KASUS SUBANG HARI INI: INILAH Alasan Ahli Forensik dr. Hastry Tidak Mau Sebut Nama Pelaku Usai Autopsi Kedua

8 November 2021, 09:02 WIB
Ahli Forensik Polri Kombes dr Sumy Hastry Purwanti menjelaskan alasan kenapa tidak mamu menyebutkan pelaku pembunuh ibu dan anak di Subang usai autopsi kedua. /Instagram / @hastry_forensik /

DESKJABAR - Pertanyaan kenapa ahli forensik dr. Sumy Hastry Purwanti tidak mau membeberkan hasil  autopsi kedua terhadap jenazah korban pembunuh ibu dan anak di Subang, akhirnya terungkap.

Dalam acara live ‘Forensic Talk’ dengan tema ‘Kasus Subang’ yang diselenggarakan  Pusat Forensik Terintegrasi Universitas Indonesia (UI)  Minggu, 7 November 2021 sore, Hastry --demikian panggilannya-- menjelaskan alasannya.

Menurut dr. Hastry, pengungkapan hasil autopsi ke publik itu bukan kewenangannya. Ia tidak bisa bicara sembarangan.

“Saya dan juga ahli (forensik) yang lain tuh hanya berbicara atau menyerahkan hasil ke penyidik atau nanti berbicara di pengadilan.  Jadi banyak rekan-relan yang meminta apa hasil otopsi kedua (kasus Subang) kita tidak bisa bicara”, ujar Hastry.

Baca Juga: FAKTA MENGEJUTKAN PEMBUNUHAN SUBANG: dr. Hastry Beberkan Kendala dan Skenario Hilangkan Barang Bukti

Baca Juga: MENGEJUTKAN SOPIR VANESSA ANGEL MENGAKUI: Pantesan Mobil Hancur dan Minta Korban Jiwa, ANALISA ROY SURYO BENAR

Begitu juga soal kenapa (setelah melakukan autopsi kedua kasus Subang) dirinya tidak segera menentukan tersangka atau pelakunya, Hastry menegaskan bahwa itu bukan kewenangannya tapi itu ranahnya penyidik.

“Saya kan hanya bantuan teknis sebagai dokter forensik. Forensik itu berbicara jika ada manusia meninggal tidak wajar. Apakah dia korban pembunuhan, bunuh diri, kecelakaan atau meninggal karena tidak wajar lainnya”, jelas dr. Hastry.

Namun berbicara kasus Subang atau pembunuh ibu dan anak di Subang, Hastry mengatakan bahwa itu jelas korban pembunuhan karena meninggal tidak wajar.

Soal kenapa autopsi jenazah kasus Subang atau korban pembunuh ibu dan anak di subang harus diulang, dr. Hastry mengatakan karena autopsi yang pertama belum lengkap, forensik awal belum menyeluruh.

"Autopsi yang kedua hanya untuk melengkapi  apa yang dibutuhkan data dari TKP", kata Hastry.

Diakui dr. Hastry, di kedokteran forensik seharusnya memang tidak ada autopsi kedua. Tapi kalau memang dianggap perlu, harus diulang diperiksa lagi seluruhnya.

Baca Juga: 15 Link Twibbon Peringatan Hari Pahlawan Nasional 10 November 2021 Gratis, Cocok Dibagikan Ke Media Sosial

“Memeriksa jenazah itu kayanya mudah tapi sebenarnya sulit. Jadi harus benar-benar orang yang mengetahui agar bisa konek dengan TKP. Dan seharusnya dokter forensik juga datang ke TKP jadi bisa tahu dan harus didampingi penyidik”, ungkap Hastry.

Dalam acara bincang-bincang kasus Subang yang dipandu Prof. Adrianus Meliala pakar kriminologi dan kepolisian itu, dr. Hastry menjelaskan, dalam forensik pemeriksaan dilakukan dari ujung kaki hingga ujung rambut.

“Tidak hanya asal tahu (misalnya) penyebab kematian karena kekerasan benda tajam. Tidak begitu tapi harus diperiksa secara detil dan menyeluruh. Bekas cakaran, bekas gigitan harus diperiksa”, papar Hastry.

Menurut Hastry, korban pembunuhan karena manusia penanganannya berbeda dengan yang diakibatkan terorism. Harus mengerti cara mengambil sampel, mengambil barang bukti di TKP seperti body part, cairan tubuh, darah atau bekas darah.

“Atau mungkin bekas cairan lain misalnya bercak sperma, air liur atau apapun yang bisa kita ambil sebagai sampel pemeriksaan DNA”, kata Hastry. 

“Bukti DNA itu merupakan pertanggungjawaban secara ilmiah. Sangat penting jadi bisa tidak butuh lagi pengakuan orang karena sudah punya data DNA yang scientific banget, jadi tidak bisa terbantahkan”, kata Hastry menambahkan.

Meski pengungkapan kasus pembunuh ibu dan anak di Subang terkesan berjalan sangat lambat, namun dr. Hastry sangat optimistis kasus yang kini sudah menjadi isu national itu akan terungkap.

“Pasti, saya yakin seratus persen (kasus pembunuh ibu dan anak di Subang) akan terungkap”, tegas dr, Hastry.

Baca Juga: Terbaru Kasus Pembunuhan Ibu Dan Anak di Subang, Inilah Fakta Danu Hingga Membuat Kasus Berlarut-larut

Kronologis kejadian

Seperti diketahui kasus pembunuhan Subang atau pembunuh ibu dan anak di Subang yang meminta korban jiwa Tuti Suhartini (55) dan Amalia Mustika Ratu (23) cukup menggegerkan karena tergolong sadis.

Jasad Tuti (ibu) dan Amalia (anak) ditemukan sudah tak bernyawa penuh darah di dalam bagasi mobil Toyota Alphard milik korban yang diparkir di halaman rumahnya di Kampung Ciseuti, Kecamatan Jalan Cagak. Kabupaten Subang, Jawa Barat.

Adalah Yosef --belakangan disebut netizen sebagai Yosef Subang-- suami Tuti sekaligus ayah Amalia, yang pertama kali mengetahui dan menemukannya pada Rabu 18 Agustus 2021. Saat itu, Yosef Subang baru datang  ke rumah itu sehabis menginap di rumah istri mudanya.

Baca Juga: TASIKMALAYA: Budi Budiman Bebas, Disambut  Tangis Haru Warga dan Keluarga

Kronologisnya, saat hendak masuk rumah, ternyata sudah berantakan dan penghuni rumah Tuti dan Amalia tidak ditemukan. Lalu Yosef Subang bergegas menuju kantor polisi untuk melapor.

Tak lama kemudian, Yosef Subang  bersama polisi akhirnya mayat kedua korban ditemukan di dalam bagasi mobil Alphard dengan keadaan bertumpuk.

Beberapa hari kemudian, polisi memastikan jika korban Tuti dan Amalia meninggal dunia karena ada yang membunuh.

Hingga hari ini, Senin 8 November 2021 sudah mau menjelang 3 bulan sejak kejadian, kasus pembunuhan Subang atau pembunuh ibu dan anak di Subang belum terungkap juga.

Polisi masih terus berupaya keras mengumpulkan, mencocokan dan menganalisa bukti-bukti yang didapat di lapangan.

Bagaimana ending dari kasus pembunuh ibu dan anak di Subang, tentu kita harus bersabar menunggu hasil penyelidikan resmi dari kepolisian.***

Editor: Zair Mahesa

Tags

Terkini

Terpopuler