Tahun 1990 belantika musik rock Indonesia dikejutkan oleh Grup Band beraliran rock bernama Cynomadeus

- 19 November 2022, 06:45 WIB
Keberadaan grup Band Cynomadeus pada tahun 1990 menjadi perbincangan banyak pecinta musik terutama rock di tanah air karena kekhasan lagunya.
Keberadaan grup Band Cynomadeus pada tahun 1990 menjadi perbincangan banyak pecinta musik terutama rock di tanah air karena kekhasan lagunya. /Laman Tokopedia/

 

DESKJABAR - Kehadiran Grup band bergenre rock yang dibentuk oleh Iwan Madjid (keyboard) dan Eet Syahranie (gitar) ini pada perjalanannya menyertakan Fajar Satriatama (drum), Arry Syaff (vokal) dan Todung Pandjaitan (bass).

Berbeda dengan kelompok musik rock lainnya, Cynomadeus memberikan ruh pada musiknya berupa pembebasan berkarya pada sentuhan semua alat musik terutama pada melodi. Kelompok Cynomadeus menambah beberapa idiom bermusik dalam setiap lagunya.

Suara distorsi gitar dibentangkan panjang oleh gitaris Cynomadeus, Eet Syahranie pada hampir seluruh lagu. Meski memiliki latar belakang musik yang berbeda, namun harmoni solid dari berbagai kemampuan personilnya sangat kental dan terasa penuh warna.

Baca Juga: Update Hari Ini Klasemen Akhir 27 Daerah di Jawa Barat Porprov XIV Jabar 2022, Kabupaten Bekasi Juara Umum

Semua ini lantaran tali persahabatan antara personel di luar kelompoknya terasa lebih kuat.Inilah yang menjadi kekuatan grup Cynomadeus.

Eet Syahranie misalnya, pada saat bermain untuk grup band nya EdanE, bermain full speed dengan raungan gitarnya yang mengingatkan kita pada grup band beraliran rock Van Hallen.

Begitupula permainan drum Fajar Satriatama di Cynomadeus terasa keluar dari pola bermain Fajar di grup yang sama dengan Eet di EdanE.

Jika mendengarkan musik ini menjadi asik karena banyak unsur musik yang tak lazim diracik di kelompok musik ini.

Baca Juga: Resep Membuat Nasi Goreng Gila Mawut Spesial ala Chef Rudy Choirudin Rasanya Enak, Lezat dan Bikin Ketagihan!

Pada tahun 1990, grup band Cynomadeus menjadi perbincangan hingga diamini menjadi awal perubahan era musik rock Indonesia pada tahun 1990-an.

Karya orisinil mereka menjadi semacam tren kebaruan musik rock yang diakui beberapa pecinta musik rock Indonesia.

Sangat sulit mendefinisikan musik mereka, unsur musik rock dengan irama yang teratur terkadang samar terdengar. Mereka banyak memasukan unsur progresif meski tidak terlalu dominan.

Unsur rock klasik sebagai penguat kadang meluncur dari beberapa bagian notasi yang ditulis grup band ini.

Baca Juga: 8 Manfaat Sujud untuk Kesehatan:Terhindar Migrain Bahkan Menyegarkan Otak, Dijelaskan Dr Fidelma O'Leary

Konsep bermusik yang lahir dari ketulusan berkarya melandasi semangat mereka dalam membuat lagu karya sendiri.

Merilis album rekaman sebenarnya bukan tujuan awal mereka. Karena lagu yang mereka tulis jauh dari industri musik Indonesia yang kala itu masuk dapur rekaman adalah sebuah puncak karier bagi banyak penyanyi atau grup band.

Coba saja simak lagu-lagu Cynomadeus seperti “Era 1214 Saka”, “Opera Kota Naga (Wong Street)”, “Circus Show”, “Strawberry Pink”, atau lagu berjudul “65”. Mereka memasukan unsur musik rock, Classic funk dan warna musik lainnya yang menyatu dengan harmonis.

Ada lagu menarik berjudul “Circus Show” yang intronya lagunya diawali dengan suara snap bass ala vokalis dan basis Level 42, Mark King.

Baca Juga: Resep Nasi Goreng Praktis, Sederhana ala Chef Rudy Choirudin Rasanya Mantap Sekali Cocok Jadi Hidangan Sarapan

Mereka kemudian memasukkan musik rock klasik pada interlude dan melanjutkan komposisi lagunya dengan rock beat yang lantang.

Iwan Madjid sang penggagas kelompok ini benar-benar jenius, Cynomadeus meski tanpa banyak yang mengetahui kiprah musik mereka namun keberadaannya telah menorehkan sejarah musik rock yang orisinal dengan karya masterpiece, karya mereka sendiri.

Oh ya, nama Cynomadeus sendiri diambil karena ketertarikan personel band pada karya tulis. Wisnu Soeyono. Sebuah komik mengenai seorang musisi yang dijuluki Cynomadeus (Cycle Neo Amadeus), dan travel di perpindahan waktu.

Ketertarikan ini berlanjut dengan kesepakatan personel band untuk menunjuk Wisnu Soeyono sebagai penulis lirik tunggal untuk Cynomadeus.

Rekaman pertama mereka pada tahun 1990 dibawah bendera JEPS record berjudul sama dengan nama kelompok mereka “Cynomadeus”. Mereka hanya perlu waktu tiga bulan untuk untuk membuat 10 karya lagu yang mereka bubuhkan dalam album rare ini.

Album mereka dibilang langka, karena kelompok ini tidak berniat lagi membuat album lagi sepanjang kariernya.

Hingga pada tahun 2014 beberapa personel melakukan konser reuni untuk mengenang almarhum Iwan Madjid dan karya-karyanya dalam konser bertajuk “Tribute To Our Beloved Friend Iwan Madjid” yang berlangsung jumat 5 September 2014 di Airman Loung Sultan Hotel Jakarta. ***

 

Editor: Zair Mahesa

Sumber: data pribadi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah