Network
DESKJABAR – Gerakan Boikot, Divetasi, dan Sanksi (BDS) mengeluarkan seruan kepada konsumen di dunia untuk melakukan boikot terhadap produk Israel dan perusahaan-perusahaan yang dianggap terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia Palestina oleh zionis Israel.
Seruan itu sebagai respo atas pemboman oleh zionis Israel yang terus meningkat di jalur Gaza dalam beberapa hari terakhir.
“Ada konsensus yang berkembang bahwa Israel sekarang, seperti Afrika Selatan di masa lalu, adalah negara apartheid yang harus dihadapi dengan sanksi yang ditargetkan, boikot dan divestasi,” tutu Omar Barghouti, salah satu pendiri gerakan BDS, kepada Al Jazeera.
Baca Juga: Misi Luar Angkasa China ke Mars Sukses, Wahana Tak Berawak Berhasil Mendarat di Planet Merah
Diluncurkan pada tahun 2005 oleh 170 serikat pekerja Palestina, jaringan pengungsi, organisasi wanita, asosiasi profesional, komite perlawanan populer dan kelompok masyarakat sipil Palestina lainnya, kelompok tersebut telah memperoleh dukungan dan menghadapi perlawanan institusional yang sengit dalam misinya untuk memenangkan keadilan bagi Palestina.
Di tengah pertumpahan darah, gerakan BDS mengeluarkan seruan baru untuk lima tindakan yang dapat dilakukan oleh para pendukung untuk membantu mengakhiri pendudukan Israel.
Langkah-langkah itu termasuk mendorong embargo militer Israel; memobilisasi organisasi komunitas lokal untuk memutuskan hubungan dengan Israel dan perusahaan yang memungkinkan pendudukannya di Palestina; memboikot produk dan layanan perusahaan tersebut; serta memobilisasi tekanan bagi investor institusional untuk melepaskan dari mereka.
Membatalkan semua keterlibatan akademis, budaya, olahraga, dan pariwisata di Israel, dan bergabung dengan kampanye BDS atau kelompok solidaritas Palestina melengkapi rencana aksi lima poin untuk menantang keterlibatan ini dan mendukung perjuangan Palestina untuk kebebasan, keadilan dan kesetaraan.
