TAMU AGUNG di Malam Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Diduga Ini yang Mereka Perbuat Terhadap Jenazah Korban

3 Desember 2021, 21:29 WIB
Kondisi di sekitar rumah tempat kejadian perkara (TKP) kasus pembunuhan ibu dan anak di Jalancagak, Subang. /Kodar Solihat/DeskJabar.com

DESKJABAR - Kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang terus mengalami update. Dalam perkembangan terakhir, ada dugaan korban, yaitu Tuti Suhartini, dan anaknya, Amalia Mustika Ratu alias Amel, menerima 3 tamu pada tanggal 17 Agustus 2021 malam. 

Anjas di Thailand dalam segmen analisa menyebutkan peran ketiganya yang ia juluki "Tamu Agung" dengan mengutip hasil pemeriksaan tiga saksi yang menyebutkan telah melihat 5 sosok di tanggal 17 Agustus 2021 malam dan 18 Agustus 2021 dinihari di depan rumah korban.

Analisa Anjas tersebut tayang di kanal YouTube Anjas di Thailand berjudul "TAMU AGUNG MALAM ITU PERSIAPKAN SEMUANYA !!" yang tayang Jumat, 3 Desember 2021.

Baca Juga: UPDATE Kasus Pembunuhan Ibu dan Anak di Subang, Kapolda Jabar Irjen Pol Suntana: Mohon Doa Restunya

Menurut saksi yang dikutip Anjas, 5 sosok itu terdiri atas 2 pria dan 3 perempuan. Dari 5 sosok tersebut, 2 di antaranya jika menurut keterangan saksi -berdasarkan pada baju dan sebagainya- mengarah kepada  korban, yaitu Tuti Suhartini dan Amel.

Lantas siapa 2 pria dan 1 perempuan tersebut?

"Kemungkinan besar mereka orang yang tidak asing. Karena kalau sudah jam malam seperti itu... Lalu ditemukan nasi goreng, ada dugaan mereka makan nasi goreng. Ada dugaan yang memakan nasi goreng bukan Amel karena ada profiling yang menurut Pak Yosef bukan Amel yang mengonsumsinya," tutur Anjas.

Menurut Anjas, hal yang sangat tidak masuk akal adalah jika tamu yang datang mendekati jam 12.00 malam tersebut bukan orang yang dikenal. 

Ia menyebutkan bahwa orang yang dikenal bisa jadi keluarga, teman kerja atau teman kantor, teman biasa, atau siapapun yang sudah dikenal korban.

"Hal ini linear dengan temuan olah TKP 18 Agustus 2021, tidak ditemukan kerusakan pintu. Kemungkinan besar, tiga orang tersebut sangat dikenal kedua korban," kata Anjas

Anjas lalu menganalisa berdasarkan kepada foto-foto kondisi dari jenazah yang babak belur dan sangat mengerikan. Kedua korban berdasarkan hasil autopsi, meninggal dunia karena hantaman benda tumpul di kepala.

Baca Juga: FAKTA MENGHARUKAN Kasus Pembunuhan Subang, Begini Pesan Terakhir Amel kepada Yosef, Bapaknya

Anjas pun menyangsikan orang yang mengenal dekat korban atau memiliki hubungan emosional, tega melakukan perbuatan seperti itu. 

Anjas pun menduga, ketiga "Tamu Agung" itu yang kedatangannya dekat dengan kematian korban pertama, kemungkinan memiliki peran membantu.

"Maksudnya membantu seperti membukakan pintu, membersihkan jenazah. Mereka membersihkan kedua jenazah sangat bersih, menggambarkan ada rasa iba atau kasihan (kepada korban)," tutur Anjas sekaligus menegaskan bahwa semua itu adalah pendapatnya pribadi.

Pelaku berusaha hilangkan jejak

Seperti diberitakan DeskJabar.com, pembunuh ibu dan anak di Subang yang menelan korban jiwa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) cukup menggegerkan masyarakat.

Jasad Tuti dan Amel ditemukan bertumpuk di dalam bagasi mobil Toyota Alphard milik korban yang diparkir di halaman rumahnya di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalancagak, Kabupaten Subang, Provinsi Jawa Barat.

Setelah terjadi pembunuhan ibu dan anak di Subang pada 18 Agustus 2021, polisi yang masuk TKP mendapati lantai rumah dalam keadaan basah.

Baca Juga: TERSANGKA Pembunuh Ibu dan Anak di Subang Terungkap, Analisa Anjas: Eksekutor Bukan Orang Dekat

Pelaku diduga berusaha membersihkan sidik jari termasuk di tubuh korban Tuti Suhartini dan Amel sebelum ditumpuk di bagasi mobil Alpard.

Pelaku juga diduga membersihkan bodi mobil Alphard untuk menghilangkan jejak sidik jari.

Meskipun mobil sudah dibersihkan, menurut pakar forensik Kombes Pol Dr dr Sumy Hastry Purwanti, karena dibersihkan secara terburu-buru sehingga di beberapa bagian mobil masih ditemukan sidik jari.

Sumy Hastry menilai pelaku kejahatan semakin pintar dalam menghilangkan jejak-jejak karena semua orang mudah mengakses forensik di internet, untuk mempelajari cara menghilangkan alat bukti.

Sumy Hastry juga menyebutkan adanya puluhan DNA di lokasi. "Kita petakan. Matching nggak dengan DNA yang kita dapat di properti atau barang bukti di lokasi itu. Makanya butuh waktu lama," tutur dr Sumy Hastry.

Ia menjelaskan, pemeriksaan darah cepat, yaitu tiga hari selesai. Akan tetapi, untuk memeriksa sidik jari di rokok, atau di kursi, pintu, atau mobil, prosesnya lama.

Baca Juga: PEMBUNUH DI SUBANG Siksa Amel, Analisa Anjas: Kesannya Pelaku Menikmati Sekali Melihat Amel Kesakitan

"Tambah lama lagi karena pemeriksaan berulang dan diambil beberapa kali. Apalagi TKP Subang kacau sudah terkontaminasi karena ada banyak orang yang masuk," ujar Sumy Hastry.

Meski demikian, dr Sumy Hastry yakin kasus pembunuhan ibu dan anak di Subang bakal terungkap. Alasannya, tes DNA tidak bisa dibohongi dan tidak ada kejahatan yang sempurna.***

Editor: Samuel Lantu

Sumber: YouTube Anjas di Thailand

Tags

Terkini

Terpopuler