11 CATATAN KASUS SUBANG, Jejak di Loteng, Noda Darah di Baju Saksi, Sketsa Supir Alphard, Bagaimana Kabarnya?

19 April 2022, 14:30 WIB
Staf pengajar di Thailand, Anjas, merumuskan 11 catatan yang menjadi catatan dari kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang. /Kolase foto DeskJabar.com dan YouTube Anjas di Thailand/

DESKJABAR - Selama 8 bulan perkembangan kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang, sesungguhnya ada beberapa catatan atau petunjuk yang bisa melengkapi penyidikan kasusnya.

Staf pengajar di Thailand, Anjas, telah merumuskan 11 hal yang menjadi catatan dari kasus Subang ini dalam video bertajuk 'HAMBATAN KASUS SUBANG YG SELAMATKAN PELAKU SEBENARNYA ?? Ep. 242' di kanal YouTube Anjas di Thailand, tayang 1 bulan lalu.

"Semoga bermanfaat bagi penyidik yang mungkin saja sudah banyak berganti," kata Anjas. 

Baca Juga: MISTERI RAIBNYA 3 Gadget Amel di Kasus Subang, Ada Data Penting atau Video Terduga Pelaku? Diduga Sempat Aktif

Berikut ini 11 catatan kasus Subang versi Anjas:

1. Jejak di loteng dan tangga di TKP

Menurut Anjas, temuan ini sedang didalami. Kemungkinan atau diduga, ada pelaku yang tertinggal jejak darah dan sidik jarinya.

"Aku yakin sudah didapatkan datanya pada saat pengambilan proses identifikasi di tanggal 18 Agustus 2021. Ada beberapa yang berhubungan dengan DNA, yang masih belum ditemukan dan diidentifikasi ini punya siapa," tuturnya.

Kendalanya, kata Anjas, kemungkinan jejak tersebut tidak termasuk ke dalam 100 lebih saksi yang telah diperiksa tim penyidik.

2. Noda darah di baju saksi

Anjas menilai, noda darah di baju salah satu saksi merupakan petunjuk yang luar biasa dan bisa merujuk ke alat bukti.

Akan tetapi, tentunya dengan melihat data secara komprehensif apakah sesuai dengan pernyataan saksi bahwa bercak itu lantaran saksi membersihkan bak mandi.

"Ataukah dugaannya bersumber dari senjata yang dilakukan untuk eksekusi, itu adalah tim ahli yang mestinya bisa menyelesaikan permasalahan ini. Apakah noda darahnya dari Tuti, Amel, keduanya, atau bukan dari keduanya. Harusnya ini sudah ada jawaban dan bisa jadi petunjuk yang sangat jelas," tuturnya.

Baca Juga: INFO MENCENGANGKAN Kasus Subang, Sumy Hastry Beberkan Fakta Terkait Autopsi, Terjadi Bias?

3. DNA di puntung rokok

Di rumah Tempat Kejadian Perkara yang berlokasi di Kampung Ciseuti, Desa/Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Jawa barat, polisi tidak hanya menemukan 1 jenis puntung rokok, tetapi banyak puntung rokok.

"Sama seperti jejak noda darah, ini sudah bagian tim ahli seharusnya bisa menunjukkan apakah ini framing atau bukan," ucap Anjas. 

Menurut dia, kalau ilmu pengetahuan sudah bicara, semua harus bisa mengontrol diri.

4. Dua jejak kaki berbeda

Menurut Anjas, dua jejak kaki berbeda ini valid karena pernah disampaikan langsung Kapolres Subang AKBP Sumarni di awal kasus.

Anjas menyatakan, dua jejak kaki berbeda ini seharusnya sudah bisa diidentifikasi tim penyidik kepunyaan siapa jika memang teridentifikasi pada 18 Agustus 2022 sebelum tercampur oleh orang-orang luar yang masuk TKP.

"Ini bisa jadi petunjuk yang sangat berarti. Sebab, 2 jejak kaki ini diduga berada di titik-titik yang signifikan berhubungan dengan korban," ucap Anjas.

5. Anjing pelacak

Mengenai anjing pelacak ini ada dua isu yang dibahas Anjas.

Pertama, soal salah satu saksi yang digigit anjing pelacak dan saksi itu sudah mengakuinya.

Yang kedua, apakah bisa dikatakan terlambat jika kedatangan anjing pelacak beberapa minggu setelah kejadian?

Baca Juga: INFO BERHARGA Kasus Subang, Hasil Lab DNA di TKP Temukan DNA Terduga Pembunuh? Ini Alasan Belum Diumumkan

"Memang aku akui setelah tanya ahli dan baca kasus yang lain, sudah dapat aku konfirmasi, sepertinya kedatangan anjing pelacak itu sudah sangat terlambat. Tapi, apakah keterlambatan itu akan berpengaruh terhadap validitasnya?" kata Anjas. 

Anjas menjelaskan, tidak bisa dipungkiri, ada beberapa temuan anjing pelacak seperti sepatu putih, helm, yang bisa menjadi petunjuk. Tapi sekarang tidak ada kelanjutannya.

Lalu Anjas menyoroti tentang dugaan temuan kertas berisi seperti map atau instruksi untuk para rombongan pelaku kasus Subang.

"Karena di lokasi tidak ditemukan data BTS. Nggak mungkin mereka koordinasi mengatur ABCD sebegitu bersih kalau tidak ada instruksi yang jelas. Pasti ada media yang dipakai untuk instruksi," ujarnya.

Anjas menduga selain temuan yang sudah tersebar di media massa, ada temuan lain seperti kertas untuk instruksi seperti mana CCTV yang aktif dan yang tidak, untuk mengetahui kedatangan dan kepulangan yang aman, dsb.

6. Luka di salah satu saksi

Anjas mengungkapkan bahwa luka tersebut menurut saksi itu didapat sehari setelah kejadian, yaitu 19 Agustus 2021. Hal ini sudah dikonfirmasi saksi tersebut dan melalui tim kuasa hukumnya.

"Apakah ini sebuah kebetulan ataukah ada dugaan kemungkinan lain. Meskipun saksi mengatakan, dia terjatuh di kamar mandi saat diminta untuk menguras air di bak mandi TKP, sehari setelah kejadian," tutur Anjas.

Baca Juga: SECUIL INFO Kasus Subang, Saksi Ini Lagi Ngasah Parang Saat Didatangi Yosep, Termasuk yang Awal Datang ke TKP

7. Perubahan waktu kematian

Anjas mengatakan bahwa pakar forensik dr Sumy Hastry Purwanti pernah melakukan hal  ini pada waktu dia melakukan autopsi kedua sekitar sebulan lebih setelah kejadian.

Yaitu memperbaiki waktu kematian, mengubah dan juga menambahkan. Tidak disampaikan secara detail, pada saat wawancara dengan Kriminolog Universitas Indonesia Prof Adrianus Meliala, soal jam berapa tepatnya kematian korban. 

"Yang aku tangkap, mungkin saja ada perubahan waktu kematian karena kompetensi dari si dokter yang menanganinya saat itu dan keterbatasan personel karena pada 18 Agustus 2021 masih tanggal merah dan berlaku PPKM," kata Anjas.

8. Rekening koran Amel

Anjas mempertanyakan mengapa sepertinya Polda Jabar tidak memberikan keterangan terbaru mengenai hasil temuan dari rekening koran Amel.

Alasannya, rekening koran Amel itu merupakan bukti transaksi yayasan Bina Prestasi Nasional selama beberapa tahun terakhir yang di-print out.

"Mungkinkah ada dana yang mengalir ke orang-orang penting di Subang ataupun Jawa Barat? Dan mungkin juga ada orang-orang yang berusaha dilindungi?" komentar Anjas.

9. Tidak ada data HP di BTS

Anjas merujuk kepada tidak adanya temuan data HP di BTS pada waktu malam di rentang tanggal 17-18 Agustus 2021. Yang diketahui hanya ada 3-4 HP milik Tuti Suhartini dan Amel.

Baca Juga: INFO MENGEJUTKAN KASUS SUBANG, Ada Saksi Melihat Terduga Pelaku? Penumpang Angkot Lihat Alphard Mundur di TKP

Artinya, tidak ditemukan data keberadaan HP orang lain pada waktu eksekusi berlangsung di tanggal 17 Agustus 2021 malam atau 18 Agustus 2021 dinihari.

"Mereka (pelaku) sudah knowledgeable (berpengetahuan) dan juga prepare (bersiap). Pada saat melakukan eksekusi, mereka tidak membawa alat telekomunikasi," ucap Anjas.

Ia berpendapat, ini merupakan salah satu strategi yang pintar dari pelaku dan juga dalangnya. Sepertinya mereka tahu akan dilacak dari data HP dan cukup tahu isu ini.

10. CCTV area yang terekam dan tidak terekam

Menurut Anjas, hasil rekaman kamera pengawas atau CCTV bisa jadi petunjuk atau juga untuk framing (manipulasi).

Ada beberapa CCTV tetangga yang sudah diambil tim penyidik untuk bisa melihat kedatangan atau kepulangan orang menuju rumah TKP.

"Tapi ada satu hal yang menarik ya karena seandainya ada temuan map atau peta yang ditulis di kertas, CCTV mana aja yang aktif, CCTV mana aja yang tidak aktif. Ini bisa juga menjadi salah satu indikasi framing," tutur Anjas. 

Misalnya, terduga pelaku bisa datang dua kali ke TKP. Pertama tujuannya untuk eksekusi membunuh, yang kedua adalah agar datangnya sesuai dengan planning atau skenario yang sudah mereka siapkan pada saat nanti sudah selesai kasusnya.

Baca Juga: KASUS SUBANG TERBARU, Misteri BMW di Rumah TKP Kasus Subang Terungkap, Ini Alasan Tidak Bisa Diambil

"Jika ada saksi yang dicurigai, bisa terlihat datang dan pulangnya ada di CCTV. Tapi kalau pada saat dia melakukan eksekusi, katakanlah jam 12.00 malam, dia datang lewat belakang di jalan yang tidak ada CCTV-nya, itu juga bisa," kata Anjas.

11. Sketsa supir Alphard 

Akhir tahun 2021, Polda Jabar mengeluarkan sketsa tampak samping dan belakang dari  kepala terduga pelaku.

Anjas menduga, sketsa ini adalah sketsa orang yang menjadi supir Alphard hitam tersebut karena linear dengan keterangan beberapa saksi yang melihatnya.

"Dari sketsanya sangat yakin banget itu adalah supir Alphard yang memarkirkan mobil saat itu seperti typical orang yang sedang menyetir," ucapnya. 

Demikian antara lain 11 catatan penting kasus Subang dari Anjas.

Menurut Anjas, 11 catatan tersebut bukan untuk memojokkan seseorang, tetapi untuk mengingatkan penyidik lantaran sudah banyak yang mutasi karena harus melanjutkan pendidikan atau dipindah ke kota lain.

Baca Juga: Rumah TKP Kasus Subang Jadi Rumah Hantu? Dijual atau Ditempati? 6 Bulan Tak Bisa Pulang, Ini Keinginan Yosep

Ia berharap, 11 catatan ini cukup dapat diandalkan (reliablde) untuk bisa membantu pengungkapan kasus di Subang.

"Malu la yah, sudah banyak yang terungkap, tetapi nggak ketahuan siapa tersangkanya," ujar Anjas.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler