GEMPA Besar Magnitudo 8.7 Guncang Sumatera, Getaran Terasa hingga Bangkok Thailand, Sejarah 28 Maret

28 Maret 2022, 19:54 WIB
Ilustrasi gempa bumi. Gempa besar magnitudo 8.7 mengguncang Pulau Sumatera pada 28 Maret 2005. /Pixabay Angelo_Giordano Angelo_Giordano / 185 images/

DESKJABAR- Gempa besar dengan kekuatan mencapai magnitudo 8.7 mengguncang wilayah Pulau Sumatera, Indonesia.

Getaran gempa besar itu terasa hingga ke Kota Bangkok, Thailand atau berjarak 1.000 km jauhnya serta di Malaysia, Singapura, dan Sri Lanka.

Tsunami yang kecil juga tercatat terjadi di Pulau Cocos milik Australia.

Baca Juga: VIRAL DI TIK TOK, Will Smith Tampar Chris Rock di Panggung Piala Oscar, Menolak Lapor ke Polisi

Selain itu, getaran terasa di beberapa provinsi di Sumatera, seperti di Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu dan Palembang.

Gempa selama lima menit tersebut memutuskan aliran listrik dan telepon di sebagian pulau Sumatra.

Pusat Gempa yang terjadi pada 28 Maret 2005 pukul 23.09 WIB itu berada di 30 km di bawah permukaan Samudra Hindia, 200 km sebelah barat Sibolga, Sumatra atau 1400 km barat laut Jakarta, sekitar setengah jarak antara pulau Nias dan Simeulue.

Dengan kekuatan sebesar magnitudo 8.7, gempa tersebut merupakan gempa Bumi terbesar kedua di dunia sejak tahun 1964.

Segera setelah terjadi, muncul peringatan akan kemungkinan datangnya tsunami yang akhirnya tidak terjadi.

Gempa ini kemungkinan terpicu oleh gempa sebelumnya pada bulan Desember 2004, gempa Bumi Samudra Hindia 2004.

Selain gempa yang mengguncang Pulau Sumatera, tanggal 28 Maret juga mencatat peristiwa penting lainnya.

Berikut sejumlah peristiwa penting di tanggal 28 Maret, yang dirangkum deskjabar:

1830
Pada tanggal 28 Maret tahun 1830 terdapat peristiwa yakni Pangeran Diponegoro tertangkap oleh Belanda hingga akhirnya diasingkan ke Manado, Sulawesi Utara.

Pangeran Diponegoro memiliki nama asli Harya Dipanegara, lahir di Ngayogyakarta Hadiningrat, 11 November 1785 dan meninggal di Makassar, Hindia Belanda, 8 Januari 1855 pada umur 69 tahun.

Baca Juga: KNPI Kabupaten Tasikmalaya Miliki Ketua Baru, Ali Rasyid Katakan Hal Ini Untuk Pemuda di Tasikmalaya

Ia adalah salah seorang pahlawan nasional Republik Indonesia, yang memimpin Perang Diponegoro atau Perang Jawa selama periode tahun 1825 hingga 1830 melawan pemerintah Hindia Belanda.

Sejarah mencatat, Perang Diponegoro atau Perang Jawa dikenal sebagai perang yang menelan korban terbanyak dalam sejarah Indonesia.

Yaitu 8.000 korban serdadu Hindia Belanda, 7.000 pribumi, dan 200 ribu orang Jawa serta kerugian materi 25 juta Gulden.

1981
Garuda Indonesia Penerbangan 206 atau juga dikenal dengan sebutan Peristiwa Woyla adalah sebuah penerbangan maskapai Garuda Indonesia dari pelabuhan udara sipil Talangbetutu, Palembang ke Bandara Polonia, Medan.

Pesawat ini mengalami insiden pembajakan pesawat pada 28 Maret 1981 oleh lima orang teroris yang dipimpin Imran bin Muhammad Zein, dan mengidentifikasi diri sebagai anggota kelompok ekstremis "Komando Jihad".

Penerbangan dengan pesawat DC-9 Woyla tersebut berangkat dari Jakarta pada pukul 08.00 pagi, transit di Palembang, dan akan terbang ke Medan dengan perkiraan sampai pada pukul 10.55 WIB.

Dalam penerbangan, pesawat tersebut tiba-tiba dibajak oleh lima orang teroris yang menyamar sebagai penumpang.

Setelah mendarat sementara untuk mengisi bahan bakar di Bandara Penang, Malaysia, akhirnya pesawat tersebut terbang dan mengalami drama puncaknya di Bandara Don Mueang di Bangkok, Muang Thai tanggal 31 Maret.

Imran bin Muhammad Zein, pemimpin sel kelompok Komando Jihad yang melakukan peristiwa teror ini menuntut agar para rekannya yang ditahan pasca Peristiwa Cicendo di Bandung, Jawa Barat, supaya dibebaskan.

Baca Juga: MENUJU RAMADHAN 2022, Ustadz Adi Hidayat (UAH) Berujar Jangan Banyak Mengurusi Jin, Ini Alasannya

Dalam Peristiwa Cicendo, 14 anggota Komando Jihad membunuh empat anggota polisi di Kosekta 65 pada 11 Maret 1981 dini hari. Usai peristiwa itu, sejumlah anggota Komando Jihad ditahan dan terancam hukuman mati.

Peristiwa pembajakan pesawat Garuda DC-9 Woyla ini menjadi peristiwa terorisme bermotif "jihad" pertama yang menimpa Indonesia dan satu-satunya dalam sejarah maskapai penerbangan Indonesia.

Akibat peristwa ini, sebanyak 57 orang sempat disandera. Kemudian dalam aksi pembebasan, 4 pembajak tewas dan seorang kommando serta pilot juga ikut gugur. Total, ada 6 orang meninggal dunia.

2006
Tim dokter RSUD Dr. Soetomo Surabaya melaksanakan operasi transplantasi wajah yang pertama di Indonesia atas pasien bernama Siti Nur Jazilah (22).***

Editor: Yedi Supriadi

Sumber: Wikipedia

Tags

Terkini

Terpopuler