DESKJABAR – Hari Senin 18 Oktober 2021, pengungkapan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang akan tepat 2 bulan, dan diharapkan kepolisian segera mengungkap aktor intelektual dibalik kejadian sadis tersebut.
Ahli hukum DR Musa Darwin Pane menilai bahwa dalam kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, orang dekatlah yang menjadi aktor intelektual pembunuhan yang terjadi pada 18 Agustus 2021 tersebut.
Dalam pengungkapan aktor intelektual pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang, pihak kepolisian telah berulang-ulang memanggil sejumlah saksi orang-orang dekat korban Tuti dan Amalia Mustikaratu alias Amel.
Saksi-saksi yang dipanggil polisi adalah Yosef suami dan juga ayah dari korban. Kemudian Mimin, istri muda Yosef, lalu ada Yoris yang juga anak dan kaka dari korban, serta Danu, sepupu dari kedua korban.
Hingga memasuki dua bulan paska kejadian yang menggegerkan masyarakat tersebut, belum ada kepastian kapan pengumuman tersangka aktor intelektual dibalik pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut akan diumumkan.
Menurut ahli hukum DR Musa Darwin Pane bahwa berdasarkan ilmu kriminologi bisa diurut soal pelaku dari tindak sebuah kejahatan. Dalam kasus pembunuhan Subang, bahwa orang dekatlah menjadi aktor intelektual.
"Saya sih pelaku adalah orang dekat, setidaknya aktor intektual yang menginginkan kematiannya atau yang berpotensi mendapat keuntungan dari kematian," ujar DR Musa Darwin Pane saat dihubungi Jumat 15 Oktober 2021.
Pendapat hukumnnya atas dalil tersebut adalah mengenai pelaku yang mengeksekusi pembunuh ibu dan anak di Subang tersebut, pakai tangan orang lain atau orang jauh.
"Tetapi patut diduga adalah orang dekat yang mengetahui akses leluasa melakukan eksekusi pembunuhan ibu dan anak di Subang tersebut," katanya.
"Kalau orang jauh dan gak ada ikatan dengan orang terdekat, bagaimana mungkin bisa mudah mengetahui akses ke TKP dan jejak-jekak pun nampak diamankan," ujarnya menambahkan.
Menurutnya, kejahatan memang sering dinyatakan adanya pertautan antara niat dan kesempatan dan penilaiannya antara niat dan kesempatan itu dominan dari orang orang terdekat.
Baca Juga: V BTS Ngamuk, Tanggapi Rumor Kencan dengan Putri Paradise Group di WEVERSE, Warganet : Imut!
Kesalahan awal polisi
Sebelumnya, Praktisi hukum dan juga pengamat Hukum Pidana DR Heri Gunawan menilai ada sejumlah kejanggalan dalam pengungkapan pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang.
Kejanggalan –kejanggalan itulah yang diduga membuat pengungkapan pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang yang terjadi pada 18 Agustus 2021, hingga hampir 2 bulan ini belum juga terungkap.
Heri Gunawan menyebut salah satu kejanggalan dalam pengungkapan pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang, adalah kesalahan dari awal yang dilakukan pihak kepolisian yang menyebutkan bahwa pelakunya orang dekat.
Seperti diketahui dalam pernyataannya kepada media setelah polisi datang ke TKP tanggal 18 Agustus 2021, menyatakan bahwa pelaku pembunuhan ibu dan anak di Subang diduga adalah orang dekat.
Menurut Heri Gunawan, pernyataan itu dinilai terburu-buru dengan mengatakan bahwa pelakunya diduga orang dekat.
“Karena itu dari awal statmennya orang dekat, kalau tidak pengungkapan kasus ini tidak akan berlangsung lama,” tutur Heri Gunawan.
Heri Gunawan menilai ada sejumlah kejanggalan yang membuat pengungkapan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang menghadapi kesulitan.
Kejanggalan terutama terlihat dari pemanggilan saksi yang berulang-ulang bahkan hingga belasan kali, serta dilakukannya otopsi ulang terhadap jasad Tuti dan Amel, yang dilakukan pada Sabtu, 2 Oktober 2021.
Heri juga menilai ada sejumlah kejanggalan dalam pengungkapan pembunuh ibu dan anak di Subang.
Baca Juga: In The Soop BTS ver Season 2 Tayang Perdana Malam Ini, ARMY Sudah Siap?
Menurut Heri Gunawan, pemanggilan ulang hingga belasan kali tersadap saksi Yosef Subang, dan saksi lainnya yakni Yoris, Mimin (istri muda Yosef) dan Danu sebagia keponakan Yosef, mengindikasikan adanya yang mis dalam kasus ini.
"Kami menduga ada mis, dalam kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang ini, buktinya pengungkapannya memakan waktu lama," kata DR Heri Gunawan saat dimintai tanggapan oleh wartawan, Kamis 14 Oktober 2021.
Selain pemanggilan saksi kasus pembunuhan Subang yang berulang, juga terlihat ada mis terkait dilakukannya otopsi ulang.
"Otopsi itu biasanya dilakukan satu kali, namun karena ada sesuatu yang mis sehingga harus diotopsi ulang," ujar Heri Gunawan.
Berdasarkan pengalamannya sebagai praktisi hukum, Heri Gunawan menyatakan bahwa pemeriksaan saksi itu tidak berkali kali, biasanya cukup satu dua kali atau tiga kali langsung ditemukan tersangkanya.
"Kalau ini, pemanggilan saksi kasus pembunuhan Subang berkali kali. Jadi penyidik menduga ini tapi ternyata bukan, sehingga harus berulang ulang," katanya.
Demikian pula dalam pengungkapan, polisi sampai melakukan tes kebohongan kepada para saksi.
Pendalaman
Sementara itu sbelumnya Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Pol Erdi Chaniago menyatakan bahwa memang polisi sedang bekerja keras untuk segera menangkapnya.
Baca Juga: Update Mencari Pembunuh Ibu dan Anak di Subang, Lilis Kedatangan Firasat dan Arwah Penasaran
"Sampai sekarang masih dalam pendalaman-pendalaman," ucap Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago saat dikonfirmasi, Rabu kemarin.
Erdi mengatakan penyidik gabungan Polres Subang, Polda Jabar dan Bareskrim Polri yang diperbantukan masih bekerja. Pihaknya belum bisa memastikan kapan kasus itu diungkap dengan penetapan tersangka.
"Mereka (penyidik) lagi fokus dulu. Mudah-mudahan sebentar lagi," kata Erdi.
Disinggung soal hasil otopsi ulang yang dilakukan beberapa waktu lalu, Erdi mengatakan hasil otopsi juga sudah dikantongi penyidik. Hasil otopsi itu, kata dia, masih dilakukan pendalaman. Pihaknya belum bisa menyampaikan hasil autopsi ulang itu. ***