Pada tahun 1929, protes keras ramai-ramai dilakukan orang-orang Palestina. Diantara para pemimpin pejuang Palestina tersebut, adalah Amin Al Hussaini, Musa Al Hussaini, Raghib al-Nashashibi, dll.
Sementara di Eropa, memasuki tahun 1930-an, terutama semasa Jerman dipimpin pemerintahan Nazi oleh Adolf Hitler, masalah dengan orang-orang Yahudi pun semakin meruncing.
Puncaknya, adalah semasa Perang Dunia II (1939-1945), dimana pihak Nazi Jerman melakukan perencanaan pengusiran dan relokasi orang-orang Yahudi dari Jerman dan Eropa.
Pada tahun 1941, pemimpin pejuang Palestina, Mufti Agung Amin Al Hussaini bekerjasama dengan pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler terhadap masalah Yahudi tersebut. Sebab, di Palestina sudah mulai banyak orang Yahudi, yang dilindungi Inggris selaku pihak berkepentingan penguasaan Timur Tengah.
Baca Juga: KKP Membagikan Ikan Gratis di Karawang, Agar Masyarakat Kuat Terhadap Ancaman Covid-19 saat Lebaran
Ke Madagaskar
Pada Perang Dunia II (1939-1945), pemimpin Nazi Jerman, Adolf Hitler berniat mengusir orang-orang Yahudi dari Eropa, untuk kemudian ditempatkan di Madagaskar, sebuah pulau di pantai timur selatan benua Afrika Samudera Hindia.
Dalam sejarah Perang Dunia II, dikenal apa yang disebut Madagascar Plan, adalah usulan pemerintah Nazi Jerman untuk memindahkan paksa penduduk Yahudi di Eropa ke pulau Madagaskar.