FAKTA FAKTA  Perundungan Anak SD di Tasikmalaya Sampai Meninggal, Bikin Nyesek, Presiden Turun Tangan

25 Juli 2022, 21:29 WIB
fakta fakta perundungan anak SD di Tasikmalaya sampai meninggal, bikin nyesek, presiden Jokowi turun tangan /Pixabay /Myriams-Fotos/

DESKJABAR - Fakta fakta Perundungan anak SD di Tasikmalaya sampai meninggal, bikin nyesek, Presiden Jokowi turun tangan. 

Kasus perundungan anak SD di Tasikmalaya menjadi perbincangan dan menjadi perhatian berbagai kalangan. Presiden Joko Widodo atau Jokowi turun tangan. 

Seorang anak SD di Tasikmalaya berinisial FH kelas 6 SD meninggal dunia diduga depresi akibat mengalami perundungan dari teman sebayanya. 

FH anak SD di Tasikmalaya yang masih berusia 11 tahun itu sebelum meninggal dunia mengalami perundungan dipaksa bersetubuh dengan kucing. 

Kemudian teman temannya merekam aksi FH tersebut dan menyebarkannya melalu media sosial hingga akhirnya menyebar. 

Baca Juga: TEGAS, Sikap PGRI Kabupaten Tasikmalaya Terhadap Aksi Perundungan Anak SD Sampai Meninggal

Orang tua korban mengetahui anaknya menjadi korban perundungan setelah melihat videonya beredar di media sosial. 

Sebelum meninggal dunia, korban yang merupakan warga Desa Sukaasih, Kecamatan Singaparna Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat sempat murung dan tidak mau ke luar rumah. 

FH anak SD di Tasikmalaya korban perundungan tersebut awalnya mengeluhkan sakit tenggorokan dan tidak mau makan. 

Selain dipaksa untuk bersetubuh dengan kucing, korban juga mengaku dipukuli oleh teman sebayanya. 

 

1- Depresi

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto mengatakan korban meninggal dunia diduga karena depresi dan mengalami aksi perundungan. 

Baca Juga: PENASARAN, Apa Yang Dicatat Malaikat, Saat Kita Masih Dalam Kandungan, Kata Buya Yahya Ada 4 Hal Apa Saja

Kata Ato, korban sempat mengalami dugaan perundungan sampai depresi dan akhirnya meninggal dunia. 

"Bentuk perundungan yang dilakukan korban dipaksa dan diancam temannya untuk melakukan tindakan tidak senonoh," kata Ato Rinanto. 

Bahkan adegan tidak senonoh tersebut sengaja direkam oleh teman sebayanya yang kemudian video nya disebar melalui media sosial. 

Jika melihat video adegan anak SD di Tasikmalaya bersetubuh dengan kucing, kata Ato Rinanto ada keterlibatan orang dewasa karena videonya sudah diedit dan tidak alamai anak usia SD. 

 

2- Ngeluh Sakit Tenggorokan

Sejak mengalami dugaan aksi perundungan FH anak SD di Tasikmalaya yang meninggal diduga akibat mengalami aksi perundungan jadi banyak murung. 

Bahkan FH tidak mau makan dan minum hingga akhirnya kesehatan FH terganggu. Keluarga pun membawanya ke rumah sakit. 

Saat di rumah sakit, FH anak SD di Tasikmalaya itu akhirnya meninggal dunia. Dokter tidak bisa menyelamatkan nyawanya. 

Ibu korban TI (39) mengatakan anak laki lakinya sebelum meninggal sering mengeluhkan sakit tenggorokan dan mengaku sering dipukul oleh teman sebayanya. 

 

Keluarga Kurang Mampu

FH anak SD di Tasikmalaya yang meninggal dunia diduga akibat mengalami aksi perundungan merupakan keluarga kurang mampu. 

Ato Rinanto mengaku prihatin dengan kondisi keluarga FH anak SD di Tasikmalaya yang meninggal dunia diduga akibat mengalami aksi perundungan. 

