HASIL LAB DNA Kasus Subang Belum Mampu Sibak Misteri, Tak Ada Data Pembanding yang Matching?

12 Mei 2022, 13:52 WIB
Ilustrasi TKP dan DNA. Hasil Lab DNA kasus Subang belum mampu sibak misteri. Ini alasannya. /Kolase foto DeskJabar dan Pixabay/ernestoeslava/ckstockphoto/PublicDomainPictures/

DESKJABAR - Kurang dari seminggu menjelang 9 bulan usia penyidikan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, tim penyidik Polda Jabar masih belum mengumumkan satu pun tersangka pelaku.

Padahal, tim penyidik sudah memeriksa lebih dari 121 saksi, baik saksi dari pihak keluarga, saksi ahli, termasuk saksi yang berada di sekitar lokasi rumah Yosep atau kebetulan melintasi Tempat Kejadian Perkara (TKP), pada tanggal 18 Agustus 2021.

Tim penyidik juga mengandalkan laboratorium forensik di Jakarta untuk mengungkap tabir pembunuhan Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Baca Juga: INFO PANAS Kasus Subang, Danu Sempat Salaman dengan Yoris, Heri Susanto Tidak Percaya Danu?

Kasus Subang sempat menemui titik terang setelah para tenaga ahli forensik berhasil menemukan puluhan DNA di rumah korban yang menjadi Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Namun, hingga hari ini, tim penyidik tidak berhasil mengungkap milik siapa beberapa DNA yang ditemukan ahli forensik di TKP.

Pakar forensik dr Sumy Hastry Purwanti pernah menjelaskan bahwa proses identifikasi kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang butuh waktu lama meskipun penyidik sudah mendapatkan puluhan DNA di TKP.

Dalam video di kanal YouTube Denny Darko yang tayang pada Senin 22 November 2021 malam berjudul, 'PERTAMA KALI.ANJAS DI THAILAND X DR.HASTRY FORENSIK X DENNY DARKO,KASUS SUBANG AKAN DIUNGKAP SPT INI,' Sumy Hastry menjelaskan salah satu kesulitannya adalah karena tidak ada data pembanding.

Sumy Hastry memberi contoh proses identifikasi bencana massal bisa cepat karena ada data pembanding dari pihak keluarga. Demikian juga untuk kasus teroris, ada data pembanding dari pihak keluarga.

Baca Juga: KASUS SUBANG 100 Persen Bakal Terungkap, Ahli Forensik Tanggapi Isu Banpol Hingga Pembunuh Psikopat

"Sekarang kasus Subang. Kita sudah dapatkan puluhan DNA yang ada di sekitar lokasi. Kita petakan, matching nggak dengan DNA yang kita dapat di properti atau barang bukti di lokasi itu. Makanya butuh waktu lama," tutur dr Sumy Hastry.

Ia menjelaskan, untuk pemeriksaan darah bisa berlangsung dalam waktu cepat. Bahkan tiga hari bisa selesai.

Akan tetapi, untuk memeriksa sidik jari di puntung rokok, kursi, pintu, atau mobil, prosesnya memakan waktu lama.

"Penyidik ingin mencocokkan, DNA itu ada nggak di waktu kematian? Itu yang sulit karena harus diulang lagi dan kita bandingkan lagi," ucapnya.

Pernyataan Sumy Hastry sekaligus mengisyaratkan bahwa temuan DNA tersebut diduga tidak matching dengan sejumlah saksi terperiksa.

Kendala lainnya, menurut Sumy Hastry, TKP Subang saat itu sudah terkontaminasi karena ada banyak orang yang keluar masuk.

Baca Juga: INFO TERKINI Kasus Pembunuhan Subang, Achmad Taufan Tegaskan Danu Bukan Berbohong, Tetapi... 

Sumy Hastry pun menjelaskan, setelah mengetahui DNA siapa yang ada di rokok, misalnya, pemeriksa tetap membutuhkan waktu lama.

"Oh yang paling baru DNA siapa, sesuai nggak dengan kejadian. Lamanya di situ," ujarnya.

Namun, Sumy Hastry juga mengungkapkan bahwa hasil laboratorium temuan DNA tersebut sudah selesai.

"Sebenarnya kita sudah dapat dan sudah selesai, sudah ketemu semua dari hasil lab di Jakarta," kata Sumy Hastry.

Menurut Sumy Hastry, tim pemeriksa ingin memastikan dulu tersangkanya sebelum diumumkan.

"Harus ada pintu masuknya dari mana sehingga polisi berkeyakinan bahwa dia memang terlibat dalam kasus tersebut. Baru setelah itu berkembang," tutur Sumy Hastry.

Baca Juga: Kasus Subang Terupdate, Kombes Pol Ibrahim Tompo Tanggapi Soal Banpol, Danu Gemetaran dan Panas Dingin

Soal alat bukti lain dalam kasus Subang, Sumy Hastry menjelaskan bahwa tim penyidik selain mencari dari autopsi jenasah korban Tuti Suhartini dan Amalia Mustika Ratu, juga memprofil dengan psikologi forensik, detektor kebohongan, dsb.

"Itu kan bisa sebagai alat bukti untuk keterangan ahli. Bahkan ada juga ahli poligraf untuk mengamati karakter tulisan. Jadi, kepolisian juga didukung oleh tim forensik yang menyeluruh," kata Sumy Hastry.

Profil perokok

Mengenai banyaknya temuan puntung rokok berbagai merek di TKP, Sumy Hastry pun menerangkan bahwa setiap perokok itu berbeda-beda profilnya.

"Jadi ini saya kasih bocoran, profil orang merokok itu beda. Bisa satu puntung rokok habis, bisa hanya sampai tiga perempat, bisa cara memegangnya seperti apa. Kita ini memeriksa para saksi, bagaimana sih dia merokok, bagaimana sih dia menghabiskan rokok," kata dr Sumy Hastry.

Sumy Hastry mengungkapkan bahwa dari memeriksa cara merokok para saksi, sudah bisa dibedakan dan ditemukan melalui profil yang dilakukan polisi.

"DNA sudah berbicara. Profil dia perokok, mereknya apa. Itu sudah ada rekamannya," kata dr Sumy Hastry.

Baca Juga: INFO TERKINI Kasus Subang, Misteri Anjing Pelacak Gonggong dan Gigit Danu, Polisi Sudah Punya Jawaban

Meskipun hasil lab berbagai temuan DNA tadi ternyata belum mampu menyibak misteri pembunuhan ibu dan anak di Subang, masyarakat berharap tim penyidik Polda Jabar dapat segera mengungkap kasus tersebut dan mengumumkan tersangka pelakunya.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Denny Darko

Tags

Terkini

Terpopuler