Ironis, Pandemi Covid-19 Orang Kaya Baru Global Bertambah 5,2 Juta Orang

- 23 Juni 2021, 08:28 WIB
Pandemi Covid-19 justru orang kaya baru bertambah
Pandemi Covid-19 justru orang kaya baru bertambah /pixel/

DESKJABAR – Pandemi Covid-19 menghasilkan kesenjangan kekayaan global yang kian melebar. Ironisnya, di masa sulit ini justru terjadi penambahan orang kaya baru sebanyak 5,2 juta orang pada tahun 2020.

Laporan kekayaan yang dirilis Global Credit Suisse menyatakan bahwa penambahan orang kaya baru ini terjadi karena mereka menguangkan harga saham dan harga rumah mereka yang melonjak.

Ironisnya lagi, penambahan orang kaya baru global itu bukan disebabkan oleh pandemi Covid-19 itu sendiri atau oleh dampak ekonomi langsungnya, tetapi akibat dari upaya-upaya yang dilakukan otoritas global guna mengurangi dampaknya.

Baca Juga: Bocah yang Dievakuasi TNI AL Saat Berenang di Laut, Ternyata Diceburkan oleh Teman-Temannya

Angka-angka, yang dirinci dalam Laporan Kekayaan Global Credit Suisse tahunan, menangkap bagaimana penurunan suku bunga darurat dan langkah-langkah stimulus pemerintah, sering menguntungkan mereka yang paling tidak membutuhkan dukungan negara, membantu aset mereka tumbuh nilainya meskipun terjadi penurunan ekonomi.

Uang yang dimiliki orang-orang kaya global saat ini menyumbang lebih dari 1% dari populasi global untuk pertama kalinya dalam sejarah. Angka tersebut menunjukkan bahwa ada sebanyak 56,1 juta orang memiliki aset senilai lebih dari 1 juta dolar atau setara Rp 14 miliar pada tahun 2020.

Keberuntungan yang kontras di bagian atas dan bawah disorot, karena mereka yang sudah berpenghasilan lebih rendah menderita kehilangan pekerjaan dan penurunan pendapatan karena perlambatan ekonomi.

Baca Juga: Inilah Indikator Penentuan Zona Covid-19 Suatu Wilayah

“Meningkatnya ketimpangan kekayaan kemungkinan bukan disebabkan oleh pandemi itu sendiri, atau dampak ekonomi langsungnya, tetapi merupakan konsekuensi dari tindakan yang dilakukan untuk mengurangi dampaknya, terutama menurunkan suku bunga,” kata penulis laporan tersebut.

Halaman:

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: The Guardian


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x