"Miris sekali melihat kondisi keluarganya, mereka dari keluarga kurang mampu, jadi kondisi anak kurang terperhatikan," kata Ato Rinanto. 

Ato juga mengatakan kedua orang tua korban psikisnya masih belum stabil dan dalam pengawasan KPAID. 

Ato khawatir keluarga korban mendapatkan tekanan tekanan dari pihak lain sehingga kondisinya terus diawasi oleh pihak KPAID. 

 

Alami Peradangan Otak

Anak SD di Tasikmalaya yang meninggal akibat mengalami dugaan perundungan dan mengalami depresi ternyata mengalami peradangan otak. 

Korban juga mengalami suspect depresi dan Thypoid termasuk juga komplikasi typus yang menjadi penyebab kematian korban. 

Hal itu dijelaskan oleh Kepala Bidang Pelayanan Kesehatan RSUD SMC Kabupaten Tasikmalaya, Adi Widodo sesuai hasil pemeriksaan medis. 

 

15 Saksi Diperiksa

Polisi bergerak cepat melakukan penanganan kasus dugaan perundungan anak SD di Tasikmalaya yang mengalami depresi dan akhirnya meninggal. 

Kabid Humas Polda Jabar, Kombes Ibrahim Tompo mengatakan pihak kepolisian sudah memeriksa 15 saksi termasuk keluarga korban. 

Pemeriksaan yang dilakukan berkaitan dengan peristiwa perundungan terhadap anak SD di Tasikmalaya yang meninggal dunia. 

"Kita susah melakukan pemeriksaan lebih kurang sekitar 15 orang untuk diminta keterangan," kata Ibrahim Tompo. 

 

PGRI Gerak Cepat

PGRI Kabupaten Tasikmalaya langsung bergerak cepat melakukan pembinaan kepada pengurus di tiap Kecamatan agar memberikan arahan kepada guru untuk melawan aksi perundungan. 

PGRI Kabupaten Tasikmalaya langsung melakukan deklarasi menolak aksi kekerasan kepada anak termasuk perundungan anak di Tasikmalaya. 

Ke depan diharapkan tidak lagi ada aksi perundungan terhadap anak baik di lingkungan sekolah atau pun di luar sekolah. 

"Kita bergerak bersama untuk melakukan aksi agar perundungan terhadap anak tidak lagi terjadi baik di tingkat TK, SD, SMP maupun SMA," kat Ketua PGRI Kabupaten Tasikmalaya Akhmad Juhana. 

 

Presiden Turun Tangan

Presiden Jokowi langsung turun tangan dan mengucapkan bela sungkawa atas meninggalnya anak SD di Tasikmalaya yang diduga mengalami perundungan. 

Presiden Jokowi meminta aksi perundungan terhadap anak tidak lagi terjadi di Indonesia dan ini menjadi tanggung jawab bersama orang tua pendidik dan kita semua. 

Jokowi meminta agar semua pihak berperan dalam menjaga anak anak agar tidak mengalay perundungan. 

 

Sama Sama Korban

Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia Daerah Kabupaten Tasikmalaya, Ato Rinanto memgatakan baik pelaku atau pun korban perundungan sama sama korban. 

Pelaku perundungan merupakan anak anak yang posisinya masih di bawah umur. Dan mereka kata Ato merupakan korban. 

"Baik korban yang meninggal dunia dan juga anak yang menjadi pelaku perundungan semuanya adalah korban dari lemahnya pola asuh terhadap anak," kata Ato Rinanto. 

Untuk itu harus ada pola asuh yang baik terhadap anak termasuk dalam memberikan pemahaman terhadap perubahan dan pesatnya kemajuan teknologi. 

Jadi orang tua dan juga semuanya harus mampu memberikan pemahaman yang baik kepada anak tentang bahaya teknologi bagi anak.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Berbagai Sumber

Tags

Terkini

Terpopuler