Soal mengapa makanan yang satu ini disebut jate jebred, sejumlah pedagang sate jebred di Cicalengka, Tanjungsari, dan Bandung, senada hanya memperkirakan, kemungkinan dari julukan lama, karena sate kulit zaman dahulu masih cukup lentur sehingga cukup elastis mirip karet, Bahasa Sunda mengistilahkan “ngajebred”. ***