Kisah Mistis di Balik Cerita Rakyat Batu Gantung di Danau Toba, Sumatera Utara yang Melegenda

- 13 Juli 2022, 10:37 WIB
Legenda Batu Gantung yang berada di Danau Toba, Sumatera Utara/Tangkapan layar YouTube Ashari Swondo/ 3 Januari 2020
Legenda Batu Gantung yang berada di Danau Toba, Sumatera Utara/Tangkapan layar YouTube Ashari Swondo/ 3 Januari 2020 /


DESKJABAR - Seperti yang kita ketahui, cerita rakyat biasanya menggambarkan tentang kejadian pada zaman dahulu kala, yang berasal dan berkembang di masyarakat pula.

Cerita rakyat pada umumnya memang selalu meninggalkan kenangan yang akan menjadi bukti bahwa kisah rakyat tersebut memang pernah terjadi.

Tak hanya itu, cerita rakyat juga akan menjadi ciri khas setiap bangsa yang memiliki culture budaya dan sejarah yang beraneka ragam.

Salah satu contoh cerita rakyat yang paling populer adalah Malin Kundang, yakni kisah seorang anak laki-laki durhaka yang dikutuk jadi batu oleh ibunya di Padang.

Baca Juga: 2 Tempat Wisata di Bogor yang Seru Banget, Bisa Menaiki Balon Udara, Perahu Naga, Sepeda Air dan Petik Buah

Di Sumatera Utara, tepatnya di Danau Toba Simalungun ada sebuah cerita rakyat Batu Gantung yang melegenda.

DeskJabar mengutip informasi dari Instagram Dagelan Mistis berjudul 'Legenda Batu Gantung, Cerita Rakyat Asal Sumatera Utara' yang diunggah pada 8 Juli 2022, bahwa Batu Gantung menjadi daya pikat wisatawan saat menyusuri atau menyebrang ke Pulau Samosir.

Menyusuri Danau Toba menggunakan kapal menjadi wisata yang wajib dilakukan. Selain kita akan melihat pemandangan tebing Batu Gantung, tapi juga danau dan bukit hijau ditambah air yang jernih menembus apa yang berada di dasar danau.

Legenda batu yang mencuat dari sisi tebing di pinggir Danau Toba ini sudah tersebar dari mulut ke mulut, bahkan legenda ini sempat diceritakan dalam buku pelajaran siswa Sekolah Dasar.

Baca Juga: Prediksi Pengumuman Hasil Seleksi Gelombang 36 Kartu Prakerja? Simak Ulasannya Berikut Ini!

Kesan mistis atau mitos masih melekat di Danau Toba, maka dari itu banyak orang yang harus menjaga tata bicara dan sikapnya.

Lalu bagaimana kisah sebenarnya dari Batu Gantung ini? Kita simak penjelasannya berikut ini :

Pada zaman dahulu kala, ada sepasang suami istri yang mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik bernama Seruni.

Mereka tinggal di sebuah desa kecil di pinggiran danau Toba, Sumatera Utara.

Baca Juga: Tes Kepribadian: Pilih Satu Burung Ini Kemudian Temukan Kekuatan dan Kelemahan Anda

Orang tua Seruni bermata pencaharian sebagai petani dan ia sering ikut membantu orang tuanya di ladang yang berada di tepi Danau Toba tersebut.

Seruni sedih karena ayahnya menjodohkannya dengan seorang pemuda yang masih sepupunya sendiri, tetapi dirinya mencintai pemuda lain, yaitu kekasihnya.

Sebenarnya Seruni ingin menolak keinginan orang tuanya itu, namun ia takut mengecewakan mereka dan takut menjadi anak yang durhaka.

Seruni merasa putus asa karena tidak tahu harus berbuat apa, ia ingin mengakhiri hidupnya dengan cara menceburkan diri ke Danau Toba dengan membawa anjing peliharaannya, Si Toki.

Baca Juga: Jadwal Singapore Open 2022 Hari Ini, Ada 13 Wakil Indonesia di Babak Kualifikasi, Tayang Dimana? TV Apa?

Seruni kemudian berjalan ke arah tebing di tepi Danau Toba, namun tiba-tiba ia terperosok ke dalam sebuah lubang batu besar hingga masuk ke dasarnya. Seruni putus asa karena tidak bisa minta tolong pada siapapun, karena ia hanya ditemani Si Toki anjing peliharaannya.

Dalam hatinya Seruni berkata, lebih memilih mati di dalam lubang itu. Tiba-tiba saja dinding-dinding lubang tersebut mulai merapat. “Parapat! Parapat batu!” seru Seruni agar dinding batu semakin merapat dan menghimpit tubuhnya.

Melihat kejadian itu Si Toki pun langsung berlari ke rumah untuk meminta pertolongan. Sesampainya di rumah Si Toki segera menghampiri orang tua Seruni dengan menggonggong, mencakar-cakar tanah dan mondar-mandir di sekitar majikannya.

Si Toki seperti berusaha memberitahukan bahwa Seruni berada dalam bahaya. Penduduk sekitar pun hanya mendengar sayup-sayup suara dari lubang "parapat, parapat batu!”.

Baca Juga: 2 Tempat Wisata Dan Rekreasi di Semarang Paling Indah, Lengkap Mulai Dari Cafe Sampai Kolam Renang

Namun, tidak ada seorang pun yang bisa menjangkau ke lubang tersebut hingga akhirnya goncangan dahsyat terjadi dan membuat lubang secara perlahan merapat dan tertutup dengan sendirinya. Seruni yang berada di dalam lubang pun akhirnya terhimpit dan tidak bisa diselamatkan.

Beberapa saat setelah gempa berhenti, di atas lubang yang telah tertutup itu muncul sebuah batu besar yang menyerupai tubuh seorang gadis yang seolah-olah menggantung pada dinding tebing.

Orang-orang yang melihat kejadian itu mempercayai bahwa batu itu adalah penjelmaan dari Seruni yang kemudian menamainya sebagai Batu Gantung.

Daerah di sekitar Batu Gantung sekarang diberi nama Parapat, karena ucapan Seruni terakhir yang didengar oleh warga hanyalah “parapat, parapat, dan parapat”. Kini Parapat telah menjelma menjadi salah satu kota tujuan wisata di Provinsi Sumatera Utara.***

Editor: Ferry Indra Permana


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah