DESKJABAR – Diantara pelintas Cadas Pangeran, Sumedang, kadang-kadang terlihat ada sejumlah orang menjual hewan lucu bernama kukang.
Nah, kukang di Cadas Pangeran, Sumedang, Jawa Barat itu, kita bisa mengenal hewan tersebut, juga benarkah ada isu diikuti hantu ?
Di Cadas Pangeran sebenarnya banyak habitat hewan, mulai yang klasik seperti ular dan kelelawar, dkk, tetapi juga ada hewan unik seperti kukang yang juga disebut malu-malu.
Populasi mulai berkurang
Belakangan ini, sudah jarang terlihat orang menjual hewan kukang di dekat atau sepanjang Cadas Pangeran.
Mungkin karena hewan kukang di Cadas Pangeran sudah berkurang. Atau mungkin juga, pelintas enggan berhenti untuk membeli karena jalurnya bukan untuk berhenti.
Hewan kukang memiliki bentuk lucu, merupakan jenis primata ukuran kecil, sepintar mirip monyet tetapi bukan. Sebab hidupnya agak mirip, karena bergentayangan diantara pepohonan.
Baca Juga: Di Majalengka atau Kuningan, Jika di Kuburan Mendengar Suara Wanita Menangis, Dekati akan Terlihat
Kukang memiliki kepala bulat, ada moncongnya, dan matanya besar. Warna kukang sebenarnya berbeda-beda, tetapi yang dijual di Cadas Pangeran umumnya warna coklat.
Forester dari Perum Perhutani Divre Jawa Barat-Banten, Budhi Triana, menyebutkan, bahwa kukang sebenarnya suka mengigit jika merasa terancam.
Sejauh ini, pemangsa alami yang suka memakan kukang di Cadas Pangeran, adalah ular, elang, musang, dan kucing hutan.
Ada pula isu gaib terkait hewan kukang, termasuk di Cadas Pangeran, konon suka diikuti hantu.
Soal hewan dengan isu diikuti hantu jika diambil dari hutan, bukan hanya kukang, juga ayam hutan, dimana di Cadas Pangeran juga ada.
Menurut Budhi Triana, senada petugas penyuluh dari Dinas Perkebunan Provinsi Jawa Barat, Mochamad Sopian Ansori, bahwa isu itu relatif bisa dipercaya jika pada kondisi tertentu.
“Yang jelas, bukan hantu, tetapi jin yang menghuni hutan belantara, termasuk dari Cadas Pangeran. Sebab jin bisa mengganggu dengan banyak perantaraan, tetapi biasanya jin selalu akan kabur takut oleh manusia,” terang Budhi Triana senada Mochamad Sopian Ansori.
Bahkan, Mochamad Sopian Ansori, mengatakan, suatu ketika dirinya juga membawa tanaman dari hutan, ternyata kemudian diberitahu “ada yang ikut menempel”.
Ia pun juga menceritakan, sempat mengalami kesurupan ketika menebang pohon ditanam dengan berasal dari bibit diambil dari hutan itu.
Kondisi Cadas Pangeran
Baca Juga: Budidaya Lele, Mengapa Pemula Sering Gagal ? Kenali Penyebab dari Tanda Ini, Usaha Perikanan
Pada sisi lain, kawasan Cadas Pangeran Sumedang belakangan ini menjadi banyak orang, baik yang bermukim maupun berjualan pada sebagian titik.
Namun secara umum diketahui, sejumlah titik di Cadas Pangeran diketahui merupakan kawasan hutan rawan longsor.
Soal kemungkinan hewan-hewan lemur sudah menyusut di Cadas Pangeran, DeskJabar mengutip gambaran umum dari Tropical Forest Conservation Action (TFCA) Sumatera yang dilansir tfcasumatera.org.
Baca Juga: Ikan Mas Kembali Ramai Diminati Konsumsi dan Hobi Mancing, Cara Pembenihan yang Bagus, Perikanan
Disebutkan, terjadinya pembukaan lahan hutan untuk berbagai kepentingan, menjadi penyebab besar terjadinya penurunan populasi spesies.
Sebab, terjadi konflik satwa atau hewan dengan manusia, yang menyebabkan banyak hewan ditangkap dan diperdagangkan secara ilegal.
Salah satu jenis hewan yang disebutkan adalah kukang, dimana populasinya berkurang karena banyak diperjualbelikan. ***