Pengakuan Mengejutkan Dokter Forensik Sumy Hastry, Pernah 'Salah' di Kasus Ini, 'Ternyata Satu Jenazah'

4 Agustus 2022, 13:51 WIB
Pakar forensik Polri Kombes Pol dr Sumy Hastry memberikan tanggapan soal autopsi kedua bersama YouTuber Anjas Asmara. /YouTube Hastry Forensik/

DESKJABAR - Kabid Dokkes Polda Jawa Tengah Kombes Pol dr Sumy Hastry Purwanti, adalah dokter forensik yang sering terlibat dalam autopsi jenazah dalam kasus dugaan pembunuhan. Termasuk kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang.

Pertama kali terlibat dalam autopsi saat kasus Bom Bali I pada 2002, Sumy Hastry sudah harus berurusan dengan ratusan jenazah.

Meski saat itu baru berjibaku dengan ratusan jenazah, Sumy Hastry langsung terbiasa dengan pekerjaannya tersebut.

Baca Juga: Kasus Subang Jelang 1 Tahun, Sosok Pelaku di Mata Pakar Forensik, Simak Pernyataan Terbaru Sumy Hastry

Dalam salah satu kasus terbaru, seperti pernah diberitakan DeskJabar.com, Sumy Hastry pernah melakukan autopsi kedua pada salah seorang korban tabrak lari di Nagreg.

Pakar forensik Polri ini menemukan fakta bahwa korban bernama Handi, terdapat tanda air di saluran napas hingga paru-paru.

Hasil autopsi Sumy Hastry menunjukkan, Handi dalam keadaan hidup atau tidak sadar, saat dibuang pelaku ke sungai.

Fakta ini membuat majelis hakim menilai pelaku, Kolonel Priyanto, bersalah melakukan pembunuhan berencana dan menjatuhkan vonis pidana penjara seumur hidup dan dipecat dari dinas militer.

Dalam kasus dugaan pembunuhan lainnya, yaitu kasus Subang, Sumy Hastry juga melakukan autopsi terhadap korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu alias Amel, di areal pemakaman.

Sumy Hastry menjalankan autopsi kedua tersebut pada 2 Oktober 2021, berjarak sekitar 1 bulan 15 hari sejak kejadian pembunuhan pada 18 Agustus 2021.

Namun berbeda dengan kasus tabrak lari Nagreg, dalam kasus Subang, masih belum terungkap pelaku pembunuh dan otak tindak pidana tersebut.

Beberapa kali melakukan autopsi kedua, Sumy Hastry pernah mengatakan, seharusnya tidak ada autopsi kedua di kedokteran forensik.

Baca Juga: FAKTA TERUNGKAP Kasus Subang, Sumy Hastry Lakukan 2 Hal Ini Saat Autopsi Kedua, Ada yang Belum Diperiksa?

"Tapi kalau memang dianggap perlu, ya kita periksa lagi. Karena periksa jenazah itu kayak mudah, tapi sebenarnya sulit," ucap Sumy Hastry pada acara Forensik Talk, 7 November 2021.

Cerita autopsi kedua

Sumy Hastry kembali memberikan tanggapan terbaru mengenai autopsi kedua, termasuk mengatasi perasaan tidak enak dari kolega yang melakukan autopsi pertama.

Sumy Hastry membeberkan pengalamannya itu bersama staf pengajar dan YouTuber yang bermukim di Thailand, Anjas Asmara, dalam video bertema 'TANGGAPAN MOMMY HASTRY SOAL OTOPSI KEDUA ! BAGAIMANA DENGAN OTOPSI KE 2 BRIG*DIR J?!'

Video tersebut tayang di kanal YouTube Hastry pada 30 Juli 2022 dan sudah memperoleh views lebih dari 23 ribu.

Sumy Hastry mengakui saat melakukan autopsi kedua bisa muncul perasaan tidak enak dengan koleganya yang melakukan autopsi pertama, terutama jika ada perbaikan hasil autopsinya.

Untuk mengatasinya, Sumy Hastry akan mengajak koleganya yang melakukan autopsi pertama, untuk ikut autopsi kedua. Tujuannya agar sama-sama tahu hasilnya.

"Saya diminta untuk melengkapi saja," ujar Sumy Hastry menanggapi soal autopsi kedua yang ia lakukan.

Sebagai dokter forensik, salah satu hal yang menjadi kendala adalah waktu. Semakin lama waktu berlalu, jenazah semakin mengalami pembusukan.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERUPDATE, Dokter Forensik Sumy Hastry Ditanya Soal Oknum Banpol, Begini Jawabannya

"Kalau memang pembusukan semua, ya tidak bisa ketemu apa-apa," kata Sumy Hastry.

Meski demikian, jika terjadi pembusukan pada jenazah, Sumy Hastry tetap akan memeriksa tulang belulangnya untuk identifikasi.

Sumy Hastry mencontohkan kasus mayat tak dikenal yang diduga tewas karena kekerasan benda tumpul.

Dari hasil autopsi pertama, ada 4 orang meninggal dunia yang tidak dikenal dan diduga karena kekerasan dan minuman keras (miras).

Akan tetapi, sekitar tiga bulan kemudian, penyidik mendapat perkembangan informasi dan tersangka.

"Akhirnya kita autopsi kedua. Kondisi jenazahnya sudah membusuk, saya lihat tulangnya. Ternyata, kekerasannya tidak mematikan, retak biasa. Saya curiga malah dari racun," tutur Sumy Hastry.

Kecurigaan Sumy Hastry berdasarkan evaporasi tubuh jenazah, tanah di sekitar jenazah dan kain kafan.

"(Hasil autopsi) positif sianida. Jadi diracun matinya," ucapnya.

Saat itu, hasil autopsi Sumy Hastry melengkapi autopsi pertama untuk penyebab kematian dan identitas korban berdasarkan DNA keluarga.

Menurut Sumy Hastry, tidak masalah jika mengajak rekan yang terlibat dalam autopsi pertama untuk ikut lagi di autopsi kedua demi kepentingan penyidikan.

Baca Juga: Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Adalah Psikopat? Sumy Hastry Jelaskan, Luka Di Wajah Korban, Berarti Pelaku...

Ternyata satu jenazah

Sumy Hastry pernah melakukan autopsi pertama dalam kasus mutilasi, kemudian rekannya yang melakukan autopsi kedua.

"Ya nggak masalah dan saya ikut (autopsi) lagi," ucap Sumy Hastry.

Dalam kasus mutilasi tersebut, Sumy Hastry semula berpikir ada dua jenazah yang menjadi korban.

Akan tetapi, berdasarkan keterangan saksi dan rekonstruksi, ternyata hanya satu korban.

"Saya salah. Ternyata itu satu jenazah. Setelah (jenazah) dimakamkan, dibongkar lagi dan diperiksa lagi oleh teman saya. Saya ikut untuk memastikan lagi. Ternyata satu jenazah," kata Sumy Hastry.

Menurut dia, masyarakat sekarang semakin tahu pentingnya autopsi pada jenazah yang diduga korban tindak pidana.

"Banyak banget masyarakat yang minta (bantuan autopsi) dan saya selalu bilang, 'lapor dulu ke polisi'," ucapnya.

Dalam melakukan autopsi, Sumy Hastry bisa menjadi operator sendirian atau kadang berdua dengan dokter forensik lain.

Saat melakukan autopsi, tim akan mengeluarkan jantung, hati, usus, dan organ tubuh lain untuk dilihat normal tidaknya organ tersebut.

Baca Juga: Mantap Bro, Ada Bundle Enflamed Immortal & Antiquated Tattoo GRATIS, Cek Kode Redeem FF 4 Agustus 2022

Tim yang melakukan autopsi 4-5 orang. Ada asisten yang bertugas menjahit luka, membersihkan organ-organ tubuh, memandikan jenazah, dan mendokumentasikan dalam bentuk foto.

Menurut Sumy Hastry, setiap selesai autopsi, semua organ tubuh seperti jantung, hati, usus, dan lain-lain, dikembalikan sesuai tempatnya semula.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: Dok. DeskJabar.com YouTube Hastry Forensik

Tags

Terkini

Terpopuler