KONFLIK RUSIA UKRAINA, Indonesia Harus Banyak Ambil Pelajaran, Kata Connie Rahakundini Bakrie

4 Maret 2022, 08:56 WIB
Gedung kampus Universitas Nasional Karazin di kota Kharkiv Ukraina yang dihancurkan pasukan Rusia /Daily Mail/

 

DESKJABAR- Konflik Rusia Ukraina yang sedang terjadi saat ini banyak memberikan pelajaran termasuk untuk Indonesia.

Konflik Rusia Ukraina terus memanas, kota kota di Ukraina sudah dikepung pasukan Rusia dan sudah melancarkan serangan.

Banyak yang menyarankan untuk gencatan senjata dalam konflik Rusia Ukraina ini, tetapi diabaikan dan perang masih terjadi.

Baca Juga: Ukraina dan Rusia Sepakat Gencatan Senjata Sementara untuk Penyaluran Bantuan kepada Pengungsi

Konflik Rusia Ukraina terjadi karena Rusia ingin memberi pelajaran kepada Amerika dan NATO, bahwa Dunia ini tidak boleh dikendalikan satu negara atau satu kelompok saja.

Connie Rahakundini Bakrie, Pengamat bidang Militer dan Pertahanan Keamanan menyebutkan Konflik Rusia Ukraina terjadi karena Rusia ingin memberi pelajaran kepada Amerika atau NATO.

Hal itu terungkap dalam YouTube Heli Yahya Bicara dengan judul "Invasi Rusia-Ukraina Akankah Menyulut PD-III? - Connie Rahakundini Bakrie | Helmy Yahya Bicara" yang tayang pada 1 maret 2022.

Connie Rahakundini Bakrie menjelaskan, konflik Rusia Ukraina sederhananya Rusia memberi pelajaran kepada Amerika Serikat dan NATO.

Bahwa dunia ini tidak boleh dikendalikan oleh satu orang atau satu negara atau satu kelompok saja.

"Dan kenapa itu melewati kisruh Ukraina? karena Vladimir Putin ini sudah kesal, dan menurut saya wajar," kata Connie Rahakundini Bakrie.

 Baca Juga: Eksekusi Andin Melahirkan di Ikatan Cinta ‘Ancur’, Jauh dari Ekspektasi! Ini kata Netizen

Kata Connie, Vladimir Putin ini sudah kesal dari 2008, waktu Lituania dan Latvia itu diambil NATO atau masuk ke dalam NATO. Namun Putin pada saat itu masih merasa tidak apa apa karena Lituania dan Latvia itu jauh.

Jauh hari Vladimir Putin sudah sering mengingatkan kalau Ukraina itu jangan. Tapi kemudian pada tahun 2008 Ukraina dan Georgia diundang masuk keanggotaan NATO (Organisasi Militer Dunia).

"Padahal Putin itu pada tahun 2008 sudah memberi peringatan bahwa Amerika Serikat harus be very carefull dengan posisi Rusia," jelas Connie Rahakundini Bakrie.

Umpamanya, kalau Rusia masuk ke Meksiko, lalu Rusia menempatkan rudalnya di Kanada, perasaan Amerika Serikat itu seperti apa?” Kata Putin.

Sekiranya itulah yang ingin disampaikan pihak Putin bahwa gambaran perasaannya seperti itu jika Amerika Serikat mengambil Ukraina.

Kata Connie, jika melihat sejarahnya Rusia Ukraina, Ukraina ini bagian dari historikalnya Rusia. Dan masalah Ukraina ini juga tidak bisa dilihat seolah-olah sekedar masalah Putin.

"Kita harus lihat bahwa Ukraina punya masalah juga. Ukraina ini besarnya 633 km2 kira kira terbesar kedua di Eropa setelah Rusia. Jadi Ukraina itu waktu pecah punya internal affairs (urusan dalam negeri)," kata Connie.

Itu sebabnya juga kenapa Ukraina saat konflik sekarang menjadi hotspot.

"Kita Indonesia harus banyak belajar dari posisi Rusia Ukraina hari ini, karena Indonesia sama posisinya," kata Connie Rahakundini Bakrie.

Ukraina ini saking besarnya, makanya sisi barat dan sisi timur itu punya perbedaan. Orang di sisi barat merasa dia lebih Ukraina daripada Rusia di sisi timur dia lebih merasa dia European.

 Baca Juga: Bocoran Kode Redeem FF Terbaru 1 Menit yang Lalu Hari Ini Jum'at 4 Maret 2022, Dapatkan AK47 Evolution Dragon

Tapi kalau di sisi timur dia lebih merasa dia bagian dari historinya Rusia. Kemudian siebellis ini juga ada di bagian timur.

Makanya buat Rusia itu daerah mau dibikin untuk proksi tadinya supaya ada border yang menahan. Sama seperti Krimea yang menjadi penting bagi Rusia. Dan Putin hanya berpikir bahwa itu harus dikendalikan saja.

"Informasi terbaru yang saya dapatkan, negara-negara Arab sekarang ini sedang duduk dengan Israel akan membuat fakta pertahanan baru untuk timur tengah," kata Connie.

Artinya ini akan muncul apa yang dulu pa Martin Natalegawa bilang "keseimbangan kawasan", jadi tidak boleh kawasan itu berat sebelah.

"Contoh hari ini Indonesia. Makanya dalam konteks Rusia Ukraina saya mau tarik ke Indonesia," kata Connie Rahakundini Bakrie.

Dijelaskan Connie, apa beda Indonesia dengan Rusia hari ini. Indonesia dikelilingi oleh negara-negara yang membentuk kerja sama pertahanan FPDA atau kerjasama yang digalang oleh negara-negara bekas jajahan Inggris ada Singapura, ada Malaysia, ada Australia.

Kita juga dikelilingi 4 negara di kawasan Indo pasifik, ada India Jepang Amerika Serikat Australia lagi.

Baca Juga: 12 Positif Covid-19, 14 WNI dari UKRAINA Batal Evakuasi, yang Lain Sudah Tiba di Indonesia

"Kalau kita mau tarik root nya mereka ini, there are NATO family. Kalau mereka bergabung akhirnya Indonesia dikepung," kata Connie Rahakundini Bakrie.

Kata Connie, Coba lihat posisi Ukraina hari ini, kita juga ada Indonesia barat ada Indonesia Timur. Sama dengan Ukraina ada Ukraina barat ada Ukraina Timur.

Memang Indonesia barat belum pro China. Tapi coba perhatikan Indonesia Timur hampir semua Indonesia Timur bilangnya kami keluarga besar Pasifik.

"Jadi Maluku timur Papua ke sana mereka merasa mereka keluarga Pasifik. Indonesia rentan perpecahan internal affairs," kata Connie.

Kalau ini dibiarkan terus terjadi kata Connie ini bisa terjadi seperti di Ukraina di sisi timur. Jadi Indonesia harus banyak belajar dari konflik Rusia Ukraina ini.***

Editor: Dendi Sundayana

Sumber: YouTube Helmy Yahya Bicara

Tags

Terkini

Terpopuler