika Ratu. Tahlilan diadakan di rumah adik Yosef, Mulyana, di Subang, Jumat, 26 November 2021, sore. /Dok. Pribadi/

DESKJABAR - Tepat 100 hari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, Jumat, 26 November 2021, sore, Yosef Hidayah menyelenggarakan tahlilan di rumah Mulyana di wilayah Subang.

Tahlilan yang diadakan Yosef tersebut itu bertujuan untuk mendoakan istri Yosef, yakni Tuti Suhartini (55), dan anaknya, Amalia Mustika Ratu (23) alias Amel.

Keduanya menjadi korban pembunuhan di kediaman mereka di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalan Cagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat, pada 18 Agustus 2021.

Baca Juga: UPDATE 100 Hari Kasus Pembunuhan di Subang, Yosef Diperiksa Hampir 12 Jam, Terungkap Soal Nasi Goreng

Dalam acara tahlilan itu Yosef mengundang tetangga sekitar rumah. Belasan orang yang hadir memanjatkan doa agar kedua almarhumah diterima amal ibadahnya.

Kabar tahlilan tersebut disampaikan kuasa hukum Yosef, Rohman Hidayat.  Menurut dia, tahlilan 100 hari kematian Tuti Suhartini dan Amel berlangsung secara sederhana di rumah adik Yosef, yaitu Mulyana.

"Sedianya acara tahlilan itu dilaksanakan pada Kamis 25 November 2021. Namun karena ada pemeriksaan yang menyita waktu dari siang hingga larut malam sehingga tahlilan diundur Jumat, 26 November 2021," ujar Rohman Hidayat kepada Deskjabar.com, Jumat malam.

Ia mengungkapkan bahwa tahlilan sederhana tersebut berlangsung Jumat sore hingga sebelum Magrib.

"Ya intinya mendoakan almarhumah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu yang sudah pergi untuk selama lamanya," ujar Rohman.

Rohman Hidayat juga kembali menjelaskan soal pemeriksaan Yosef pada Kamis. Saat itu, Yosef diperiksa hampir 12 jam, mulai siang hingga larut malam sekitar pukul 23.40 WIB.

Baca Juga: KABAR TERBARU Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, dr Sumy Hastry: Korban Datang dan Minta Tolong

Rohman Hidayat yang mendampingi Yosef selama pemeriksaan, mengungkapkan bahwa penyidik Polda Jabar dan Polres Subang menanyakan sekitar tiga puluh pertanyaan terkait aktivitas Yosef sebelum kasus pembunuhan dan setelahnya.

Terungkap pula hal baru soal adanya nasi goreng yang diperlihatkan fotonya oleh penyidik. Nasi goreng tersebut berada di meja makan dalam keadaan terbungkus aluminium foil.

Menurut Rohman Hidayat, ketika penyidik menanyakan hal itu, Yosef menjawab bahwa pada saat ia akan pergi ke rumah istri mudanya, Mimin, tidak ada nasi goreng tersebut.

Terungkap pula pertanyaan soal asbak, yang ternyata ada puntung rokoknya.  Padahal, sebelum meninggalkan rumahnya, Yosef tidak melihat ada puntung rokok.

Setelah kejadian pembunuhan, ternyata ada nasi goreng di meja makan dan puntung rokok di asbak.

Seperti DeskJabar.com beritakan, kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang cukup menggegerkan masyarakat dan menyita perhatian banyak kalangan. 

Pada Rabu, 18 Agustus 2021, Yosef, baru datang ke rumahnya sehabis menginap di rumah istri muda.

Baca Juga: UPDATE Kasus Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Sumy Hastry: Inafis Dapat Sidik Jari di Tembok, Pintu, dan Mobil

Ia terkejut tatkala masuk rumah, ternyata kondisinya sudah berantakan. Penghuni rumah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu tidak ditemukan.

Yosef pun bergegas menuju kantor polisi dan tidak lama kemudian kembali ke rumahnya bersama petugas. Mereka kemudian menemukan jenazah kedua korban di dalam mobil Alpard dengan keadaan bertumpuk di bagasi mobil.

Penjelasan pakar forensik Sumy Hastry

Terkait pengungkapan kasus pembunuhan di Subang, pakar forensik Polri, Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti menyatakan bahwa penyidik tidak membutuhkan atau mengejar pengakuan, tetapi mengumpulkan minimal dua alat bukti untuk menetapkan tersangka pembunuh ibu dan anak di Subang.

Menurut Sumy Hastry, tidak ada kejahatan yang sempurna -termasuk kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang- karena tes DNA tidak mungkin bisa dibohongi.

"Saya kan mengumpulkan ilmiahnya aja. Buktinya akan muncul dari forensik, jejak di tempat kejadian perkara (TKP) tidak akan bohong dan ini tidak bisa dipalsukan," kata dr Sumy Hastry.

Baca Juga: Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terungkap dari Bukti yang Mutlak, Simak Penjelasan Lengkap dr Sumy Hastry

Sumy Hastry pun mengungkapkan bahwa tim penyidik Inafis Polri dengan kegigihannya berhasil mengumpulkan sidik jari dari TKP.

"Temen-temen Inafis bisa dapat di sekitar tembok yang kering, pintu masuk, pintu keluar, di mobil," ujarnya.

Menurut dr Sumy Hastry, kendati pintu mobil ada bekas dibersihkan, tetapi polisi masih bisa menemukan sidik jari.

"Karena mungkin waktu membersihkannya cepat-cepat. Saya pikir ke depan mengamankan TKP itu penting," ujarnya.

Sumy Hastry pun mengonfirmasi bahwa polisi tidak menemukan sidik jari di tubuh jenazah Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel Subang.

Seperti diberitakan, setelah terjadi pembunuhan Subang pada 18 Agustus 2021, polisi yang masuk TKP mendapati lantai rumah dalam keadaan basah. Pelaku diduga berusaha membersihkan sidik jari termasuk di tubuh korban Tuti dan Amel sebelum ditumpuk di bagasi mobil Alpard.

Demikian pula bodi mobil Alphard, juga dibersihkan oleh para pelaku untuk menghilangkan jejak sidik jari.

Meski mobil sudah dibersihkan, menurut dr Sumy Hastry, karena dibersihkan secara terburu-buru sehingga di beberapa bagian mobil masih ditemukan sidik jari.

Baca Juga: TES DNA Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang Tak Bisa Dibohongi, dr Sumy Hastry: Tak Ada Kejahatan Sempurna

Sumy Hastry pun menilai pelaku kejahatan semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak, karena semua orang mudah mengakses forensik di internet, untuk mempelajari cara menghilangkan alat bukti.

Pada kesempatan lain, Sumy Hastry menjelaskan bahwa proses identifikasi bencana massal bisa cepat karena ada data pembanding dari pihak keluarga. Demikian juga untuk kasus teroris, ada data pembanding dari pihak keluarga.

"Sekarang kasus Subang, kita sudah dapatkan puluhan DNA yang ada di sekitar lokasi, kita petakan. Matching nggak dengan DNA yang kita dapat di properti atau barang bukti di lokasi itu. Makanya butuh waktu lama," tutur dr Sumy Hastry.

Ia menjelaskan, pemeriksaan darah cepat yaitu tiga hari selesai. Akan tetapi, untuk memeriksa sidik jari di rokok, atau di kursi, pintu, atau mobil, prosesnya lama.

"Tambah lama lagi karena pemeriksaan berulang dan diambil beberapa kali. Apalagi TKP Subang kacau sudah terkontaminasi karena ada banyak orang yang masuk," ujar Sumy Hastry.

Baca Juga: 40+ Kode Redeem FF Hari Ini 26 November 2021, Begini Cara Dapat MP40 Carnival Carnage Permanen

Kendati kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang sudah lebih dari 100 hari, masyarakat masih menaruh harapan besar penyidik bisa mengungkap pembunuh, otak atau dalang, juga pembantu, dan orang yang mengetahuinya.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Wawancara Deskjabar.pikiran-rakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah