Kisah Mistis di Balik Cerita Rakyat Batu Gantung di Danau Toba, Sumatera Utara yang Melegenda

- 13 Juli 2022, 10:37 WIB
Legenda Batu Gantung yang berada di Danau Toba, Sumatera Utara/Tangkapan layar YouTube Ashari Swondo/ 3 Januari 2020
Legenda Batu Gantung yang berada di Danau Toba, Sumatera Utara/Tangkapan layar YouTube Ashari Swondo/ 3 Januari 2020 /

Seruni kemudian berjalan ke arah tebing di tepi Danau Toba, namun tiba-tiba ia terperosok ke dalam sebuah lubang batu besar hingga masuk ke dasarnya. Seruni putus asa karena tidak bisa minta tolong pada siapapun, karena ia hanya ditemani Si Toki anjing peliharaannya.

Dalam hatinya Seruni berkata, lebih memilih mati di dalam lubang itu. Tiba-tiba saja dinding-dinding lubang tersebut mulai merapat. “Parapat! Parapat batu!” seru Seruni agar dinding batu semakin merapat dan menghimpit tubuhnya.

Melihat kejadian itu Si Toki pun langsung berlari ke rumah untuk meminta pertolongan. Sesampainya di rumah Si Toki segera menghampiri orang tua Seruni dengan menggonggong, mencakar-cakar tanah dan mondar-mandir di sekitar majikannya.

Si Toki seperti berusaha memberitahukan bahwa Seruni berada dalam bahaya. Penduduk sekitar pun hanya mendengar sayup-sayup suara dari lubang "parapat, parapat batu!”.

Baca Juga: 2 Tempat Wisata Dan Rekreasi di Semarang Paling Indah, Lengkap Mulai Dari Cafe Sampai Kolam Renang

Namun, tidak ada seorang pun yang bisa menjangkau ke lubang tersebut hingga akhirnya goncangan dahsyat terjadi dan membuat lubang secara perlahan merapat dan tertutup dengan sendirinya. Seruni yang berada di dalam lubang pun akhirnya terhimpit dan tidak bisa diselamatkan.

Beberapa saat setelah gempa berhenti, di atas lubang yang telah tertutup itu muncul sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis yang seolah-olah menggantung pada dinding tebing.

Orang-orang yang melihat kejadian itu mempercayai bahwa batu itu adalah penjelmaan dari Seruni yang kemudian menamainya sebagai Batu Gantung.

Daerah di sekitar Batu Gantung sekarang diberi nama Parapat, karena ucapan Seruni terakhir yang didengar oleh warga hanyalah “parapat, parapat, dan parapat”. Kini Parapat telah menjelma menjadi salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara.***

Halaman:

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah