Pertanian Padi Jawa Barat, Serangan Hama Tikus Menurun, Walau Terjadi Banjir

26 September 2022, 07:38 WIB
Areal tanaman padi di Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat /Kodar Solihat/DeskJabar

DESKJABAR – Usaha pertanian padi di Jawa Barat, ada fenomena serangan hama tikus menurun, walau pun pada beberapa tempat mengalami banjir.

Pada sejumlah daerah di Jawa Barat diketahui beberapa hari terakhir mengalami hujan sangat besar. Bahkan, ada beberapa tempat yang mengalami banjir bandang.

Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat, Ir Dadan Hidayat, MSi, di Bandung, Senin, 26 September 2022, menyebutkan, curah hujan yang tinggi sangat berpengaruh dan beresiko terjadinya banjir pada suatu lokasi.

Baca Juga: Pertanian Jawa Barat Genjot Bahan Ramah Lingkungan untuk Efisiensi dan Dampak Kenaikan Harga BBM

Namun, katanya, kondisi itu tergantung keadaan topografi, vegetasi, dan kapasitas lapang tanah yang ada di lokasi bersangkutan.

Disebutkan, berdasarkan laporan 1-19 September 2022, di Jawa Barat terjadi banjir seluas 91,56 hektare. Ini terdiri banjir seluas 37,31 hektare, dan banjir bandang 54,25 hektare (data terlampir).

Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Berdasarkan laporan periode 16-31 Agustus 2022, serangan tikus di Jawa Barat seluas 1.403,5 hektare. Pada periode 1-15 September 2022, menurun menjadi 578 hektare atau 58,82 persen.

Baca Juga: Pertanian, Efek Harga BBM Solar Naik, Harga Beras Bisa Menjadi Mahal, dan Ancaman Krisis Pangan Global

“Dengan demikian serangan tikus tidak dipengaruhi oleh curah hujan yang tinggi, tetapi dipengaruhi oleh keadaan luas dan stadia tanaman,” ujar Dadan Hidayat.

Pihak terkait Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat sudah melakukan telaahan oleh staf terkait pengaruh iklim terhadap bencana.

Telaahan tersebut dilakukan di ruangan Kepala Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Barat, di Ciganitri, Bandung, pada Jumat 23 September 2022.

Dokumentasi kegiatan telaahan staf terkait pengaruh iklim terhadap bencana banjir dan serangan tikus di Jawa Barat. dok Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Jawa Barat

Baca Juga: Di Majalengka, Burung Emprit Dikonsumsi, Wisata Alam dan Pengendalian Hama Pertanian Padi

Sementara itu, Kementerian Pertanian mengabarkan, sedang mengembangkan sistem pertanian presisi, sebagai salah satu upaya mengatasi dampak perubahan iklim.

Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo mengatakan, Indonesia terus berupaya menangani dampak perubahan iklim yang semakin signifikan terhadap produksi dan produktivitas pertanian.

Salah satu cara dilakukan, katanya, adalah mengembangkan pertanian presisi yang berketahanan iklim.

Baca Juga: Di Majalengka, Pria Nyaris Dapat Uang Rp 2 Miliar, Tapi Harus Menikah dengan Siluman Ular di Kertajati

Untuk komoditas selain padi, Kementerian Pertanian terus menambah produksi jagung, kedelai, cabe, dan bawang.

Menurut Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, bahwa Presiden Joko Widodo menginstruksikan Kementerian Pertanian untuk terus melakukan penanaman komoditas tersebut agar neraca produktivitas pangan dapat tetap terjaga.

“Ada kesimpulan, bahwa BUMN agar dapat membeli semua produktivitas yang ada sehingga negara betul-betul bisa menjamin tidak membiarkan begitu saja," ucap Syahrul, melalui siaran pers diterima DeskJabar, 19 September 2022.

Baca Juga: Burung Hantu Sukses untuk Mengendalikan Hama Tikus, Selamatkan Panen Padi di Ujungjaya, Sumedang

Sebab, katanya, Presiden Jokowi juga menginstruksikan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk membeli semua produk yang ada agar harga beli komoditas tersebut dapat terjamin. Presiden juga berharap agar produksi sektor pertanian dapat terus meningkat. ***

 

 

 

 

    

  

Editor: Kodar Solihat

Sumber: Wawancara

Tags

Terkini

Terpopuler