KASUS SUBANG MENGEJUTKAN, Banpol Bagian dari Pelaku untuk Menyelamatkan Diri dan Berhasil, Benarkah?

16 Mei 2022, 16:27 WIB
TKP kasus Subang, Banpol bagian dari pelaku untuk menyelamatkan diri, benarkah /Kodar Solihat/Dok. Deskjabar/

DESKJABAR - Kasus Subang mengejutkan tentang Banpol yang kemungkinan bagian dari pelaku untuk menyelamatkan diri dari kasus Subang ini dan berhasil, benarkah?

Seperti kita ketahui keberadaan Banpol yang masih menjadi misteri kasus Subang hingga saat ini.

Dalam pengakuan Danu kepada penyidik bahwa dirinya pernah disuruh oknum Banpol untuk membersihkan TKP kasus Subang.

Pengakuan Danu tersebut membuat kontroversi dan dianggap mengada-ada bahkan menjadi heboh di kalangan masyarakat.

Dalam pengakuannya pada bulan Oktober 2021 lalu itu, Danu diminta untuk membersihkan bak mandi di rumah TKP.

Danu juga mengaku sempat diminta masuk ke mobil Alphard oleh oknum Banpol Polsek Jalan Cagak Subang.

Danu mengaku peristiwa tersebut terjadi sehari setelah penemuan korban meninggal yaitu Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu atau Amel pada 18 Agustus 2021.

Baca Juga: TEMUAN BARU KASUS SUBANG, DNA di TKP Sangat Mirip Saksi Ini? Anjas: Bisa Jadi Bukti Primer

Dari kejadian itu, sosok Danu makin mencuat dan dicurigai terlibat dalam kasus Subang bahkan merupakan salah satu saksi yang sering dipanggil penyidik kepolisian.

Dikutip dari YouTube Anjas di Thailand berjudul "AKHIR PENETAPAN KA5US SUBANG !! YOSEP K0NFR0NTAS1 DANU LANGSUNG !!", Anjas mereview pernyataan Yosef yang dikutipnya dari Youtube Koin Seribu 77.

Anjas punya kesimpulan sendiri tentang Banpol ini.

Anjas mengakui, Polda Jabar sudah membantah bahwa Banpol itu tidak ada.

Namun Anjas mengungkapkan dirinya sudah menonton rekaman video Kepala Desa Jalancagak yang dikirimkan kepadanya (tidak diunggah di Youtube) yang mengatakan bahwa Banpol itu nyata adanya.

Yosef sendiri ujar Anjas, telah mengakui bahwa oknum Banpol yang ramai dibicarakan itu ada.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Ruang Gerak Pelaku Semakin SEMPIT, Data Baru Ditemukan, IBRAHIM TOMPO Penyidik Kerja Keras

Tapi apakah Banpol tersebut berhubungan dengan kasus Subang?

Soal pengakuan Danu yang mengklaim dirinya disuruh oleh Banpol dimaksud untuk membersihkan kamar mandi sehari setelah kejadian atau Kamis 19 Agustus 2021, menurut Anjas itu bisa saja karena kemalasan oknum Banpol itu.

Pasalnya pada waktu itu sedang PPKM dan baru saja memperingati HUT RI. Makanya si Banpol agak malas-malas dan mungkin karena jijik maka menyuruh Danu membersihkan kamar mandi yang banyak bercak darah.

Lalu soal Danu diminta masuk ke mobil Alphard tempat ditemukannya jasad Tuti dan Amel, kata Anjas itu juga alasannya sama karena kemalasan oknum Banpol.

Berdasarkan video kiriman Kades Jalancagak kepadanya, Anjas mengatakan bahwa malam hari di tanggal 18 Agustus 2021 setelah selesai identifikasi, oknum Banpol itu disuruh atasannya untuk membawa mobil Alphard dari rumah TKP ke Polsek Jalancagak.

Karena malam itu tidak ada orang dan si Banpol merasa takut sendirian, makanya mengajak seseorang yang ada di TKP yaitu Danu masuk ke mobil Alphard.

Baca Juga: KASUS SUBANG, Pelaku Pembunuh TUTI dan AMEL Makin TERPOJOK, Tim Khusus Polisi Segera MERINGKUSNYA

Jika hal itu benar, menurut Anjas, sepertinya ada ketakutan jika kasus tersebut terbongkar maka kelemahan-kelemahan penyidik Jawa Barat akan terbongkar pula.

“Misalnya mengenai SOP yang tidak dijalankan, kemudian juga mengenai kelemahan-kelemahan yang tidak begitu cakap dalam menyelesaikan kasusnya”, ujar Anjas.

Soal kesalahan, hemat Anjas itu hal yang wajar karena setiap manusia tidak ada yang sempurna. Setiap daerah punya level kemampuan masing-masing yang berbeda.

Yang penting tegas Anjas, jika memang ada yang salah dalam SOP seharusnya berjiwa besar saja diakui bahwa itu memang salah, daripada dibiarkan begitu saja.

Anjas berpendapat isu Banpol bukanlah sesuatu hal yang fundamental dia terlibat dalam kasus Subang ini karena berhubungan dengan identifikasi (bukan bagian dari pelaku).

Tapi, tegas Anjas, harus diakui oknum Banpol ini melakukan kesalahan yang tidak sesuai SOP karena kemalasannya tadi.

Yang bahaya kesalahan SOP oknum Banpol itu justru dipakai oleh orang-orang tertentu yang kemungkinan besar dia adalah bagian dari pelakunya untuk menyelamatkan diri dan ternyata strategi ini berhasil.

Buktinya sampai sembilan bulan lebih kasus dari pembunuhan ini masih belum terungkap, karena mereka tahu banget kelemahan-kelemahan dari penyidik itu dipakai, di-blowup untuk menyelamatkan mereka,” kata Anjas Asmara.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler