Anak Sedih Berkepanjangan, Sering Marah atau Mengeluh Sakit? Waspada Despresi, Ini Ciri dan Cara Mengatasinya

- 30 Agustus 2022, 17:30 WIB
Ilustrasi, Anak bisa depresi, kenali ciri dan cara mengatasinya.
Ilustrasi, Anak bisa depresi, kenali ciri dan cara mengatasinya. /Pixabay/HaticeEROL/

DESKJABAR - Seringkali orang tua tidak menyadari jika anak mengalami depresi.Perhatikan apakah dia berubah perilaku, sering marah, sedih berkepanjangan atay sering mengeluh sakit.

Depresi berbeda dengan kegelisahan yang normal atau emosi yang mengiringi perkembangan mereka.

Namun tidak berarti hanya karena anak memperlihatkan kesedihan lalu ia mengalami depresi.

Akan tetapi, jika kesedian itu berlangsung terus menerus dan mengganggu aktivitas sosial, minat, tugas sekolah atau kehidupan keluarga yang normal, bisa jadi anak mengalami depresi.

Baca Juga: 1 Ton Sabu Ancam 5,9 Juta Jiwa Generasi Muda Rusak, Terungkap di Sidang Penyelundupan Narkotika

Depresi memang penyakit seriaun, namun bukan berarti tidak dapat disembuhkan atau diobati.

Gejala depresi pada anak berbeda-beda. Sehingga kondisi anak depresi seringkali tidak terdeteksi karena dianggap sebagai gejala perubahan emosi dan psikologis biasa.

Studi medis memperlihatkan di mana suasana hati anak yang tertekan dibuktikan dengan bertingkah laku atau perilaku marah.

Namun, gejala utama depresi biasanya berkisar pada kesedihan, perasaan putus asa, dan perubahan suasana hati.

Baca Juga: Keutamaan dan Tata Cara Sujud Syukur Pada Allah SWT, Ajaran Rasulullah SAW Tiap Menerima Berita Gembira

Ciri dan gejala depresi pada anak antara lain:

- Keengganan atau kemarahan

- Perasaan sedih dan putus asa yang terus menerus

- Menarik diri dari hubungan sosial

- Menjadi lebih sensitif terhadap penolakan

- Perubahan nafsu makan, bisa meningkat atau menurun

- Perubahan tidur (sulit tidur atau malah tidur berlebihan)

Baca Juga: JAPAN OPEN 2022 : 2 Wakil Ganda Putra Marcus-Kevin dan Bagas-Fikri Lolos ke Babak 16

- Ledakan vokal atau menangis

- Sulit berkonsentrasi

- Kelelahan dan energi rendah

- Keluhan fisik (seperti sakit perut dan sakit kepala) yang tidak merespon pengobatan

- Kesulitan selama acara dan kegiatan di rumah atau dengan teman, di sekolah, selama kegiatan ekstrakurikuler, dan dengan hobi atau minat lain

- Perasaan tidak berharga atau bersalah

- Gangguan berpikir atau konsentrasi

- Pikiran tentang kematian atau bunuh diri

Tidak semua anak memiliki semua gejala ini. Faktanya, sebagian besar akan menunjukkan gejala yang berbeda pada waktu berbeda pula.

Meskipun beberapa anak mungkin terus berprestasi dengan cukup baik, sebagian besar anak yang depresi akan mengalami perubahan nyata dalam aktivitas sosial.

Selain itu, bisa jadi mereka kehilangan minat di sekolah, kinerja akademik yang buruk, atau perubahan penampilan.

Anak-anak juga dapat mulai menggunakan obat-obatan atau alkohol, terutama jika mereka berusia di atas 12 tahun.

Meskipun relatif jarang terjadi pada remaja di bawah 12 tahun, anak-anak kecil melakukan percobaan bunuh diri. Mungkin melakukannya secara impulsif saat mereka kesal atau marah.

Anak perempuan lebih mungkin untuk mencoba bunuh diri, tetapi anak laki-laki lebih mungkin untuk benar-benar bunuh diri ketika mereka mencoba bunuh diri.

Anak-anak dengan riwayat kekerasan dalam keluarga, penyalahgunaan alkohol, mengalami kekerasan fisik atau seksual memiliki risiko lebih besar untuk bunuh diri, seperti halnya mereka yang memiliki gejala depresi.

Jika anak diduga depresi segera kunjungi psikolog atau psikiater. Penangan lebih cepat akan lebih baik.***

Editor: Syamsul Bachri

Sumber: webmd.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah