BREAKING NEWS, Hari Pertama Tahun 2024, Jepang Diguncang Gempa Dahsyat yang Berpotensi Tsunami

- 1 Januari 2024, 17:43 WIB
Penduduk berlarian ke luar bangunan saat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,6  terjadi di Jepang pada Senin 1 Januari 2024 sore.
Penduduk berlarian ke luar bangunan saat gempa dahsyat berkekuatan magnitudo 7,6 terjadi di Jepang pada Senin 1 Januari 2024 sore. /YouTube/

Gempa susulan

Perdana Menteri Fumio Kishida mendesak penduduk di daerah yang terkena dampak diminta untuk terus waspada untuk terhadap gempa susulan.

“Dan di daerah yang diperkirakan akan terjadi tsunami, saya ingin meminta agar mereka mengungsi sesegera mungkin,” katanya di Tokyo.

Badan Meteorologi setempat mengatakan bahwa peringatan tsunami tersebut diselingi oleh beberapa gempa susulan di Semenanjung Noto setelah gempa awal terbesar, tercatat berkekuatan magnitude 7,6.

 Baca Juga: KEREN, Ditangan Yadi Mulyadi, Bunga Erih Disulap Jadi Hiasan Bunga Kering Bernilai Ekonomis, Simak Ulasannya

Sementara itu, Badan meteorology setempat mengatakan, tercatat 7 kali gempa bumi berkekuatan 5,0 atau lebih telah dicatat di wilayah Noto di Prefektur Ishikawa atau di lepas pantai Semenanjung Noto , pada pukul 17.40 waktu setempat, dan sembilan gempa bumi terjadi di seluruh Jepang.

Sementara itu, gelombang setinggi 80 cm mencapai Prefektur Toyama sekitar pukul 16.35 dan gelombang setinggi 0,4 meter juga mencapai Kashiwazaki, Prefektur Niigata, pada pukul 16.36.

Pelabuhan Kanazawa di Ishikawa mengalami gelombang setinggi 40 cm sekitar pukul 17.04, sementara gelombang juga dilaporkan terjadi di prefektur Yamagata dan Pulau Sado di Niigata.

Tsunami diperkirakan mencapai prefektur Fukui, Hyogo, Hokkaido, Aomori, Akita, Kyoto dan Tottori di sisi Laut Jepang, serta Kepulauan Oki yang merupakan bagian dari Prefektur Shimane.

Reaktor Nuklir Aman

Sementara itu, Kepala Sekretaris Kabinet Yoshimasa Hayashi mengatakan pada konferensi pers bahwa sejauh ini tidak ada kelainan yang dilaporkan dari pembangkit listrik tenaga nuklir di seluruh Jepang.

“Kami masih menilai kerusakan manusia dan fisik,” katanya.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: The Japan Times NHK


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x