Vladimir Putin Minta Maaf Atas Klaim Hitler Memiliki Darah Yahudi

6 Mei 2022, 15:28 WIB
Presiden Rusia Vladimir Putin /ANTARA/Sputnik / Mikhail Klimentyev / Kremlin melalui REUTERS/pri/

DESKJABAR – Vladimir Vladímirovich Putin adalah seorang politikus Rusia, dan merupakan Presiden Rusia saat ini.

Ia merupakan presiden dengan masa jabatan terlama kedua di Eropa, setelah Alexander Lukashenko yang merupakan Presiden Belarus. Putin telah menjadi Presiden Rusia sejak 7 Mei 2012.

Presiden Rusia, Vladimir Putin kini tengah meninvasi Ukraina pada perang Rusia Ukraina sejak Februari lalu.

Pada perang Rusia Ukraina, Vladimir Putin belum selesai menyelesaikan masalahnya, namun tiba-tiba kini ia harus minta maaf kepada Israel.

Ada apa?

Tiba-tiba pula, Perdana Menteri Israel, Naftali Bennett mengatakan, pada hari Kamis (5 Mei) bahwa pemimpin Rusia, Vladimir Putin telah meminta maaf atas pernyataan yang dibuat oleh diplomat top Moskow, Sergei Lavrov, yang mengklaim Adolf Hitler mungkin memiliki "darah Yahudi".

Baca Juga: Perang Rusia Ukraina, Ada Apa Di Balik Dukungan Kuat Inggris untuk Ukraina? Inggris Menugaskan Boris Johnson

Komentar itu telah memicu kemarahan di negara Yahudi itu.

"Perdana Menteri menerima permintaan maaf Presiden Putin atas pernyataan Lavrov dan berterima kasih padanya karena menjelaskan sikapnya terhadap orang-orang Yahudi dan memori Holocaust," kata kantor Bennett dalam sebuah pernyataan sepeti dilansir straittimes.com.

 

Diketahui, dalam sebuah wawancara dengan TV Italia hari Minggu, Lavrov mengklaim, bahwa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky "mengajukan argumen tentang jenis Nazisme apa yang dapat mereka miliki jika dia sendiri adalah orang Yahudi".

Lavrov, menurut transkrip yang diposting di situs kementerian luar negeri Rusia, kemudian menambahkan: "Saya bisa saja salah, tetapi Hitler juga memiliki darah Yahudi".

Baca Juga: AS Akui Keterlibatannya Membantu Ukraina Saat Menenggelamkan Kapal Penjelajah Rudal Rusia, Moskva

Menteri Luar Negeri Israel, Yair Lapid menyebut komentar itu sebagai "pernyataan yang tidak dapat dimaafkan dan keterlaluan serta kesalahan sejarah yang mengerikan."

Bennett mengecam komentar itu sebagai "kebohongan", yang dia katakan secara efektif "menuduh orang-orang Yahudi sendiri atas kejahatan paling mengerikan dalam sejarah", yang dilakukan terhadap diri mereka sendiri.

Duta Besar Rusia untuk Israel dipanggil untuk "mengklarifikasi" pernyataan tersebut.

Israel telah berusaha untuk mengambil langkah yang sulit sejak Rusia menginvasi Ukraina pada Februari.

Baca Juga: Perang Rusia Ukraina, Volodymyr Zelensky Serukan Genjatan Senjata untuk Evakuasi Warga Sipil di Pabrik Baja

 

Bennett secara khusus berusaha untuk mempertahankan kerja sama Rusia dengan serangan Israel di Suriah, di mana pasukan Rusia berada di lapangan.

Israel sejauh ini menolak permintaan Ukraina untuk minta dukungan militer, alih-alih memasok rompi anti peluru dan helm untuk pekerja medis, serta rumah sakit lapangan Israel.

Bennett telah berusaha untuk menengahi konflik tersebut dan termasuk di antara segelintir pemimpin dunia yang bertemu dengan Putin sejak invasi tersebut, melakukan perjalanan ke Moskow pada awal Maret.***

Editor: Sanny Abraham

Sumber: Straits Times

Tags

Terkini

Terpopuler