DESKJABAR – Di awal Tahun 2023 partai PDIP mewacanakan soal kembalinya sistem pemilihan umum (pemilu) legislatif yang sekarang dilaksanakan sistem proporsional terbuka menjadi sistem proporsional tertutup.
Partai diluar PDIP pun ramai ramai melakukan penolakan atas sitem proporsional tertutup termasuk partainya Kang Dedi Mulyadi (P. Golkar).
Dedi Mulyadi yang juga sebagai anggota DPR RI menolak keras atas wacana sistem pemilu proporsional tertutup karena ini merupakan sebuah kemunduran dalam demokrasi.
INI KATA KANG DEDI MULYADI
Sistem pemilu paling ideal untuk Indonesia adalah seperti yang sekarang ini dilakukan yakni sistem proporsional terbuka.
Lalu bila sekarang diwacanakan kembali lalu dianut menjadi sistem proporsional tertutup, menurut Kang Dedi inilah adalah suatu kemunduran berdemokrasi.
Dedi Mulyadi berargumen kenapa dia memilih untuk sistem proporsional terbuka karena sistem ini paling ideal sebagai proses demokrasi lebih maju di Indonesia, karena sistem proporsional terbuka jelmaan dari kompromi antara proporsional tertutup dan distrik.
Menurutnya, sistem proporsional terbuka merupakan dialetika demokrasi sehingga bisa mewadahi keterwakilan antara partai dan masyarakat.
Jadi sistem ini merupakan yang cocok bagi Indonesia untuk pematangan demokrasi, jadi irasional dalam rangka pematangan politik dengan sistim distrik murni.
Dedi mengungkapkan kita malah berpikir mundur bila kembali mewacanakan ke sistem proporsional tertutup karena itu dilakukan ketika jaman orde lama dan orde baru lalu.