PERJALANAN Ektrem Mudik Imlek di China Akibat Badai Salju, Bergantung pada Kue dan Nasi Instan

10 Februari 2024, 09:34 WIB
Badai salju yang melanda China membuat mudik imlek 2024 menjadikan perjalanan yang sangat ektrem. /South China Morning Post/

DESKJABAR – Badai salju yang melanda sebagian besar wilyah China telah membuat perjalanan mudik Imlek 2024 terasa menjadi perjalanan ektrem akibat banyak ruas jalan yang tertutup salju tebal. Ribuan warga terjebak di tengah perjalanan mudik.

Seorang warga China, Xu Xue terjebak di jalan raya dalam perjalanan mudik Imlek. Dia terjebak selama 48 jam karena transportasi yang membawanya terganggu oleh badai salju dan ribuan mobil terjebak dalam lalu lintas yang buruk.

Baca Juga: CATAT!, Loket Penjualan Tiket Kereta Api Lebaran 2024 Dibuka Sepekan Lagi, Simak Jadwal Lengkap Pembeliannya

Xu Xue terpaksa harus mengenakan popok dewasa untuk menghindari pergi ke kamar mandi, dan harus bergantung pada kue dan nasi instan untuk menghilangkan rasa lapar.

Mengutip dari CGTN News, saat itu Xu Xue hendak mudik Imlek ke kampung halamannya di Yichang, sebuah kota di Provinsi Hubei, Tiongkok tengah, dari Shenzhen, sebuah kota di Provinsi Guangdong, Tiongkok selatan.

Biasanya dalam keadaan normal, dia membutuhkan waktu sekitar 15 jam untuk pulang dengan mobil, namun kali ini, dia terjebak kemacetan selama lebih dari 48 jam.

Seperti Xu, banyak warga Tiongkok yang terkena dampak badai salju, hujan beku, dan cuaca ekstrem lainnya selama periode perjalanan Tahun Baru Tiongkok.

Menurut para pejabat, sembilan miliar perjalanan diperkirakan akan dilakukan selama kesibukan perjalanan Festival Musim Semi tahun ini, yang dimulai pada 26 Januari dan akan berlangsung hingga 5 Maret, dan lebih dari 90 persen akan dilakukan melalui jalan darat.

15 Provinsi Terdampak

Sementara itu, Pusat Meteorologi Nasional Tiongkok (NMC) mengatakan bahwa pada tanggal 28 Januari 2024, lebih dari 15 provinsi di bagian tengah dan timur Tiongkok terkena dampak badai salju, hujan salju lebat, hujan beku, guntur dan kilat.

Negara ini memperbarui peringatan oranye pada hari Minggu untuk badai salju di beberapa wilayah Tiongkok, memperkirakan salju lebat akan terjadi di provinsi-provinsi termasuk Henan, Anhui, Jiangsu dan Shandong.

Baca Juga: FOTO Moment Perayaan Imlek 2024 di Bandung, Pj Gubernur Jabar Berkunjung ke Kelenteng Tertua di Kota Bandung

Di Provinsi Hubei, hujan beku dan salju selama beberapa hari terakhir telah mengganggu penerbangan dan lalu lintas kereta api di beberapa kota, termasuk Wuhan, ibu kota provinsi dan pusat transportasi. Di provinsi timur Anhui, lebih dari 95 stasiun tol ditutup pada Minggu pagi, karena kondisi bersalju dan beku.

Di Hefei, ibu kota provinsi, pihak berwenang telah menutup tiga stasiun utama sementara mengerahkan lebih dari 300 unit mesin dan kendaraan untuk membersihkan salju.

Menghadapi migrasi manusia dalam jumlah besar dalam cuaca ekstrem, Kementerian Perhubungan, bersama dengan Kementerian Keamanan Publik, telah menerbitkan delapan langkah untuk memastikan perjalanan jalan raya selama liburan, termasuk pengerukan ruas-ruas yang padat, jalan bebas hambatan di stasiun tol, pembersihan jalan dan penyelamatan. . Perusahaan ini juga menyediakan program mini WeChat, sebuah sub-aplikasi yang memungkinkan orang memeriksa stasiun pengisian daya terdekat, mengirimkan panggilan darurat, menyampaikan keluhan, dan sebagainya.

Di Bandara Internasional Tianhe Wuhan (WUH) di Tiongkok menjadi bandara yang terkena dampak paling parah. Rekaman video yang diambil oleh penumpang menunjukkan bandara diselimuti salju dan Pasukan Polisi Rakyat turun tangan untuk membantu membersihkan salju.

Baca Juga: UPDATE Harga Emas Antam dan UBS di Pegadaian Hari Ini Sabtu 10 Februari 2024, Masih Fluktuatif

Sementara itu pemerintah telah mengintruksikan kawasan layanan jalan raya untuk memperkuat pengelolaannya, termasuk menambah toilet bergerak dan fasilitas pengisian daya bergerak di area layanan lalu lintas besar.

Termasuk juga mengatur personel khusus untuk memandu kendaraan agar parkir, mengisi daya dan mengisi bahan bakar, serta meningkatkan pasokan makanan dan kebutuhan untuk mengurangi kemacetan.

Perkeretaapian dan penerbangan juga diminta meningkatkan kapasitas penumpang, memeriksa fasilitas, mengoptimalkan sistem tiket, dan merilis informasi tepat waktu.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: CGTN News

Tags

Terkini

Terpopuler