Kopi Cianjur Berupaya Dimunculkan Kembali ke Dunia

- 30 Januari 2021, 21:18 WIB
/Antara

DESKJABAR - Sejumlah pemangku kepentingan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, berupaya memunculkan kembali ikon komoditas kopi asal daerah tersebut ke dunia. 

Kejayaan tersebut kembali dicanangkan Pemkab Cianjur dengan ditunjang ratusan kelompok tani yang sudah kembali menghasilkan biji kopi berkualitas sejak tahun 2014, dimana Tosca Santoso, menjadi inisiator penanaman kopi di wilayah utara tepatnya di Kampung Sarongge.

Penanaman kopi itu dilakukan bersama masyarakat sekitar Desa Ciputri, Kecamatan Pacet dan dilanjutkan Ayi Kahfi di wilayah selatan tepatnya di Kecamatan Sukanagara dan empat kecamatan lainnya yang dikenal dengan kopi Gunung Sungging-Sukanagara.

Baca Juga: Kopi Cianjur, dari Sarongge hingga Gunung Sungging, Diminati Pasar Eropa


Kedua nama tersebut melakukan pembinaan sekaligus mengajarkan konservasi tentang menjaga dan merawat hutan lindung yang menjadi lahan petani untuk bercocok tanam kopi dan tanaman buah sebagai pendukung.

Dengan demikian, alam tetap terjaga dan petani tetap mendapat penghasilan yang lebih dikenal dengan slogan Tiga O yaitu Leweung hejO, Reseup nu nenjO, Patani ngejO (Hutan hijau, Senang yang melihat dan Petani bisa menanak nasi), singkatnya hutan terjaga, kalau petani sekitarnya sejahtera.

"Tosca dan saya memiliki keinginan yang sama, saya banyak belajar dari beliau, termasuk dalam mengembangkan kopi yang tidak terpengaruh dengan pandemi. Sekitar 100 anggota kelompok, masih memiliki penghasilan selama pandemi, namun tidak sebesar sebelum pandemi," kata Ayi Kahfi sambil menyemai benih kopi yang akan diberikan untuk beberapa kelompok tani mandiri, dilansir Antaram dikutip DeskJabar, Sabtu, 30 Januari 2021.

Baca Juga: Genjot Ekspor Kopi ke Jerman, Caranya Indonesia Harus Sesuaikan Selera Masyarakat Tujuan

Ayah dari lima orang anak yang saat ini, menggarap 120 hektar lahan kopi yang merupakan lahan milik Perhutani dengan program pengelolaan bersama masyarakat, optimistis dapat mengembalikan kejayaan kopi Cianjur.

Menurut dia, sebagai komoditi unggulan tingkat nasional sejak dua tahun terakhir, hasil kopi Cianjur, mulai diburu penikmat dan pencinta kopi dari berbagai daerah hingga mancanegara.

Hampir sebagian besar kecamatan di Cianjur, menanam kopi dengan hasil rata-rata panen lebih dari 100 ton dalam bentuk chery atau biji. Kualitasnya diakui pasar nasional dan banyak ditampung pembeli besar karena saat ini bantuan pasar dari pemerintah belum terlihat untuk menyejahterakan petani kopi Cianjur.

Baca Juga: Minuman Kopi Campur Rempah Sedang Sangat Digemari

"Hasil panen kopi Cianjur, lebih banyak dijual keluar daerah karena tidak ada pembeli besar atau bandar besar yang menampung hasil panen petani. Risikonya kopi Cianjur, banyak diklaim merek besar luar daerah, sehingga identitas Cianjurnya hilang," kata Ayi.

Pembeli luar

Tingginya peminat hingga pengusaha kopi nusantara untuk mendapatkan hasil panen kopi asal Cianjur, mulai dari cherry, green bean hingga bubuk kopi, diakui beberapa orang pelaku usaha yang menjadikan kopi sebagai komoditas unggulan yang sudah dikemas dalam berbagai bentuk.

Pemilik merek dagang Kopi Dulur Addi Setiadi yang membuka gerai di Perumahan BLK Residen Cianjur, mengakui sejak kembalinya Cianjur, sebagai produsen kopi berkualitas nasional, pengusaha kopi dari berbagai daerah mulai memburu dan menjadikan kopi hasil tanaman petani Cianjur.

Baca Juga: Produksi Kopi, Garut Mulai Mengembangkan Sebagai Komoditas Unggulan

Tidak adanya penampung atau pembeli berskala besar, membuat biji kopi asli Cianjur, banyak dijual petani keluar daerah yang sudah memiliki buyer besar, sehingga Kabupaten Cianjur sebagai penghasil kopi diabaikan petani yang membutuhkan uang dan membuat kopi itu distempel dengan nama pembeli luar.

"Produksi biji kopi sampai bubuk dari tingkat petani, sudah memadai untuk memenuhi pasar nasional, kalau untuk kebutuhan kedai di Cianjur lebih dari cukup. Bahkan sebelum pandemi, saya mendapat pasokan hingga satu ton dari petani di Gunung Putri-Cipanas," katanya.

Ini menandakan produksi kopi dari petani di berbagai wilayah di Cianjur, sudah kembali bangkit dan siap menyambut kejayaan yang selama ini telah ditorehkan leluhur mereka yang terpaksa menanam kopi. ***

Editor: Kodar Solihat

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x