DESKJABAR - Kang Dedi Mulyadi tiba tiba saja menjelma jadi seorang preman yang membuat takut seorang kakek yang tengah istirahat.
Dedi Mulyadi tampak garang terhadap seorang kakek Herman, seorang sopir truk yang sedang istirahat di sebuah SPBU di Subang.
Kang Dedi, panggilan anggota DPR RI Dedi Mulyadi menegor layaknya seorang preman dengan meminta uang terhadap supir truk Herman yang sudah berusia 68 tahun.
Kang Dedi Mulyadi Menyamar
Awal penyamaran Kang Dedi saat dirinya mengisi BBM di SPBU, lalu melihat ada truk parkir di gerbang keluar.
DM melihat ada seorang kakek sedang tidur pulas di dalam truk. Peristiwa itu terjadi pada Jumat 6 Januari 2023 malam.
Kang Dedi menghampiri lalu menegurnya, tak lama kemudian sang sopir memperkenalkan diri bernama Herman terpaksa istirahat di SPBU karena lahan parkir di gudang sedang penuh.
Dia adalah sopir truk pengangkut popok dari pabrik Karawang ke gudang di Subang. Bongkar muat baru bisa dilakukan menurut jadwal bongkar muatanya pada keesokan paginya, Sabtu 7 Januari 2023.
Terlilit Hutang
Herman mengaku setiap antar mendapat uang jalan Rp700 ribu, digunakan membeli solar, makan dan ongkos bongkar muat.
Kalau totalkan Herman mengaku kebagian sekitar Rp 100 ribu kalau lagi untung bisa Rp 200 ribu.
Kehidupan Herman memang cukup pilu diusianya yang sudah tidak muda lagi harus melakoni pekerjaan sebagai sopir dan harus istirahat dimana saja termasuk di SPBU.
Pekerjaan sopir dilakoninya sebagai tanggungjawab terhadap keluarganya karena harus menafkahi kehidupan sehari harinya terlebih masih punya anak yang masih duduk di bangku kelas 2 SD.
"Sekali jalan paling Rp 100 ribu, sebulan paling tinggi dapat Rp 2 juta," kata kakek Herman kepada Kang Dedi.
Dia juga menceritakan bahwa dirinya sempat menganggur tiga bulan karena SIM nya mati.
Lalu meminjam uang Rp 1.2 juta ketetangganya dan kini dicicil selama 5 bulan.
Kang Dedi Menguji Kejujuran Sang Kakek
Dedi Mulyadi pun sudah merasa iba, namun dia akan menguji terhadap kejujuran dari Herman.
Saat itu, Dedi mengaku sebagia preman lalu meminta sejumlah uang keamanan dan parkir kepada Herman selama istirahat di SPBU.
"Kalau di SPBU ini harus bayar sama saya karena saya yang pegang wilayah ini. Sini cepat bayar atau ban nya saya kempesin," bentak Kang Dedi.
Herman yang seorang sopir hanya bisa pasrah dan menunjukan sisa uang yang hanya Rp 182 ribu.
Nantinya uang untuk bongkar muatan ia akan meminjam ke bosnya dan akan diganti dalam kesempatan lain.
DM kemudian mulai beraksi yakni menguji kejujuran dari Herman dengan cara masuk ke dalam truk, Herman menunggu diluar.
Lalu Dedi menyelipkan sejumlah uang ke dalam kantong plastik warna merah milik sopir herman.
Baca Juga: Tips Perawatan Kendaraan (mobil), Awali dengan Memeriksa Air Radiator Setiap Pagi
Herman lalu masuk dam memeriksa barang bawaannya termasuk kantong plastik warna merah miliknya.
Tiba tiba dia kaget karena dalam kresek banyak uang pecahan seratus ribu jumlahnya jutaan.
Lalu kakek Herman menghampiri Kang Dedi yang masih berada di area SPBU dan menyakan soal uang, lantaran buka miliknya.
"Ini bukan uang saya pak, Tadi ada di plastik saya mau kembalikan kepada yang punya nya," katanya.
DM meminta kepada Herman untuk menyimpan uang tersebut. Namun permintaa ditolak karena Herman merasa bukan miliknya.
Lalu Dedi langsung berkata, bapak kan butuh uang bayar utang SIM. ya sudah kalau tidak mau titipkan saja ke petugas SBPU.
Lalu Dedi menjelaskan bahwa uang tersebut adalah pemberiannya kepada Herman, dan Dedi Mulyadi pun buka kartu.
"Herman orang jujur uang dikembalikan karena bukan haknya. kejujuran itu ada di orang kecil dan orang yang butuh," pungkas Kang Dedi.***