Sejarah Budaya, 'Ngijabkeun' Melestarikan Budaya Peninggalan Leluhur di Desa Cikalong

- 7 Maret 2021, 18:12 WIB
Tradisi ngijabkeun
Tradisi ngijabkeun /Muslih Suprianto/DeskJabar

DESKJABAR - Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih, salah satu desa di Kabupaten Pangandaran yang masih melestarikan budaya peninggalan nenek moyangnya, di desa ini juga warga masyarakatnya sangat patuh dan melaksanakan pelestarian tradisinya, Minggu, 7 Maret 2021

Tokoh masyarakat Desa Cikalong Uwa Kunur atau Uwa Ujang mengatakan di kampung halamannya banyak berbagai budaya tradisional peninggalan nenek moyangnya dan hingga sekarang masih dilestarikan.

"Alhamdulilah budaya itu sebagai warisan leluhur yang harus dilestarikan," katanya.

 Baca Juga: SIM Keliling Hadir di Kabupaten Pangandaran, Ini Jadwal dan Lokasinya

Salah satu tradisi peninggalan leluhur yaitu tradisi "Ngijabkeun atau Tawasul" sebagai bentuk dialektika masyarakat khususnya yang sering dilaksanakan turun temurun di Desa Cikalong Kecamatan Sidamulih dalam mengungkapkan rasa syukur atas nikmat dari Alloh SWT.

"Sebagai ucapan syukur yang diberikan kepada setiap individu pada komunitas sebagai makhluk sosial," ungkapnya.

Tradisi ini merupakan kearifan budaya sebagai cikal bakal dalam pembentukan karakter masyarakat yang guyub, gotongroyong dan sabilulungan, bahwa masyarakat yang memiliki lokal wisdom atau kearifan budaya seperti ini.

 Baca Juga: Polres Indramayu Bekuk Komplotan Pencurian Motor

Sebetulnya masyarakat yang memiliki daya juang sosial dan ekonomi yang perlu diberikan ruang untuk mengekspresikan rasa syukurnya dalam dialektika dari tata cara mereka sesuai dengan apa yang mereka yakini.

"Mereka sublim dalam tradisi yang diwariskan turun temurun,"tuturnya. 

 Sebagai bentuk kesadaran makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lainnya yang saling ketergantungan antara dirinya sebagai makhluk dengan alam semesta dan Tuhannya atau ada makhluk lain yang dianggap turut berperan dalam kehidupan sosialnya.

"Dalam hal ini tentu berlaku rasa hormat dan ketaatan dari yang muda kepada yang lebih tua/tokoh berpengaruh/Pemerintah yang nyakra bumi ngabahu denda," katanya.

 Baca Juga: Bisnis Ikan Hias Pasarnya Menggila, Berbagai Kontes Segera Disemarakan Kembali

Hitung-hitungan 

Selanjutnya hitungan-hitungan Aboge dan hari-hari rangkepan merupakan sisi ilmu tersendiri dalam ilmu pranata mangsa maka pada kehidupan masyarakat petani dan nelayan. 

Hitungan ini akan selalu di pakai sebagai pedoman dalam menentukan langkah kinerja yang berharap mendapatkan keberuntungan dan keberkahan.

"Dalam kegiatan kepariwisataan kegiatan budaya tradisi seperti ini menjadi aset wisata tersendiri,"lanjutnya.

Kemudian kegiatan wisata yang memenuhi unsur di ferensiasi dan keunikan tersendiri,seperti halnya "Gerebeg Sekaten" di Yogjakarta, Gerebeg Mulud di Cirebon tidak harus ada justifikasi horor atas kegiatan itu atas nama agama sekalipun.

 Baca Juga: SEJARAH PERSIB, Makan Konate Memberikan Kontribusi Besar di Musim Pertamanya Bersama Persib

Sebagaimana sejarah yang diketahui bersama bahwa Islam dan agama lain masuk ke Nusantara itu melalui pendekatan budaya yang berlaku di masyarakat.

 "Ajaran agama itu sifatnya mengatur keyakinan individu yang ketaatannya hanya Tuhan yang boleh menilainya,"ujar Uwa Ujang.

Sedangkan budaya tradisi, katanya, adalah produk rasa dan karsa yang atas kesepakatan kolektif menjadi kebiasaan bersama dalam mengatur pranata sosialnya. Ia berharap pemerintah sebaiknya berlaku sebagai pelayan masyarakat yang mendorong dipertahankannya lokal wisdom dalam membangun karakter masyarakat guyub.

 Baca Juga: Lansia Butuh Rentang Waktu Lebih Lama Sebelum Divaksinasi Tahap Kedua, Simak Penjelasan Ahli dari PB IDI

Gotongroyong sabilulungan dalam perbuatan positip untuk kemanfaatan dan kemaslahatan bersama tidak barus ada tarik menarik kepentingan dalam hal ini.

"Menghidup-hidupkan lokal wisdom harusnya steril dari kepentingan politik dan atau atas nama apapun selain bertujuan memelihara kearifan budaya yang telah baik seperti itu,"tambahnya.(Muslih Suprianto)***

 

Editor: Kodar Solihat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah