Universitas Al-Ghifari (UNFARI) Hadirkan Guru Besar Berusia Muda Memotivasi Gerakan Nasional Revolusi Mental

- 19 Agustus 2021, 17:32 WIB
Webinar Unfari Bandung menghadirkan guru besar berusia muda Anuraga Jayanegara dari IPB University, Rabu, 18 Agustus 2021
Webinar Unfari Bandung menghadirkan guru besar berusia muda Anuraga Jayanegara dari IPB University, Rabu, 18 Agustus 2021 /Universitas Al-Ghifari (Unfari) Bandung

DESKJABAR – Universitas Al-Ghifari Bandung alias UNFARI menghadirkan guru besar berusia muda, untuk memotivasi Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) di kampus tersebut.

Adalah guru besar berusia muda, Prof. Dr. Anuraga Jayanegara, dihadirkan memotivasiGerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang dilakukan Universitas Al-Ghifari (UNFARI).  

Anuraga Jayanegara, Ketua Departemen Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB University, sudah menjadi guru besar berusia muda 37 tahun.

Universitas Al-Ghifari (UNFARI) Bandung ikutan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) dengan menghadirkan Anuraga Jayanegara, untuk memotivasi dosen-dosen di kampus tersebut.

Baca Juga: Mulan Jameela Mengucapkan Selamat Puasa 10 Muharram, Sambil Pakai Seragam Paramiliter

Dengan sosok Anuraga Jayanegara sebagai guru besar dan dosen berprestasi peringkat 1 nasional 2019, dijadikan model dosen ideal oleh Universitas Al-Ghifari atau UNFARI.

Anuraga Jayanegara menyampaikan motivasi untuk Unfari,    mengemuka saat acara webinar kegiatan program Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) Universitas Al-Ghifari (UNFARI), Rabu 18 Agustus 2021. Acara tersebut sekaligus perayaan milad ke-19 UNFARI.

Menurut Dr Dadan Rohdiana selaku Ketua Kegiatan Program GNRM di Universitas Al-Ghifari (UNFARI), Kamis, 19 Agustus 2021, Anuraga Jayanegara guru besar berusia muda dihadirkan untuk bisa menjadi model dosen yang ideal.

“Sengaja kami mengadirkan beliau untuk berbagi pengalaman, merevolusi mental dosen-dosen di lingkup UNFARI.

Baca Juga: Mulan Jameela Semakin Sayang Ahmad Dhani, Sandal Jepit Menjadi Perhatian Netizen

Anugara Jayanegara menyampaikan bahwa permasalah umum sering dijumpai di perguruan tinggi, adalah rendahnya kemampuan dan kemauan dosen dalam melakukan penelitian.

“Kenyataan ini berdampak pada tumpulnya publikasi,” terang Anuraga Jayanegara, di hadapan kalangan UNFARI alias Universitas Al-Ghifari.

Ia juga menegaskan bahwa pada tahap awal dosen harus dipaksa untuk menulis, baik itu proposal maupun karya tulis ilmiah.

“Jika hal ini tidak dilakukan, sulit bagi dosen untuk bisa merevolusi mentalnya sendiri,” ucap Anuraga Jayanegara. 

Baca Juga: Inilah 20 Peristiwa Besar Sejarah yang Terjadi pada Tanggal 10 Muharram

Setidaknya, kata dia, “dosen harus mampu meluangkan waktu khusus untuk membaca dan menulis publikasi. Dengan demikian, kemampuan dosen akan terus terasah,” ujar Anuraga Jayanegara.

Anuraga juga menjelaskan bahwa menulis jurnal adalah skil, bukan genetik. Membaca jurnal-jurnal karya orang lain sangat diperlukan untuk terus meningkatkan kemampuan.

Melibatkan kolega yang berpengalaman sangat dianjurkan. Hal ini akan menambah wawasan kita dalam penulisan jurnal.

Baca Juga: Produksi Benih Kentang Berkualitas Ditingkatkan untuk Memenuhi Kebutuhan Usaha Pertanian

Pada kesempatan yang sama, Dadan menuturkan bahwa program webinar ini merupakan satu dari empat program utama GNRM Universitas Al-Ghifari (UNFARI), disamping pemberdayaan petani kopi di Desa Mekarmanik Kecamatan Cimenyan Kabupaten Bandung.

Bakti sosial berupa rapid test antigen dan swab PCR gratis bagi dosen, karyawan, mahasiswa, dan masyarakat umum, serta lomba kreativitas mahasiswa Universitas Al-Ghifari (UNFARI).

Sementara itu, Dr. H. Gunawan Undang, M.Si; Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Al-Ghifari (UNFARI) menyampaikan nilai-nilai kearifan lokal dalam mendukkung gerakan revolusi mental. ***

 

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah