Vaksinasi Bukan Hanya untuk Manusia, Juga Gencar untuk Hewan di Jawa Barat

7 Januari 2021, 18:31 WIB
Seekor Monyet Ekor Panjang (Macaca fascicularis) berjalan pada kabel listrik di kawasan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Minggu (27/12/2020). Kawanan Monyet Ekor Panjang yang berhabitat di hutan kawasan Cisarua tersebut kerap mendatangi pemukiman warga serta mencari makan di area pembuangan sampah. ANTARA FOTO/Novrian Arbi/pras. /NOVRIAN ARBI/ANTARA FOTO

DESKJABAR – Provinsi Jawa Barat tetap gencar melakukan vaksinasi rabies terhadap hewan peliharaan, karena masih memiliki resiko kejadian tingg, terutama Kabupaten Sukabumi dan Kabupaten Cianjur.

Kepala Dinas Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat, Jafar Ismail melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesmavet , Supriyanto, kepada DeskJabar, di Bandung, Kamis, 7 Januari 2021 menyebutkan, sebenarnya di Jawa Barat sejak dua tahun terakhir tak ada lagi laporan kejadian penyakit rabies.

“Jika pertanyaannya terkait resiko, saya masih menganggap resiko kejadian kasus masih tinggi.  Itulah sebabnya kami pada tahun ini pun masih mengalokasikan vaksin untuk rabies dalam jumlah besar untuk Kabupaten Sukabumi dan Cianjur,” ujarnya.

Baca Juga: Razman Arif Nasution : Bukti di PTUN Bandung, Sudah Naik Status Penyidikan di Polda Jateng

Supriyanto pun mengingatkan kepada masyarakat, bahwa, rabies adalah penyakit yang dapat ditularkan hewan ke manusia. Penyakit rabies terutama terjadi atau menular pada hewan-hewan peliharaan, terutama anjing, monyet/kera, kucing, musang alias careuh, dsb.

“Jika seseorang atau hewan sudah tertular rabies, maka hewan/orang tersebut dapat dipastikan akan menemui kematian. Karena sampai sekarang tidak/belum ada obat yang dapat menyembuhkan rabies,” ucap Supriyanto menjelaskan.

Karena itu ia menghimbau, upaya terbaik yang dapat dilakukan kita sebagai pemilik hewan adalah vaksinasi.

Baca Juga: PSBB Kota Bandung, Oded M Danial Masih Tunggu Kebijakan Pusat, Baru Tahu Melalui Media

Supriyanto juga menjelaskan, bahwa selama ini ada anggapan keliru terhadap vaksinasi rabies bahwa dapat menjadi penakut, termasuk menjadi tak berguna digunakan berburu babi hutan.

“Itu pendapat keliru dan sama sekali tidak benar,” ujarnya.

Catatan kasus

Disebutkan, pada 3-4 tahun yang lalu, ada beberapa laporan dari Sukabumi dan Cianjur. Kejadian kasus-pun sifatnya sporadik (1-2 kasus/tahun), dimana terakhir kasus di Sukabumi pada tahun 2018.

Baca Juga: Akhiri Bencana Kesehatan, Tokoh Garut Sosialisasikan Pentingnya Vaksinasi Covid-19

Karena sifat kasus yang sporadik ini, menurut Supriyanto, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menyebut Sukabumi dan Cianjur sebagai daerah tertular.

Namun dengan beberapa intervensi, dikatakan, baik yang dilakukan oleh dinas (provinsi dan kabupaten) maupun oleh institusi pendidikan (IPB University), “Alhamdulillah selama 2 tahun terakhir tidak ada lagi laporan kasus positif rabies dari Kabupaten Sukabumi dan Cianjur,” kata Supriyanto.

Dalam artinya, dikatakan, bahwa tidak ada laporan kasus, kalau tidak ada kasus pembuktiannya harus melalui surveilans di lapangan. “Harapannya,  mudah-mufahan memang tidak ada kasus,” ujarnya. ***

Baca Juga: Musim Tanam Awal 2021, Jawa Barat Peroleh Alokasi Pupuk Bersubsidi 123.269 Ton

  

Editor: Kodar Solihat

Tags

Terkini

Terpopuler